Akankah Krisis Perbatasan Tepi Barat Memicu Perang Israel dan Yordania?

Akankah Krisis Perbatasan Tepi Barat Memicu Perang Israel dan Yordania?

Global | sindonews | Kamis, 12 September 2024 - 10:35
share

Satu-satunya penyeberangan antara Yordania dan Tepi Barat yang diduduki – Jembatan Raja Hussein, yang juga dikenal sebagai Jembatan Allenby – telah ditutup oleh Israel. Itu dipicu insiden penembakan tiga pasukan penjaga perbatasan Israel oleh warga Yordania. Banyak pihak khawatir krisis perbatasan itu memicu perang Israel dan Yordania.

Israel juga menutup dua penyeberangannya sendiri dengan Yordania yakni Penyeberangan Wadi Araba, atau Penyeberangan Yitzhak Rabin, dekat Eilat, Israel, dan Aqaba, Yordania, keduanya di Laut Merah, dan Penyeberangan Sungai Yordan dekat Beit She'an, Israel, dan Irbid, Yordania.

Yordania juga menutup penyeberangan dari sisinya pada hari Minggu dan Senin.

Penutupan itu dilakukan setelah penembakan pada hari Minggu ketika seorang pengemudi truk Yordania menewaskan tiga anggota pasukan keamanan Israel.

Pengemudi itu dibunuh tak lama setelah itu oleh seorang penjaga keamanan Israel. Israel membuka kembali penyeberangan perbatasan untuk lalu lintas penumpang pada Senin pagi, tetapi tetap ditutup untuk truk kargo.

Akankah Krisis Perbatasan Tepi Barat Memicu Perang Israel dan Yordania?

1. Penembakan Dilakukan Warga Yordania

Foto/AP

Penembak itu diidentifikasi sebagai Maher Dyab Hussein al-Jazi, seorang warga negara Yordania dari provinsi Maan di selatan ibu kota, Amman.

Dia menembak anggota keamanan Israel dengan pistol, menurut The Times of Israel. Saudaranya Shady al-Jazi mengatakan kepada sebuah media berita Yordania bahwa saudaranya secara teratur akan menyeberangi perbatasan untuk menurunkan truknya dan kembali ke Yordania.

Namun akhir-akhir ini, "melihat semua pembunuhan di Gaza ... dapat memotivasinya," kata Shady al-Jazi dalam wawancara yang disiarkan televisi.

2. Kekejaman Israel Memicu Kemarahan Rakyat Yordania

Foto/AP

Tindakan Al-Jazi "mencerminkan kemarahan yang meluas terhadap Israel di masyarakat Yordania", Sean Yom – seorang pakar Yordania di Temple University di Philadelphia, Pennsylvania, dan penulis From Resilience to Revolution – mengatakan kepada Al Jazeera.

Dia "bukan seorang Islamis, agen Iran, atau teroris terlatih", kata Yom. Dia menambahkan bahwa "kekerasan itu mungkin didasarkan pada gambar-gambar mengerikan Gaza yang memenuhi ruang publik Yordania saat ini".

Pejabat Israel dan Yordania masih menyelidiki.

Baca Juga: Arab Saudi Sebut Blokade Bantuan Kemanusiaan Israel di Gaza adalah Kejahatan Perang

3. Tidak Akan Memicu Banyak Serangan dari Yordania

Foto/AP

Apakah ini akan menyebabkan lebih banyak serangan?

Para ahli mengatakan tidak.

"Ini jelas merupakan kejadian sekali saja karena otoritas Yordania mengendalikan Ikhwanul Muslimin dan sumber-sumber utama semangat anti-Israel lainnya dengan ketat, terutama dengan pemilihan umum dalam beberapa hari," kata Yom, mengacu pada pemilihan umum hari Selasa.

Apakah ini akan berdampak pada pemilihan parlemen Yordania?

Tidak mungkin.

Insiden tersebut tidak mengubah platform kampanye apa pun dan para analis juga tidak memperkirakan hal itu akan memengaruhi jumlah pemilih.

4. Perdagangan Yordania dan Israel Tak Terganggu

Setiap hari, puluhan truk menyeberang dari Yordania ke Tepi Barat yang diduduki. Barang-barang yang bergerak melintasi Jembatan Raja Hussein/Allenby khususnya memenuhi pasar Palestina di Tepi Barat dan pasar Israel. Israel mengekspor barang senilai sekitar USD9,1 juta ke Yordania dan mengimpor USD42,4 juta pada bulan Juli.

Kedua angka tersebut lebih tinggi daripada pada periode yang sama pada tahun 2023.

Siapa yang menggunakan jembatan penyeberangan? Warga Palestina dan wisatawan dapat menyeberang meskipun warga Palestina harus mengantre di antrean yang berbeda dari wisatawan.

Itulah satu-satunya cara warga Palestina dapat meninggalkan Tepi Barat yang diduduki untuk bepergian di mana pun. Warga Israel tidak dapat melewati tempat ini. Mereka pergi ke Yitzhak Rabin atau penyeberangan Sungai Yordan.

5. Tidak Akan Terjadi Perang Yordania dan Israel

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mencoba menghubungkannya dengan Iran.

Dalam pertemuan pemerintah mingguannya, Netanyahu mengatakan Israel "dikelilingi oleh ideologi pembunuh yang dipimpin oleh poros kejahatan Iran".

Pejabat Israel lainnya menyebut al-Jazi sebagai "teroris".

"Teroris itu menembak mati tiga karyawan terminal Allenby dari jarak dekat," kata Alex Chen, manajer penyeberangan, kepada CNN.

Sufian Qudah, juru bicara Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Yordania, memposting di X bahwa penembakan itu adalah "serangan individu".

Ia menambahkan bahwa kementerian menolak kekerasan dan menyerukan "menangani semua penyebab dan langkah-langkah eskalasi yang memicunya".

Ia kemudian berbicara tentang perlunya mengakhiri "agresi Israel yang berkelanjutan di Gaza" dan "eskalasi berbahaya" di Tepi Barat.

Topik Menarik