Kemenparekraf Tanggapi Isu ASN Ogah Pindah ke IKN Gara-Gara Takut Santet

Kemenparekraf Tanggapi Isu ASN Ogah Pindah ke IKN Gara-Gara Takut Santet

Gaya Hidup | sindonews | Senin, 12 Agustus 2024 - 21:00
share

Sempat ramai isu Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kementerian yang mayoritas ogah pindah ke Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur. Banyak ASN resah ketika tahu bakal dipaksa hijrah.

Alasannya beragam. Mulai dari skeptis atas iming-iming pemerintah, takut ongkos biaya hidup yang akan lebih mahal, takut jauh dari keluarga, hingga fasilitas yang dinilai belum memadai. Bahkan, baru-baru ini ramai alasan ASN yang ogah pindah ke IKN karena dinilai wilayahnya masih seperti hutan, cuaca yang lebih panas, hingga dikaitkan dengan kentalnya ilmu hitam dan santet di wilayah Kalimantan.

Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf Nia Niscaya ikut buka suara guna menanggapi isu tersebut. Menurutnya, ketakutan itu hanya persepsi saja.

Nia menilai, masyarakat justru harus membangun persepsi yang positif. Ia lantas mencontohkan Banyuwangi. Daerah yang kerap dikenal sebagai Kota Santet itu kini telah memiliki daya tarik wisata yang mendunia.

Kita belajar ya dari Banyuwangi, terkenal sebagai Kota Santet, tapi nyatanya kan tidak. Ini kan persoalan persepsi. Jadi, kalau persoalan persepsi ya mari kita bangun yang positif, kata Nia dalam The Weekly Brief with Sandi Uno (WBSU) di Kantor Kemenparekraf, Jakarta, Senin (12/8/2024).

Dan di sini perannya siapa? Media sangat berperan. Jadi saya mohon bantuan media untuk kemudian kita mengkomunikasikan hal-hal positif dari IKN, lanjutnya.

Nia berharap para ASN itu sesekali diajak berkunjung ke IKN agar persepsi negatif mereka tentang calon ibu kota Indonesia tersebut dapat terkikis. Hal ini, menurutnya, bisa menjadi salah satu langkah agar masyarakat, khususnya kalangan ASN, jadi menyadari bahwa IKN tak seburuk yang mereka pikirkan.

Lain kali mesti kita undang kali ya mereka untuk mengikis persepsi itu. Karena kalau kita ngomongin pariwisata, ini tuh bicara persepsi, ungkap Nia.

Jadi, marilah kita komunikasikan, kita berikan faktanya. Banyuwangi buktinya jadi kota yang seperti itu, imbuhnya.

Sebagai informasi, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Abdullah Azwar Anas mengatakan, pemindahan ASN ke IKN bakal dilakukan secara bertahap mulai tahun ini hingga 2029 melalui tiga prioritas. Untuk pemindahan prioritas 2 dengan melibatkan 91 unit pejabat eselon 1 di 29 kementerian/lembaga, yakni jumlah ASN yang pindah ke IKN sebanyak 6.884 pegawai.

Sedangkan prioritas pemindahan ke-3 melibatkan 378 unit eselon 3 di 50 kementerian/lembaga, dengan jumlah ASN yang pindah ke IKN sebanyak 14.237 orang.

Jumlah ASN yang pindah pada masing-masing prioritas ini, di dalamnya termasuk pimpinan instansi, jabatan pimpinan tinggi (JPT) Madya, JPT Pratama, jabatan administrator, jabatan fungsional, dan pelaksana.

Selain pemindahan ASN, untuk mengisi pegawai di IKN juga telah disiapkan berbagai rancangan, seperti rencana pengisian formasi calon pegawai negeri (CPNS) khusus IKN di tahun ini, kemudian ada kuota khusus putra-putri terbaik di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).

Topik Menarik