Houthi Tegaskan Keberhasilan Serangan Rudal Bukti Israel Tak Lagi Aman
Pejabat Houthi menyatakan serangan rudal yang berhasil di wilayah Tel Aviv menunjukkan batas-batas sistem pertahanan udara militer Israel yang bernilai miliaran dolar.
Dalam serangkaian posting dalam bahasa Arab dan Ibrani, Houthi Hezam al-Asad, anggota Dewan Politik Tertinggi Houthi di Yaman, tampaknya mengejek militer Israel, dengan mengatakan, "Kegagalan semua sistem pertahanan Israel berarti jantung musuh Zionis tidak lagi aman."
Al-Asad juga mengatakan rudal pencegat Israel yang seharusnya menghentikan serangan itu gagal dan menyebabkan lebih banyak kerusakan.
"Tidak ada lagi gunanya sistem pencegatan yang menghabiskan biaya miliaran dolar," ujar dia.
Sementara itu, layanan ambulans Magen David Adom Israel sekarang melaporkan 16 orang terluka ringan akibat serangan rudal Yaman di wilayah Tel Aviv, sebagian besar akibat pecahan kaca.
Penyelidik Israel masih di lokasi serangan rudal di wilayah Tel Aviv setelah pertahanan udara gagal mencegat proyektil yang menurut militer diluncurkan dari Yaman.
Sementara itu, kebiadaban Israel masih berlangsung secara gencar di Jalur Gaza dan Tepi Barat.
“Perang Israel di Gaza dan rakyat Palestina telah dilakukan bersamaan dengan serangan luar biasa terhadap mereka yang membela hak asasi manusia, hukum internasional, dan korban konflik biadab," tegas Kepala UNRWA Philippe Lazzarini.
Dalam opini yang diterbitkan surat kabar Guardian Inggris, Lazzarini mengatakan, “Dalam lingkungan saat ini, pekerja bantuan dengan pengalaman puluhan tahun bekerja dengan orang-orang yang terkena dampak perang tiba-tiba dicap sebagai teroris atau simpatisan teroris."
“Pengkritik Israel diintimidasi dan dilecehkan, sementara Kementerian Luar Negeri Israel membayar untuk menyebarkan propaganda yang menghasut pada papan reklame di AS dan Eropa, dan memasang iklan Google untuk menyebarkan disinformasi daring,” papar Lazzarini.
“Ini adalah upaya yang didanai dengan baik untuk mengalihkan perhatian dari kebrutalan pendudukan yang melanggar hukum dan kejahatan internasional yang dilakukan dengan impunitas total di bawah pengawasan kita,” tegas kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina.
Dia memperingatkan, “Umat manusia kini berada di persimpangan jalan dalam menanggapi tindakan Israel di Gaza.”
“Kita masih memiliki jendela kesempatan untuk menghindari masa depan yang dahsyat di mana kekuatan senjata dan propaganda membangun tatanan global, menentukan di mana dan kapan hak asasi manusia dan supremasi hukum berlaku, jika memang berlaku,” ungkap dia.
“Alat dan lembaga yang dibutuhkan untuk mempertahankan dan memperkuat sistem multilateral kita dan tatanan berbasis aturan sudah ada dan memadai, kita hanya perlu menemukan keberanian politik untuk menggunakannya,” tegas dia.