Menko PMK Pastikan Modifikasi Cuaca Dilanjutkan, Cegah Curah Hujan Tinggi
JAKARTA, iNews.id - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno memastikan modifikasi cuaca terus berlanjut. Operasi tersebut diperlukan untuk menekan curah hujan tinggi pada Desember 2024 hingga Februari 2025 yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi.
“Potensi bencana hidrometeorologi cukup tinggi, sebagaimana tadi dijelaskan oleh kepala BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika). Untuk mengurangi risiko tersebut, pemerintah melalui BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) akan terus melakukan modifikasi cuaca agar hujan deras dapat diturunkan di laut sebelum mencapai daratan,” kata Pratikno dalam keterangannya, Sabtu (21/12/2024).
Dia menegaskan upaya modifikasi cuaca tidak dapat sepenuhnya menghilangkan risiko hujan lebat. Oleh karena itu, pemerintah daerah harus benar-benar siaga dengan memastikan kesiapan infrastruktur, aparat dan masyarakat menghadapi potensi bencana.
Pratikno menyebut bantuan dari pemerintah pusat melalui BNPB juga telah diserahkan kepada sejumlah daerah.
Dia menekankan agar pemerintah daerah terus menyiagakan anggaran serta mengoptimalkan infrastruktur dan koordinasi agar mitigasi bencana dapat berjalan maksimal, terlebih saat libur Natal dan Tahun Baru.
“Masyarakat juga harus terus mengikuti update mengenai potensi bencana hidrometeorologi. Aparat pemerintah di bawah perlu aktif menyosialisasikan potensi bencana ini kepada masyarakat, termasuk memberikan informasi tentang jalur perjalanan yang aman untuk menghindari risiko hujan lebat dan longsor,” jelasnya.
Salah satu modifikasi cuaca yang dilakukan yakni di Jakarta pada 7-8 Desember 2024. Operasi ini mampu mengurangi intensitas hujan hingga 67 persen di beberapa wilayah, sehingga menurunkan risiko banjir dan genangan.
Pada 5 Desember 2024 lalu, BMKG mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem yg diprediksi akan terjadi pada 6-8 Desember 2024 dan dapat berlanjut hingga 9 Desember 2024. Dampaknya, berupa hujan lebat, yang dapat disertai kilat-petir, dan angin kencang.
Cuaca ekstrem yang dipicu oleh beberapa fenomena atmosfer yang terjadi dalam waktu yg bersamaan ini diprakirakan dapat terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia, terutama di Jawa Barat, Banten Selatan dan Jakarta.
Situasi tersebut diprakirakan berlangsung selama 3 hingga 4 hari setelah peringatan dini dikeluarkan. Modifikasi cuaca yang dilakukan merupakan bagian dari mitigasi lanjut terhadap hasil prakiraan dan peringatan dini yang dikeluarkan oleh BMKG.