Massa Lempari Kantor PDIP dengan Batu dan Kayu, Peringati Peristiwa Kudatuli

Massa Lempari Kantor PDIP dengan Batu dan Kayu, Peringati Peristiwa Kudatuli

Terkini | inews | Sabtu, 27 Juli 2024 - 10:44
share

JAKARTA, iNews.id - Ratusan massa melakukan aksi penyerangan ke Kantor DPP PDIP, Sabtu (27/7/2024). Massa terlihat melemparkan batu hingga kayu ke dalam kantor partai berlambang banteng tersebut.

Berdasarkan pantauan di lokasi, massa datang dari arah Jalan Diponogoro, Menteng, Jakarta Pusat. Mereka terlihat membawa sejumlah drum sambil berteriak di sepanjang jalan.

Setiba di markas PDIP, ratusan massa terlihat mencoba merangsek masuk ke dalam kantor dengan mengoyak pintu gerbang yang tertutup rapat. Sebagian dari mereka terlihat melemparkan batu hingga kayu ke halaman kantor.

Aksi ratusan massa tersebut merupakan bagian dari reka ulang peristiwa penyerangan 27 Juli 1996 atau biasa dikenal peristiwa Kudatuli.

"Ini merupakan reka ulang kejadian pada 27 Juli 1996, di mana jam dan waktunya tepat. Pada saat itu terjadi penyerangan kantor DPP PDI saat itu. Dengan ini, kita tidak ingin membangkitkan luka. Namun kita cuma ingin merawat ingatan, yang mungkin masih traumatis bagi sebagian orang,” kata Kepala Badan Sejarah PDIP, Bonnie Triyana saat menyampaikan orasi.

Menurut dia, tanpa adanya peristiwa 27 Juli 1996, mungkin tidak akan ada reformasi pada 1998. Demikian, tak ada tumbuh demokrasi di tengah rakyat.

"Mungkin tidak akan ada pemilihan presiden secara langsung, tidak ada kesempatan buat seseorang bermimpi menjadi pejabat tinggi walau dari keluarga sederhana,” ujarnya.

Sebelum aksi teatrikal ini, sastrawan Amien Kamil membacakan puisi yang dibuat oleh Widji Tukul.

"Pada hari ini kita sama-sama memperingati peristiwa 27 Juli 1996 adalah sebuah peristiwa bersejarah yang mana juga adalah sebuah tragedi kemanusiaan. Pada hari ini kita mencoba para martir yang telah rela mengorbankan nyawa, memperjuangkan hati nurani, salah satu korban pada peristiwa itu adalah seorang penyair yang bernama Wiji Thukul,” kata Amien mengawali puisinya.

Dengan penuh semangat, Amien Kamiel membacakan tiga sajak puisi Widji Tukul yang berjudul Penguasa, Tujuan Kita Satu Ibu, Sikap, dan yang terakhir Sajak Suara. Menutup puisinya, dia pun menyerukan Mega Pasti Menang.

“Mega Pasti Menang, Mega Pasti Menang. Merdeka,” seru Amien Kamiel.

Diketahui, massa pendukung PDI kubu Soerjadi bersama sejumlah orang yang diduga aparat menyerang kantor DPP PDI yang diisi oleh massa pendukung Megawati Soekarnoputri pada 27 Juli 1996.

Upaya penyerangan itu didukung oleh pemerintahan Orde Baru untuk menggulingkan kepemimpinan Megawati dari kantor pusat PDI.

Peristiwa ini meluas menjadi kerusuhan di beberapa wilayah di Jakarta, khususnya di kawasan Jalan Diponegoro, Salemba, Kramat, Jakarta Pusat.

Topik Menarik