Aksi Heroik Guru Rosalina di Yahukimo, Tewas Dianiaya KKB saat Tolong Rekan
JAKARTA, iNews.id - Seorang guru tewas menjadi korban kekejaman kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, Sabtu (22/3/2025). Korban bernama Rosalina Rerek Sogen, guru kontak perempuan asal Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Rosalina menjadi satu-satu korban tewas dalam serangan brutal KKB kepada guru dan tenaga kesehatan. Dia dianiaya KK secara keji saat melakukan aksi heroik menolong rekannya yang terluka akibat menjadi korban penganiayaan.
Informasi diperoleh iNews, awalnya KKB mendatangi rumah dinas para guru di pedalaman Papua tersebut dan melakukan pembakaran serta penganiayaan, Jumat (21/3/2024).
Para guru dan nakes berhasil selamat setelah bersembunyi di rumah dinas nakes. Namun keesokan harinya, KKB kembali datang dan mendapati korban Rosalina sedang memberikan pertolongan medis kepada rekan lainnya. Saat itulah korban dianiaya dengan senjata tajam hingga tewas dengan luka di sekujur tubuh.
Polri Bongkar Perdagangan Orang Jaringan Internasional, Kirim Pekerja Migran Ilegal ke Bahrain
KKB diduga menyerang para korban yang diduga sebagai mata-mata aparat. Terkait hal ini, Bupati Yahukimo Didimus Yahuli membantah tegas tudingan tersebut.
Bupati mengatakan, Pemerintah Kabupaten Yahukimo langsung mengambil langkah cepat dengan mengevakuasi para guru dan tenaga kesehatan demi keselamatan mereka. Pada hari pertama evakuasi, sebanyak 58 orang dipindahkan ke Jayapura.
Sementara di hari kedua, jumlah yang dievakuasi mencapai ratusan orang dan dipindahkan ke Ibu Kota Dekai.
Bupati Didimus Yahuli menegaskan seluruh guru dan tenaga kesehatan yang ditempatkan di pedalaman Yahukimo merupakan warga sipil yang telah bertugas sejak 2021. Dia juga memastikan proses rekrutmen tenaga pendidik dan kesehatan dilakukan secara transparan serta memenuhi persyaratan ketat.
“Tudingan dari kelompok tertentu yang menyebut nakes dan guru ini adalah mata-mata, saya pastikan itu tidak benar. Rekrutmen mereka dilakukan secara terbuka dan dengan syarat yang ketat. Jadi sekali lagi, saya tegaskan mereka bukan mata-mata,” ujarnya, Minggu (23/3/2025).
Bupati Yahuli bahkan menantang pihak-pihak yang menuduh untuk membuktikan klaim mereka.
“Kalau benar mereka mata-mata, tolong buktikan kepada saya dari satuan mana mereka berasal dan berapa nomor anggotanya. Jika ada yang bisa membuktikan itu, saya siap mundur dari jabatan bupati. Tapi saya yakin sekali tuduhan itu tidak benar,” katanya.
Selain memastikan keselamatan tenaga pendidik dan kesehatan, Bupati Yahuli juga meminta aparat keamanan, baik TNI maupun Polri mengejar dan melakukan penegakan hukum terhadap KKB yang melakukan aksi teror di Yahukimo.
“Tidak ada ruang dan tempat bagi kelompok mana pun untuk membunuh orang lain. Saya meminta kepada aparat kepolisian dan TNI untuk segera menegakkan hukum agar korban dan keluarganya mendapat keadilan,” ucapnya.