EDITORIAL: Pilwako Pangkalpinang 2024, Epic Comeback SOPAN atau Senyum Jilid 2?

EDITORIAL: Pilwako Pangkalpinang 2024, Epic Comeback SOPAN atau Senyum Jilid 2?

Terkini | lintasbabel.inews.id | Jum'at, 26 Juli 2024 - 17:20
share

PANGKALPINANG, Lintasbabel.iNews.id - Pemilihan Kepala Daerah Walikota (Pilwako) Pangkalpinang 2024, sudah mulai sedikit memanas. Ya, boleh dibilang hangat-hangat kuku seperti kondisi cuaca belakangan ini, dikata panas tidak juga, dingin juga tidak.

Pilwako di wilayah berpenduduk 236.267 jiwa ini menarik untuk diikuti. Karena memang menjadi barometer peta politik di wilayah Kepulauan Bangka Belitung (Babel).

Sudah bukan barang baru, jelang Pilwako biasanya akan muncul sejumlah tokoh yang akan mempromosikan diri sebagai bakal calon (balon), baik itu balon walikota ataupun balon wakil walikota.

Sebut saja nama seperti Maulan Aklil alias Molen (balon incumbent), Muhamad Sopian (balon incumbent), Prof. Saparudin alias Udin, Suparlan Dulaspar, Radmida Dawam. Lalu ada Riki Kurniawan, Basit Cinda, dua tokoh anak muda yang mencoba "cek ombak" di survei kandidat.

Dari sejumlah nama tersebut, sosok yang mencuri perhatian publik adalah Muhammad Sopian. Pasalnya, dia sempat dikabarkan tidak akan kembali ke dunia politik, lantaran pada tahun 2022 sempat jatuh sakit dan dirawat di RS di Jakarta. Sejumlah pihak pun menyebut, kalau kondisi Sopian tak lagi memungkinkan bagi dirinya berlaga di Pilwako selanjutnya.

Namun, secara mengejutkan, pada medio 2023, Sopian memberikan pernyataan jika dia siap maju di Pilwako 2024. 

"Insya Allah, kesehatan saya membaik, saya siap maju di Pilkada Pangkalpinang". Pernyataan yang diutarakannya usai bersilaturahmi dengan seniornya di Partai Golkar, Hidayat Arsani.

 

Jika sebelumnya dia menjadi wakil walikota, kali ini dia maju sebagai orang nomor satu di Pangkalpinang. Karir Muhammad Sopian terbilang cukup panjang, dimana dia memulainya dari seorang abdi negara alias pegawai negeri sipil (PNS), tepatnya pada tahun 1986. Tahun 1995, dia menjabat sebagai Lurah Bukit Merapin, kemudian sebagai Camat Rangkui di tahun 2011-2013.

Di sinilah karir politik Sopian bermula, dia dipinang oleh Muhammad Irwansyah sebagai Wakil Walikota untuk bertarung di Pilwako tanggal 26 Juni 2013 silam. Pasangan dengan jargon Sekawan ini memenangi kontestasi putaran kedua dengan raihan 35.399 suara atau 52,57 persen, unggul dari pasangan Saparudin-Maulan Aklil yang hanya meraih 47,43 persen atau sebanyak 31.942 suara.

Pada Pilwako kala itu, terdapat 7 pasangan calon walikota dan wakil walikota yakni, Naziarto-Nursaadah, Thomas Japri-Yulianto Satin, Ridwan Thalib-Sarpin, Saparudin-Maulan Aklil, Irwansyah-Sopian, Bahar Buasan-Herman Faizuddin, dan Malikul Amjad-Eka Mulya.

Sopian kembali maju pada Pilwako 2018, namun kali ini menjadi pasangan kompetitornya dulu, yakni Maulan Aklil dengan slogan SMS (Senyum Molen Sopian). Lagi-lagi, Molen-Sopian sukses memenangi pilkada dengan 41,59 persen suara (31.792).

Mereka mengungguli 3 pasangan lainnya, seperti Rinaldi Abdullah-Benediktus Sarjulianto (6.562/ 8,58), Saparudin-Edison (25.283/ 33,07), dan Endang Kusumawaty-Ismiryadi (12.812/ 16,76).

