Mengenang Bandara Kemayoran, Bandar Udara Internasional Pertama di Indonesia

Mengenang Bandara Kemayoran, Bandar Udara Internasional Pertama di Indonesia

Terkini | inews | Sabtu, 6 Juli 2024 - 08:02
share

JAKARTA, iNews.id - Mengenang Bandara Kemayoran, bandar udara pertama di Indonesia. Bandara ini berlokasi di Jakarta sebelum kehadiran Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang.

Mengutip Jurnal Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni (2023) bertajuk Karya Ilmiah Sejarah Penerbangan Bandar Udara di Indonesia dari Tahun ke Tahun, Kemayoran International Airport menjadi bandara internasional pertama di Indonesia. Pemerintah kolonial Belanda meresmikan landasan pacu itu pada 8 Juli 1940.

Berdasarkan catatan Badan Layanan Umum Pusat Pengelolaan Komplek (BLU PPK) Kemayoran, bandara tersebut pertama kali dioperasikan dua hari sebelum diresmikan atau tepatnya 6 Juli 1940. Saat itu, pesawat DC-3 Dakota milik Koninklijke Nederlands Indische Luchtvaart Maatschappy (KNILM) yang diterbangkan dari lapangan udara Tjililitan atau Bandara Halim Perdanakusuma mendarat pertama kali di Bandara Kemayoran.

Sehari kemudian, pesawat sejenis diterbangkan menuju Australia, menandai pesawat pertama yang bertolak dari Bandara Kemayoran.

Aktivitas penerbangan Bandara Kemayoran pun ditutup dan dipindahkan ke Bandara Soetta, Tangerang, pada 31 Maret 1985. Saat ini, bandara tersebut menyisakan kenangan.

Lalu bagaimana sejarah Bandara Kemayoran? Berikut iNews.id rangkum dari berbagai sumber, Sabtu (6/7/2024).

Sejarah Bandara Kemayoran

BLU PPK Kemayoran mencatat landasan Bandara Kemayoran mulai dibangun pada 1934 oleh pemerintah kolonial Belanda. Bandara tersebut dikelola oleh KNILM.

Pada 31 Agustus 1940, airshow pertama digelar bertepatan dengan hari ulang tahun Raja Belanda saat itu. Sejumlah pesawat-pesawat pribadi dari Aeroclub di Batavia meramaikan acara itu selain milik KNILM, seperti Buckmeister Bu-131, Jungmann, de Haviland DH-82 Tigermoth, Piper Cub, dan pesawat Walraven W-2 yang pernah melakukan penerbangan Batavia-Amsterdam pada 27 September 1935.

Saat perang Asia Pasifik, Bandara Kemayoran turut menjadi sasaran serangan pesawat-pesawat Jepang. Dua pesawat DC-5, dua Brewster dan satu F-VII terdampak serangan itu sehingga KNILM terpaksa mengungsikan sejumlah pesawat ke Australia.

Pesawat-pesawat Jepang lantas mengisi Bandara Kemayoran semasa berkuasa pada 1942-1945. Pesawat tempur yang pertama mendarat yakni Mitsubishi A6M2 Zeke, dikenal sebagai Navy-O atau Zero.

Setelah sekutu berkuasa usai Jepang menyerah, Bandara Kemayoran dibanjiri pesawat seperti Supermarine Spitfire, B-25 Mitchell dan P-51 Mustang. Selain itu, ada pula DC-4/C-54 Skymaster, DC-6, Boeing 377 Stratocruiser dan Lockheed Constelation.

Bandara Kemayoran setelah Indonesia Merdeka

Pemerintah Indonesia mendirikan Garuda Indonesia Airways usai masa perjuangan kemerdekaan. Era penerbangan sipil modern dimulai pada 1950-an dengan beroperasinya pesawat-pesawat bermesin jet.

Pesawat turboprop seperti Saab 91 Safir, Grumman Albatros, Ilyushin Il-14, Cessna, serta pesawat-pesawat buatan Nurtanio seperti NU-200 Sikumbang, Belalang dan Kunang berdatangan ke Bandara Kemayoran kala itu.

Angkatan Udara Republik Indonesia (TNI AU) juga memanfaatkan Bandara Kemayoran sebagai landasan pacu sejumlah pesawat tempur. Pesawat MiG-17, MiG-15 UTI, dan MiG-19 hingga Ilyushin Il-28 berdatangan pada akhir 1950-an hingga awal 1960-an.

Era pesawat jet badan lebar berteknologi canggih muncul pada 1970-an. Tercatat, pesawat B-747, L-1011, DC-10 dan Airbus beroperasi di Bandara Kemayoran.

Pesawat DC-10 milik KLM yang disewa Garuda untuk angkutan haji pada 29 Oktober 1973 menjadi pesawat terbesar dan terberat yang pernah singgah di Kemayoran.

Pemerintah lalu menjadikan Bandara Halim Perdanakusuma sebagai bandara internasional pada 10 Januari 1974 karena kesibukan di Bandara Kemayoran. Saat itu, Bandara Kemayoran hanya melayani penerbangan domestik.

Pada 31 Maret 1985, Bandara Kemayoran ditutup. Pesawat DC-3 Dakota menjadi pesawat terakhir yang lepas landas di Bandara Kemayoran sebelum ditutup.

Kini lahan eks Bandara Kemayoran menjadi kompleks Pekan Raya Jakarta (PRJ) dan Kotabaru Kemayoran. Kendati telah ditutup, sejumlah bangunan yang pernah digunakan sebagai terminal dan ruang tunggu penumpang masih berdiri.

Menara pengawas udara juga masih berdiri kokoh sebagai sisa-sisa sejarah menara pengawas pertama di Indonesia.

Topik Menarik