Mitos Malam 1 Suro yang Populer di Masyarakat 

Mitos Malam 1 Suro yang Populer di Masyarakat 

Gaya Hidup | inews | Selasa, 2 Juli 2024 - 20:14
share

JAKARTA, iNews.id - Mitos Malam 1 Suro telah lama menginspirasi cerita dan kepercayaan di masyarakat Indonesia. Malam 1 Suro, penanda pergantian tahun dalam penanggalan Jawa, selalu diwarnai dengan berbagai tradisi dan mitos. 

Bagi sebagian masyarakat Jawa, malam ini dianggap sebagai malam yang penuh mistis dan keramat. Beragam pantangan dan larangan pun beredar di masyarakat, diiringi dengan ritual-ritual khusus untuk menyambut tahun baru.

Dalam bukunya "Mistik Kejawen," Kuntowijoyo (2001) membahas tentang berbagai aspek spiritual dan tradisi Jawa, termasuk malam 1 Suro. 

Malam 1 Suro dianggap sebagai malam yang sangat sakral dan penuh dengan mistik dalam budaya Jawa. Pada malam ini, banyak ritual yang dilakukan untuk menghormati leluhur dan memurnikan diri.

Kuntowijoyo menjelaskan bahwa malam 1 Suro adalah waktu di mana banyak masyarakat Jawa melakukan berbagai ritual seperti tirakat atau pengendalian diri, berdoa, dan membersihkan pusaka-pusaka. 

Ritual jamasan pusaka atau pemandian pusaka juga dilakukan pada malam ini, di mana senjata dan benda-benda bersejarah lainnya dibersihkan dan didoakan. 

Prosesi ini dimaksudkan untuk menyucikan benda-benda tersebut dan memperbaharui energi spiritual yang terkandung di dalamnya​.

Selain itu, tradisi seperti mubeng beteng atau mengelilingi benteng keraton tanpa alas kaki juga dilakukan sebagai bentuk pengendalian diri dan permohonan keselamatan kepada Tuhan. Ritual ini melibatkan para abdi dalem dan masyarakat umum yang mengikuti prosesi dengan khidmat, berdoa selama perjalanan​.

Buku "Mistik Kejawen" karya Kuntowijoyo memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana tradisi malam 1 Suro menjadi bagian integral dari kehidupan spiritual masyarakat Jawa, sekaligus menunjukkan bagaimana kepercayaan ini dipertahankan dan dipraktikkan hingga kini.

Mitos Malam 1 Suro yang Populer 

  1. Larangan Keluar Rumah: Dipercaya bahwa pada malam 1 Suro, para arwah gentayangan dan roh jahat berkeliaran bebas. Oleh karena itu, keluar rumah di malam ini dianggap berbahaya dan dapat mendatangkan kesialan.
  2. Memandikan Pusaka: Pusaka, seperti keris atau benda pusaka lainnya, dipercaya memiliki kekuatan magis. Pada malam 1 Suro, banyak orang yang melakukan ritual memandikan pusaka untuk membersihkannya dan meningkatkan kekuatannya.
  3. Ritual Ruwatan: Ritual ruwatan dilakukan untuk membuang sial dan tolak bala. Biasanya, ritual ini dilakukan dengan memandikan diri di sumber air alami atau dengan melakukan doa-doa khusus.
  4. Larangan Memotong Kuku dan Rambut: Memotong kuku dan rambut pada malam 1 Suro dipercaya dapat mendatangkan kesialan.
  5. Menyiapkan Sesaji: Sesaji berupa makanan, minuman, dan bunga biasanya disiapkan untuk menghormati leluhur dan makhluk halus.

Fakta di Balik Mitos:

Meskipun mitos-mitos tersebut telah beredar turun-temurun, tidak ada bukti ilmiah yang mendukungnya. 
Malam 1 Suro hanyalah pergantian tahun dalam penanggalan Jawa, sama seperti pergantian tahun dalam kalender Masehi.
Tradisi dan ritual yang dilakukan pada malam 1 Suro lebih banyak berkaitan dengan nilai-nilai budaya dan spiritualitas masyarakat Jawa. Tradisi ini menjadi sarana untuk memperkuat rasa kebersamaan, gotong royong, dan pelestarian budaya.

Pentingnya Menjaga Keterbukaan dan Toleransi:

  • Mitos dan tradisi malam 1 Suro merupakan bagian dari kekayaan budaya bangsa. 
  • Penting untuk menjaga dan melestarikannya dengan cara yang positif. Perlu diingat bahwa mitos hanyalah cerita rakyat yang tidak perlu ditelan mentah-mentah.
  • Kita harus selalu terbuka terhadap informasi dan pengetahuan baru, serta bersikap toleran terhadap berbagai kepercayaan yang ada di masyarakat.

Malam 1 Suro adalah momen yang tepat untuk merefleksikan diri dan merenungkan makna hidup. Kita dapat mengambil nilai-nilai positif dari tradisi dan ritual yang ada, seperti memperkuat rasa kebersamaan dan gotong royong.

Topik Menarik