Nama Sopian lekat dengan candaan warung kopi beberapa warga Kota Pangkalpinang, "Sebenar e urang mileh Sopian, Wawan menang karne ade Sopian, Molen menang karne urang mileh Sopian, urang tau e ade Sopian di situ". Begitulah kira-kira obrolan ringan penikmat kopi.

 

Tak Dianggap

Sayang, 5 tahun kebersamaanya dengan Maulan Aklil, Sopian tidak mendapatkan porsi dan kewenangan sebagai seorang Wakil Walikota Pangkalpinang. Publik kerap menilai kalau Molen berjalan sendiri di Pemkot Pangkalpinang, sementara Sopian hanya sekadar menjadi pelengkap stempel saja.

Sopian jarang tampil di beberapa momen dan even resmi Pemkot Pangkalpinang, puncaknya terjadi pada 3 November 2021 dimana Sopian membuat status di WhatsApp miliknya.

"Emang dak de agik ok (emang tidak ada lagi ya) Wakil Walikota Pangkalpinang ne, kapan Walikota memberhentikannya tolong Bu sekda dan OPD/ bagian yang terkait kalau memang sudah diberhentikan tolong sampaikan SK atau surat penghentiannya," demikian bunyi pesan yang ditulis dalam status WhatsApp pribadi milik Sopian, Rabu (3/11/2021) sore.

Apa yang dilakukan Sopian ini langsung viral dan membuat heboh warga Ibukota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel).

"Sejak lama hal ini saya diamkan dengan harapan adanya perubahan sikap dan saling menghargai bahwa walikota dan wakil walikota itu dipilih oleh masyarakat, tentunya keduanya memiliki hak dan tanggung jawab bersama dalam membangun Pangkalpinang ini, kalau saya tidak pernah terlibat dalam proses pembangunan ini, saya mempunyai beban moral, beban politik kepada masyarakat. Hal inilah yang saya tidak bisa tinggal diam. Karena masih banyak masukan2 kepada pemerintah kota pangkalpinang melalui saya baik sbg asn maupun masyarakat," ujar Sopian.

 

Sopian bahkan sempat melontarkan pernyataan akan mengundurkan diri sebagai Wakil Walikota.

"Saya targetkan tanggal 14 November sekarang tahun ini (2021)," kata Sopian, saat ditemui jurnalis di ruang kerjanya, Kamis (4/11/2021).

Masa jabatan Sopian bersama Maulan Aklil yang saat kampanye mengusung jargon SMS (Senyum Molen Sopian) sebagai kepala daerah, tercatat hingga 2023. Meski sempat terpikir untuk mundur dari jabatan strategis tersebut, Sopian akhirnya mengurungkan niatnya itu, demi kepentingan yang lebih luas.

"Namun, karena melihat situasi seperti ini dan saya merasa saya disini dipilih oleh rakyat, kalau saya mengundurkan diri, berarti saya mengkhianati masyarakat. Jadi, niat mengundurkan diri saya batalkan. Saya akan berjuang sesuai kemampuan saya," ujarnya.

Sopian mengatakan, alasannya memilih mundur waktu itu, karena merasa tak dianggap sebagai bagian dari Pemerintahan Kota Pangkalpinang. Salah satu kerja yang tidak ditindak lanjuti, kata Sopian, adalah persoalan terkait Tim Kreatif Walikota.

"Saya hampir putus asa. Saya tidak diberi peluang untuk masuk. Mungkin kawan-kawan (media,-red) masih ingat saat saya sidak Tim Kreatif Walikota, waktu itu saya mengajak inspektur untuk ke diknas dan lainnya. Apa kenyataannya? belum diproses, belum dikerjakan sesuai prosedur. Siang itu langsung Bu Sekda, Kepala Diskominfo langsung konferensi pers menyatakan bahwa Tim Kreatif Walikota tidak ada masalah," katanya.

 

Kali ini, tidak lagi menjadi orang nomor dua, M Sopian maju di Pilwako 2024 sebagai Walikota Pangkalpinang, menggandeng Suparlan Dulaspar, mantan Kepala Dinas PUPR Kota Pangkalpinang. Keduanya memilih jargon SOPAN. Menariknya, Suparlan adalah orang yang sempat melaporkan Walikota Pangkalpinang Maulan Aklil ke KPK beberapa waktu lalu atas dugaan menerima gratifikasi, atas fee proyek senilai Rp50 juta pada akhir tahun 2021 lalu.

