Inggris Hadapi 800 Rudal Rusia, Ancaman Terbesar sejak Perang Dingin

Inggris Hadapi 800 Rudal Rusia, Ancaman Terbesar sejak Perang Dingin

Global | sindonews | Jum'at, 14 Maret 2025 - 00:03
share

Inggris saat ini menghadapi ancaman Rusia dengan sekitar 800 rudalnya, yang akan menjadi ancaman terbesar sejak Perang Dingin. Itu merupakan analisis Council on Geostrategy.

Menurut laporan lembaga tersebut, London harus memperkuat pertahanan udara dan rudalnya untuk melawan ancaman yang terus meningkat dari Moskow, yang bisa membahayakan infrastruktur militer penting.

Analisis William Freer dari Council on Geostrategy menyoroti modernisasi Armada Utara Rusia, yang, meskipun lebih kecil dari pasukannya di era Perang Dingin, telah meningkatkan kemampuan rudalnya secara signifikan.

Armada yang terdiri dari 26 kapal selam dan 11 kapal perang permukaan utama itu dapat membawa total 800 rudal yang mampu menyerang daratan Inggris, yang menimbulkan ancaman rudal paling nyata bagi negara NATO tersebut sejak Perang Dingin.

Laporan tersebut memperingatkan bahwa NATO juga telah mengalami pengurangan kemampuan pertahanan Angkatan Laut dan Angkatan Udara, dengan jumlah fregat Angkatan Laut Kerajaan Inggris menyusut dari 38 pada tahun 1990 menjadi hanya delapan unit saat ini.

Sementara itu, Angkatan Laut AS telah sepenuhnya menghentikan fregat yang berfokus pada peperangan antikapal selam, yang menimbulkan kekhawatiran tentang kemampuan NATO untuk melawan ancaman rudal Rusia yang bangkit kembali.

Perlu Strategi Pertahanan yang Lebih Cerdas

Laporan tersebut berpendapat bahwa sementara beberapa pihak menganjurkan sistem Pertahanan Udara dan Rudal Terpadu (IAMD) yang komprehensif, pendekatan semacam itu akan sangat mahal dan tidak praktis.

Sebaliknya, laporan tersebut menyerukan strategi yang terarah dan fleksibel.

Ada tiga prioritas utama dari strategi tersebut. Pertama, melindungi infrastruktur militer utama Inggris, yang menurut laporan tersebut "saat ini terlalu rentan" dan harus diprioritaskan untuk mempertahankan kekuatan militer Inggris.

Kedua, mempertahankan pangkalan di luar negeri, yang "sangat penting untuk memproyeksikan kekuatan" dan memastikan kemampuan Inggris untuk beroperasi secara global.

Ketiga, mengandalkan kemampuan pertahanan rudal sekutu untuk pasukan Inggris yang dikerahkan, yang kemungkinan akan beroperasi dalam "jaringan pertahanan rudal NATO yang lebih luas."

“Keputusan untuk meningkatkan IAMD Inggris juga harus disertai dengan tindakan untuk menimbulkan biaya pada musuh dan untuk mengurangi ancaman dari platform peluncuran,”bunyi laporan lembaga tersebut, yang dilansir UK Defence Journal, Jumat (14/3/2025).

Alih-alih hanya berfokus pada sistem pertahanan, Inggris juga harus berupaya mengganggu kemampuan peluncuran rudal di sumbernya untuk mengurangi tekanan pada sistem IAMD.

Mengalihkan Fokus Strategis ke Benteng Utara Rusia

Laporan tersebut merekomendasikan pengalihan fokus strategis Inggris dari celah Greenland-Islandia-Inggris (GIUK) tradisional ke celah Svalbard-Tromsø, area yang penting bagi strategi "benteng" Rusia.

Pendekatan ini melihat Rusia memprioritaskan pertahanan kapal selam bersenjata nuklirnya di Laut Barents, yang memungkinkan aset lain beroperasi lebih bebas.

Dengan memberikan tekanan lebih besar pada benteng ini, laporan tersebut berpendapat bahwa Armada Utara akan berada dalam posisi yang tidak menguntungkan, yang memaksa Rusia untuk mengalihkan sumber daya dari operasi ofensif.

Strategi pencegahan proaktif ini dapat mengurangi ancaman rudal terhadap Inggris dengan membatasi jumlah "anak panah" yang diluncurkan, alih-alih hanya berfokus pada pencegatan saat rudal terbang.

Menyeimbangkan Biaya dan Kemampuan

Meskipun laporan tersebut mengakui ancaman rudal yang terus meningkat, lembaga itu memperingatkan bahwa sistem pertahanan rudal skala penuh tidak mungkin menjadi solusi yang layak, karena akan memerlukan "investasi pertahanan yang jauh lebih besar untuk mencapainya”.

Sebaliknya, laporan tersebut berpendapat bahwa pendanaan harus digunakan secara lebih efektif dengan memprioritaskan efisiensi dan kemampuan beradaptasi dalam pengembangan IAMD.

"Yang diperlukan untuk memberikan keuntungan strategis adalah peningkatan kemampuan pertahanan udara dan rudal yang berpusat pada efisiensi yang ditawarkan oleh IAMD, yang disesuaikan dengan ancaman yang paling signifikan dan memprioritaskan infrastruktur yang paling penting untuk dipertahankan," imbuh laporan tersebut.

Meskipun ada kekhawatiran atas kerentanan militer Inggris, laporan tersebut tetap berhati-hati tentang pengeluaran yang berlebihan untuk pertahanan rudal, mengadvokasi "pendekatan seimbang yang memaksimalkan jangkauan strategis, memperkuat pencegahan, dan meningkatkan efisiensi operasional."

Ancaman yang Meningkat Menuntut Tindakan Mendesak

Laporan Council on Geostrategy menggarisbawahi keuntungan geografis Inggris, tetapi menekankan bahwa hal ini saja tidak cukup untuk melawan ancaman rudal yang terus meningkat.

Inggris harus mengadopsi "pendekatan yang pragmatis dan hemat biaya”, dengan menyeimbangkan investasi pertahanan rudal dengan upaya pencegahan strategis yang membatasi kemampuan ofensif musuh.

Dengan meningkatnya ketegangan dan Armada Utara memodernisasi persenjataannya, Inggris harus bertindak cepat untuk mencegah Inggris terpapar pada "salah satu ancaman rudal paling signifikan dalam beberapa dekade."

Topik Menarik