Hari Pahlawan 2024 Kapan? Ini Tanggal dan Sejarahnya
JAKARTA, iNews.id - Hari Pahlawan 2024 kapan. Hari Pahlawan diperingati setiap tanggal 10 November atau tepat tahun ini Minggu (10/11/2024).
Peringatan Hari Pahlawan tahun 2024 bertemakan Teladani Pahlawanmu, Cintai Negerimu. Tema ini mencerminkan semangat kebangsaan yang kuat, panggilan untuk bersatu, menjaga identitas nasional, dan memperkuat rasa cinta tanah air.
Pada tahun ini, Kementerian Sosial menyiapkan serangkaian pedoman yang dapat dijadikan rujukan dalam memperingati Hari Pahlawan. Melalui Surat Menteri Sosial Nomor S.2144/MS/PB.06.00/10/2024, serangkaian acara dan kegiatan yakni ziarah ke Taman Makam Pahlawan, Upacara Tabur Bunga hingga Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional di Istana Negara.
Pemerintah melalui Keppres Nomor 316 tahun 1959 pada 16 Desember 1959 menetapkan 10 November sebagai Hari Pahlawan melalui Keppres Nomor 316 tahun 1959 pada 16 Desember 1959. Keputusan itu ditetapkan oleh Presiden Soerkarno.
Sejarah 10 November ditetapkan sebagai Hari Pahlawan karena sebuah pertempuran besar dan hebat terjadi di Surabaya pada 10 November 1945. Melansir Jurnal Inovasi Penelitian (2021) bertajuk Pertempuran Surabaya Tahun 1945 dalam Perspektif Perang Semesta pertempuran ini didasari oleh keengganan rakyat Surabaya untuk kembali dijajah oleh Belanda.
Kala itu, Belanda datang dengan membonceng tentara sekutu, NICA. Tentara Belanda beralasan ingin membebaskan tawanan perang usai Jepang menyerah pada akhir Perang Dunia 2.
Bahkan, masyarakat Surabaya merobek bendera Belanda di atas hotel Yamato, pada 19 September 1945, sebagai bentuk protes kehadiran NICA dan Belanda.
Sebelumnya, bendera tersebut sengaja dipasang oleh beberapa orang keturunan Indo-Belanda. Intensitas semakin terasa panas ketika komandan militer Inggris, Albertine Walters Sothern Mallaby tewas pada 30 Oktober dalam kontak senjata, di sekitaran Jembatan Merah, Surabaya.
Kematian Mallaby jelas membuat tentara Inggris naik pitam dan meminta Soekarno untuk bertanggung jawab. Inggris bahkan mengultimatum Indonesia untuk segera menyerahkan seluruh senjatanya kepada Inggris, paling lambat tanggal 10 November sebelum pukul 6 pagi.
Sayangnya, perbincangan yang dilakukan pemerintah provinsi Jawa Timur dan pemerintah pusat tidak menemui titik terang alias buntu. Soekarno pun menyerahkan seluruh keputusan di tangan rakyat Surabaya.
Gubernur Jawa Timur kala itu, Raden Mas Tumenggung Ario Soerjo, bersama masyarakat Surabaya memutuskan untuk melawan Inggris dan pecahlah pertempuran 10 November 1945. Ribuan masyarakat ikut dalam pertempuran ini.
Bahkan, tentara Inggris mengklaim bahwa pertempuran Surabaya merupakan pertempuran terbesar kedua setelah Perang Dunia 2. Maka tak heran, PBB sangat menaruh hormat kepada masyarakat Indonesia. Apalagi, Indonesia saat itu terhitung baru lahir sebagai sebuah negara.
Dalam peristiwa ini, banyak tokoh besar yang berperan penting. Di antaranya, Bung Tomo, yang membakar semangat rakyat Surabaya. Melalui siaran radio, Bung Tomo menyampaikan pidatonya yang sangat berarti bagi rakyat Surabaya. Kala itu semangat rakyat sudah mulai melemah, sehingga Bung Tomo membakar semangat rakyat melalui pidatonya.
Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah, yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih, maka selama itu tidak akan kita mau menyerah kepada siapa pun juga. Lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka. Semboyan kita tetap: merdeka atau mati! kata Bung Tomo dengan menggebu-gebu.
Di akhir pidatonya, ia menyerukan takbir yang semakin membuat rakyat Surabaya bersemangat melawan musuh. Kekuatan Bung Tomo, yang merupakan pemimpin BPRI (Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia), dalam membakar semangat masyarakat Surabaya terbukti sangat berpengaruh.
Nah sudah jelaskan Hari Pahlawan Kapan? Semoga tetap semangat ya!