 

Molen Gandeng Masagus Hakim

Maulan Aklil alias Molen, nama yang mulai terkenal sejak tahun 2018 lalu. Sebelumnya, tidak ada yang tau siapa sosok yang satu ini. Molen lahir Kota Pangkalpinang pada tanggal 4 Maret 1976.

Usai menamatkan pendidikan di SMAN 1 Sungailiat, Bangka, Molen hijrah ke daerah seberang yakni Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) pada tahun 1993. Di sana dia menjadi PNS di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) pada tahun 1999-2013 sebagai Kepala BKD. Tahun 2015 dia diangkat sebagai Pj Bupati Ogan Komering Ulu (OKU).

Lulusan Universitas Sriwijaya (Unsri) ini mulai dikenal publik Kota Pangkalpinang sejak Pilwako 2018, yang kala itu berpasangan dengan Muhammad Sopian. Keduanya pun menang di pilkada tersebut, mengungguli Saparudin-Edison Taher.

Sepanjang karirnya di pemerintahan, Molen sempat diterpa sejumlah isu kurang sedap, yang paling diingat publik adalah dirinya sempat dilaporkan ke KPK oleh mantan anak buahnya sendiri (Suparlan Dulaspar) terkait dugaan gratifikasi proyek senilai Rp50 juta. Terakhir terkait dirinya yang diperiksa KPK lantaran aksi pamer harta atau flexing istrinya.

Kabar flexing ini sempat membuat Molen pusing tujuh keliling, bahkan beberapa saat setelah berita flexing ramai di media, postingan sang istri di media sosial pribadinya dihapus, terutama yang ada kaitannya dengan tas branded, dan jam tangan mewah. Sebagai informasi, istri Molen menjadi caleg terpilih DPRD Babel pada Pileg 2024 lalu.

Kali ini, Molen menggandeng Masagus Hakim, Kepala Dinas Kesehatan Kota Pangkalpinang, yang "diangkut" Molen dari Palembang.

 

Baik Molen dan Masagus bukan orang baru, keduanya sudah berkawan puluhan sejak menjadi PNS di Sumatera Selatan.

Molen-Masagus mendapat rekomendasi dari PDIP, dan Partai Demokrat sebagai pasangan calon di Pilwako Pangkalpinang 2024.

DR dr Masagus M Hakim Mkes., lahir di Palembang tanggal 28 Agustus 1972. Dia sebelumnya sempat mengenyam sejumlah jabatan di tempat asalnya di Sumsel, seperti Direktur RSUD Kayuagung, Kepala Dinkes di OKI dan Banyuasin, terakhir menjabat Kadinkes Kota Pangkalpinang.

Masagus sempat menjadi buah bibir beberapa minggu terakhir, karena dia terkesan membela anak buahnya di Dinkes Kota Pangkalpinang, seorang Kabid berinisial Y yang diduga terlibat skandal perselingkuhan.

Masagus sempat mengelak jika Y adalah salah satu pejabat di Dinkes, namun belakangan tersiar kabar Masagus menonjobkan Y, yang artinya bahwa dia membenarkan skandal tersebut terjadi dan akhirnya mengakui secara tidak langsung jika Y adalah bawahannya.

Informasi yang berkembang, lambannya penindakan kepada Y karena Masagus dan Y sendiri disebut-sebut memiliki hubungan kekerabatan.

 

Baik Sopian maupun Suparlan, tampaknya sama-sama pihak yang pernah "dicampakkan" oleh Walikota Maulan Aklil alias Molen. Keduanya kini seakan-akan ingin membuktikan bahwa mereka bisa ikut bertarung di Pilwako tahun ini, dan memenangkan kontestasi. 

Lantas, mampukah Sopan (Sopian-Suparlan) melakukan comeback terhadap Molen, yang digadang-gadang akan menggandeng dr Masagus Hakim, yang kini menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kota Pangkalpinang.

Atau  malahan Molen-Masagus, kawan lama yang justru bisa merebut hati masyarakat Kota Pangkalpinang? Menarik untuk dinantikan kontestasi politik di Kota Berarti, Negeri Pangkal Kemenangan itu.

Topik Menarik