Khutbah Jumat Singkat Akhir Bulan Maulid Menyentuh Hati: Istikamah Mencintai Nabi

Khutbah Jumat Singkat Akhir Bulan Maulid Menyentuh Hati: Istikamah Mencintai Nabi

Gaya Hidup | inews | Kamis, 26 September 2024 - 18:35
share

JAKARTA, iNews.id - Khutbah Jumat singkar akhir Bulan Maulid menyentuh hati mengangkat tema tentang mengapa harus memperingati Maulid Nabi.

Tak terasa, saat ini sudah berada di pengujung Bulan Rabiul Awal atau Bulan Maulid Nabi Muhammad SAW. Itu artinya, Bulan Maulid yang merupakan salah satu bulan istimewa bagi umat Islam akan berlalu.

Meski demikian, peringatan Maulid Nabi SAW tidak mengenal batas waktu dan bulan. Maulid Nabi boleh dilakukan kapan saja. Bagi kalangan NU, pembacaan kitab-kitab Maulid dilakukan setiap malam Jumat maupun dalam acara pengajian dan majelis taklim. Harapannya agar mendapatkan syafaat dari Rasulullah SAW.

Berikut ini contoh teks khutbah akhir Bulan Maulid yang ditulis KH Nur Rohmad, Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI Kabupaten Mojokerto dilansir dari laman mui.or.id.

Khutbah Jumat Singkat Akhir Bulan Maulid Menyentuh Hati

Khutbah I

الحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي مَنَّ عَلَيْنَا بِسَيِّدِنَا مُحّمَّدٍ، الحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي جَمَعَنَا عَلَى حُبِّ اللهِ وَحُبِّ رَسُوْلِهِ سَيِّدِنَا مُحّمَّدٍ، الحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي جَعَلَنَا مِنْ أُمَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى الرَّحْمَةِ الْمُهْدَاةِ سَيِّدِنَا مُحّمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَكُلِّ الْمُتَأَسِّيْنَ بِالْأُسْوَةِ الْحَسَنَةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَالْمُقْتَدِيْنَ بِهَدْيِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، الَّذِي جَعَلَنَا مِنْ أَحْبَابِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُدَعَّمُ بِالْمُعْجِزَاتِ الْبَاهِرَاتِ وَالْمُؤَيَّدُ 

أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: لَقَدۡ جَآءَكُمۡ رَسُولٞ مِّنۡ أَنفُسِكُمۡ عَزِيزٌ عَلَيۡهِ مَا عَنِتُّمۡ حَرِيصٌ عَلَيۡكُم بِٱلۡمُؤۡمِنِينَ رَءُوفٞ رَّحِيمٞ: 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullâh,

Mengawali khutbah pada siang hari yang penuh keberkahan ini, khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allâh E, satu-satunya Tuhan yang wajib dan berhak disembah, Pencipta segala sesuatu, yang menakdirkan terjadinya segala sesuatu, Mahakuasa atas segala sesuatu, tidak membutuhkan kepada segala sesuatu dan berbeda dengan segala sesuatu, yang tidak membutuhkan kepada tempat dan arah serta Mahasuci dari bentuk dan ukuran.

Kaum Muslimin yang berbahagia

Hari ini kita telah berada pada hari terakhir bulan Rabiul Awal, Bulan maulid Nabi. Bulan kelahiran Nabi. Pada bulan Rabiul Awwal, dari tahun ke tahun, sejak pertama kali perayaan maulid dilakukan pada awal abad ketujuh hijriah, umat Islam di berbagai belahan dunia selalu merayakannya dengan penuh kegembiraan dan suka cita.

Ma’asyiral Muslimîn rahimakumullâh...

Mengapa kita merayakan maulid? Karena kelahiran Nabi Muhammad SAW ke muka bumi ini adalah nikmat dan rahmat teragung yang Allâh anugerahkan kepada kita. Perayaan maulid adalah bentuk syukur kita kepada Allah SWT atas nikmat yang sangat agung ini. 

Dengan sebab Nabi SAW, kita mengenal Allah, satu-satunya Tuhan yang berhak dan wajib disembah. Tuhan Pencipta segala sesuatu. Tuhan yang tidak menyerupai segala sesuatu. Tuhan yang tidak membutuhkan kepada segala sesuatu. 

Dengan sebab Nabi SAW, kita mengenal Islam, satu-satunya agama yang benar. Satu-satunya agama yang diridlai Allah SWT. Agama yang dibawa dan diajarkan oleh seluruh nabi dan rasul. Agama yang dengannya, kita akan selamat di kehidupan akhirat.

Perayaan maulid adalah bentuk kecintaan kita kepada insan yang paling mulia dan makhluk yang paling utama, Baginda Rasulullah SAW. Melalui perayaan maulid, kita diingatkan untuk terus mencintai Baginda Nabi. Melalui perayaan maulid, kita tanamkan pada diri umat Islam kecintaan kepada Nabi mereka, Nabi agung Muhammad SAW. Nabi yang cintanya kepada umat melebihi cinta mereka kepadanya.

