Heboh Bayi di Sukabumi Meninggal usai Diimunisasi 4 Jenis Vaksin

Heboh Bayi di Sukabumi Meninggal usai Diimunisasi 4 Jenis Vaksin

Berita Utama | inews | Minggu, 30 Juni 2024 - 12:30
share

JAKARTA, iNews.id - Heboh kasus imunisasi yang menyebabkan seorang bayi laki-laki berinisial MKA di Kota Sukabumi, Jawa Barat meninggal dunia. Bayi tersebut meninggal beberapa jam setelah mendapatkan imunisasi empat jenis vaksin.

Vaksin tersebut yaitu vaksin Bacille Calmette-Guerin (BCG) untuk penyakit tuberkulosis (TB), Difteri-Pertusis-Tetanus-Hepatitis B-Haemophilus Influenzae Type B (DPT-HB-Hib), Polio tetes dan Rotavirus untuk pencegahan diare.

Kementerian Kesehatan lantas buka suara. Melalui keterangan resminya, Kemenkes mengungkapkan kronologi kasus tersebut. Dari hasil investigasi disebutkan, bayi tersebut lahir dengan bantuan bidan dan sudah mendapatkan vitamin K serta vaksin hepatitis B.

Hal tersebut berdasarkan investigasi yang dilakukan Komite Daerah (Komda) KIPI Jawa Barat dan Pokja KIPI Kota Sukabumi bersama Dinas Kesehatan Kota Sukabumi. Namun, setelah lahir bayi berusia hampir 3 bulan ini tidak pernah dibawa ke Puskesmas. 

Dia baru kembali dibawa oleh orangtuanya saat berusia 2 bulan 28 hari ke Posyandu untuk mendapatkan imunisasi. Layanan yang diberikan tenaga kesehatan terhadap bayi MKA merupakan imunisasi ganda, yaitu pemberian vaksin lebih dari satu jenis vaksin dalam sekali kunjungan. 

Pemberian imunisasi dengan empat jenis vaksin (BCG, DPT-HB-Hib, Polio, Rotavirus) untuk melengkapi status imunisasinya dan mengejar imunisasi yang belum didapatkan.

Pada saat di Posyandu, terdapat 18 anak yang mendapatkan imunisasi pada hari tersebut dan ada tiga anak yang mendapatkan empat jenis vaksin sama seperti almarhum bayi MKA, dan kondisinya saat ini sehat.

Setelah menerima imunisasi, bayi MKA pulang ke rumah. Pada waktu itu, kondisi bayi normal lalu tak berapa lama menunjukkan gejala tubuh yang melemah. Melihat kondisi sang anak tidak normal, orangtua bayi pun langsung menghubungi Puskesmas. 

Petugas kesehatan langsung datang ke rumah bayi MKA, dan akhirnya dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan lanjutan. “Pertolongan pertama diberikan karena petugas imunisasi langsung datang ke rumah almarhum dan membawa ke rumah sakit untuk memberikan pertolongan lanjutan,” ujar Prof Dr Kusnandi Rusmil, Ketua Komda KIPI Jawa Barat.

Namun, sesampainya di rumah sakit nyawa bayi MKA tidak terselamatkan dan dinyatakan meninggal dunia. Peristiwa meninggalnya bayi ini dilaporkan terjadi pada 11 Juni 2024. 

Atas meninggalnya bayi MKA, keluarga almarhum menginginkan kasus kematian bayi tersebut diselidiki lebih lanjut.

Audit kejadian

Menyikapi laporan dugaan kematian Bayi MKA yang dikaitkan dengan imunisasi ganda, audit kausalitas telah dilakukan Komda KIPI Jawa Barat dan Komisi Nasional (Komnas) KIPI.

“Audit KIPI telah dilakukan bersama Komda KIPI Jawa Barat dan Komnas KIPI. Hasil audit berdasarkan informasi yang ada adalah belum dapat dinyatakan penyebab kematian, apakah ada hubungan dengan imunisasi, rekomendasinya adalah dilakukan autopsi,” ujar Prof Hindra Satari, Ketua Komnas KIPI. 

Terkait rencana autopsi, keluarga almarhum Bayi MKA tidak berkenan untuk dilakukan. Ini menyusul pihak keluarga yang juga mencabut tuntutan polisi dan kuasa hukum. 

“Keluarga tidak berkenan untuk dilakukan autopsi dan mencabut tuntutan polisi dan kuasa hukum. Pihak keluarga menyatakan menerima kematian almarhum Bayi MKA,” kata Prof Hindra.

Sementara itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah mengambil sampel vaksin yang disuntikkan kepada almarhum Bayi MKA. Pengambilan sampel vaksin dilakukan untuk menilai kualitas vaksin.

Topik Menarik