Israel akan Batasi Umat Islam di Masjid Al-Aqsa Jelang Ramadan

Israel akan Batasi Umat Islam di Masjid Al-Aqsa Jelang Ramadan

Global | sindonews | Selasa, 25 Februari 2025 - 22:22
share

Israel mempertimbangkan memberlakukan serangkaian pembatasan baru di Masjid Al-Aqsa dan area di sekitarnya di Kota Tua Yerusalem menjelang bulan suci Ramadan.

Menurut penyiar Israel Channel 12, Kementerian Pertahanan Israel telah mengadakan sejumlah pembicaraan mengenai rencana keamanan untuk area tersebut dengan badan intelijen Israel Shin Bet, kepolisian, otoritas penjara, dan tentara.

Pembatasan tersebut hanya akan mengizinkan beberapa ribu orang untuk memasuki masjid, tempat yang biasanya sangat ramai selama musim puasa.

Selain itu, hanya kelompok usia tertentu, termasuk pria berusia di atas 55 tahun, wanita berusia di atas 50 tahun, dan anak-anak berusia 12 tahun ke bawah, yang akan diizinkan masuk.

Sementara itu, salat Jumat bersama akan menerima hingga 10.000 orang, dengan mereka yang ingin hadir harus mengajukan permintaan terlebih dahulu.

Channel 12 melaporkan garis besar rencana ini, bersama dengan keputusan lainnya, akan diajukan dalam beberapa hari mendatang untuk dipertimbangkan.

Salah satu sumber mengatakan kepada saluran berita tersebut bahwa "volatilitas liburan Ramadan" akan bergantung pada situasi di Gaza.

"Jika ada gencatan senjata, maka mereka memperkirakan situasi akan tenang, dan jika tidak, maka mereka akan bersiap dengan kekuatan yang jauh lebih besar karena khawatir akan terjadi eskalasi," ungkap sumber tersebut.

Serangan terhadap Jemaah

Kekerasan terhadap jemaah Muslim telah menjadi hal yang biasa di Masjid Al-Aqsa, situs tersuci ketiga dalam Islam yang juga memiliki makna keagamaan bagi orang Yahudi dan Kristen.

Kendali Israel atas Yerusalem Timur yang diduduki, termasuk Kota Tua, melanggar beberapa prinsip hukum internasional yang menetapkan kekuatan pendudukan tidak memiliki kedaulatan di wilayah yang didudukinya dan tidak dapat membuat perubahan permanen di sana.

Pada bulan Mei 2021, selama Ramadan, pasukan keamanan Israel menyerbu masjid dan menyerang jemaah, melukai ratusan orang.

Kekerasan tersebut memicu pertempuran antara Israel dan Hamas yang menyebabkan 10 hari pemboman tanpa henti oleh Israel di Jalur Gaza yang terkepung yang menewaskan lebih dari 250 warga Palestina.

Awal tahun 2022, tepatnya pada bulan Ramadan, pasukan Israel melakukan beberapa penggerebekan di Masjid Al-Aqsa, dengan memaksa para jemaah keluar untuk memberi jalan bagi para pemukim Israel yang ingin memasuki lokasi tersebut untuk memperingati Paskah Yahudi.

Serangan semacam itu semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Pada bulan Ramadan tahun 2023, sebelum perang Israel di Gaza, serangan dan penangkapan meningkat di kompleks tersebut, yang memicu kecaman global.

Menurut Wakaf Islam, lembaga Islam gabungan Yordania-Palestina yang mengelola urusan masjid, selama penggerebekan dengan kekerasan tahun itu, petugas Israel memecahkan pintu dan jendela, merusak sistem suara, membakar beberapa karpet, dan menghancurkan ruang pertolongan pertama.

Puluhan jemaah terluka oleh peluru berlapis karet, pemukulan, gas air mata, dan granat kejut. Sebanyak 400 warga Palestina ditangkap.

Otoritas Israel telah meningkatkan pembatasan akses umat Muslim ke situs Yerusalem tersebut sejak 7 Oktober 2023, dengan sangat membatasi jumlah orang yang diizinkan masuk.

Menjelang salat Idul Adha tahun lalu, yang dirayakan umat Muslim di seluruh dunia pada akhir ibadah haji, pasukan Israel juga menyerbu halaman Masjid al-Aqsa.

Ratusan orang, sebagian besar pemuda, dicegah di pos pemeriksaan di Kota Tua untuk mencapai situs keagamaan tersebut, dengan beberapa dipukuli dengan tongkat, didorong, dan disodok oleh petugas Israel.

Melindungi Masjid al-Aqsa dipandang banyak warga Palestina sebagai tugas nasional, sementara meningkatnya kehadiran Israel di sana dipandang sebagai upaya mengklaim kepemilikan negara dan agama atas situs tersebut.

Topik Menarik