Salah satu bukti cinta baginda kepada umatnya adalah sabda beliau:

لِكُلّ نَبِيٍّ دَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ، فَتَعَجَّلَ كُلُّ نَبِيٍّ دَعْوَتَهُ وَإِنِّي اخْتَبَأْتُ دَعْوَتِيْ شَفَاعَةً لِأُمَّتِيْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)

Artinya: “Setiap nabi memiliki kesempatan berdoa yang dikabulkan, maka semua nabi meminta segera dengan doanya, dan aku simpan doaku sebagai syafa’at untuk ummatku di hari kiamat” (HR. Muslim)

Pada hari kiamat kelak, dikatakan kepada Baginda:

يَا مُحَمَّدُ سَلْ تُعْطَ وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ

Artinya: Wahai Muhammad, mintalah maka engkau akan diberi, berilah syafa’at maka syafa’atmu akan diterima.”

Baginda menjawab:

أَيْ رَبِّ أُمَّتِيْ أُمَّتِيْ (رَوَاهُ النَّسَائِيُّ)

“Wahai Tuhanku, umatku umatku.” (HR an-Nasa’i)

Lanjutan Khutbah I

Ma’âsyiral Muslimîn rahimakumullâh,

Perayaan maulid di bulan Rabi’ul Awwal mengingatkan kita akan keagungan baginda, keutamaannya, akhlaknya, perjuangannya, gambaran ketampanan dan keindahan jasad mulianya. 

Ketika dilantunkan puji-pujian kepadanya dan jamaah maulid mulai menyebut-nyebut namanya, biasanya kita akan terbawa suasana haru. Dalam hati kita berucap, “Andai saja aku mendapat kemuliaan bertemu dengan baginda, meskipun dalam mimpi.”

Seorang mukmin sejati pasti merindukan baginda Nabi. Seorang mukmin sejati pasti-lah sangat ingin bertemu dengan baginda walaupun sekejap pandangan mata dalam mimpi.

Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Suatu ketika, sahabat Bilâl al-Habasyi melihat dalam mimpi wajah baginda Nabi yang memancarkan cahaya. Begitu terbangun, rasa rindu yang membuncah dan gelora cinta yang menyala-nyala memandunya untuk memacu hewan tunggangannya melewati gurun-gurun pasir yang tandus. Ia percepat perjalanannya di malam dan pagi hari, agar dapat segera sampai ke Madinah. 

Sesampainya di Madinah, ia lantas berdiri di dekat peraduan baginda, di dekat makamnya. Air mata pun mengalir deras dari kedua matanya. Ia tumpahkan air mata agar dapat meringankan kerinduan yang bergejolak di hati. Akan tetapi mana mungkin kerinduan itu terobati? Bilâl-lah yang sebelum meninggal, melontarkan perkataan:wa

غَدًا نَلْقَى الْأَحِبَّةْ مُحَمَّدًا وَصَحْبَهْ

Artinya: Besok di akhirat aku akan menemui orang-orang yang aku kasihi, yaitu Muhammad dan para sahabatnya.”

Ma’âsyiral Muslimîn rahimakumullâh...

Mengapa kita merayakan maulid? Karena perayaan maulid adalah salah satu bentuk syukur kita kepada Allâh atas kelahiran Nabi yang kita cintai.

Ma’âsyiral Muslimîn rahimakumullâh...

Mengapa kita merayakan maulid? Karena perayaan maulid adalah bentuk pengamalan terhadap hadits:

لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ (رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ)

Artinya: “Tidak sempurna iman salah seorang di antara kalian, hingga aku lebih ia cintai dari orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia.” (HR al-Bukhâri)

Peringatan maulid adalah salah satu sarana untuk menanamkan dan menebarkan cinta terhadap Rasulullah kepada lintas generasi, agar mereka terpaut hati dengannya. Bahkan peringatan maulid termasuk salah satu amal yang paling utama karena menuntun kita menuju cinta yang mulia ini. Yaitu cinta kepada insan pilihan yang telah datang menyelamatkan umat manusia dari kesesatan, kezhaliman, kejahiliahan, kemusyrikan dan kekufuran.

Melalui peringatan maulid, kita belajar, mengajarkan dan saling mengingatkan bahwa Rasûlullâh SAW adalah manusia yang paling mulia.

Dengan mengetahui ketinggian derajat dan kemuliaannya, insyaallah cinta dan pengagungan kita kepadanya semakin menguat dan mendalam. Cinta inilah yang akan mendorong kita untuk menjalankan perintahnya dan mengikuti ajaran-ajarannya.

Ma’âsyiral Muslimîn rahimakumullâh

Dalam rangkaian acara peringatan maulid Nabi, banyak sekali perbuatan baik yang dianjurkan oleh syariat, seperti pembacaan ayat al-Qur’ân, sedekah makanan, doa bersama dan menjadi ajang shilaturrahim serta mengokohkan simpul-simpul tali persaudaraan antarsesama umat Islam. 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ صَلُّواْ عَلَيۡهِ وَسَلِّمُواْ تَسۡلِيمًا 

Maknanya: “Bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam kepadanya” (QS. Al-Ahzâb: 56)

Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga semakin menambah kecintaan kita kepada baginda Nabi Muhammad SAW . Amin.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

 أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: ﵟإِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِيِّۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ صَلُّواْ عَلَيۡهِ وَسَلِّمُواْ تَسۡلِيمًا

 اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هٰذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ ٱللَّهَ يَأۡمُرُ بِٱلۡعَدۡلِ وَٱلۡإِحۡسَٰنِ وَإِيتَآيِٕ ذِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَيَنۡهَىٰ عَنِ ٱلۡفَحۡشَآءِ وَٱلۡمُنكَرِ وَٱلۡبَغۡيِۚ يَعِظُكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَذَكَّرُونَ فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

Topik Menarik