Lewat Senin Teater, Cara Komunitas Celah-celah Langit Sampaikan Kritik

Lewat Senin Teater, Cara Komunitas Celah-celah Langit Sampaikan Kritik

Gaya Hidup | bandungraya.inews.id | Senin, 3 Juni 2024 - 23:00
share

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Baru saja merayakan HUT ke-26 tahun, Komunitas Celah-celah Langit masih berdiri memeluk erat kesenian Teater sebagai media aspirasi.

Aktivitas komunitas ini telah ada sejak tahun 1985 pada Sang Pendiri yaitu Iman Soleh masih kuliah. Hingga akhirnya diresmikan pada tahun 1998 tanggal 22 Mei.

Salah satu karya pentas mereka yang bertajuk “ Ode Air” telah dipertontonkan sekitar tahun 2001-2005 di beberapa tempat di Indonesia.

Selain di Indonesia, kemunitas ini bergabung dengan kelompok teater dari beberapa negara seperti Afrika Selatan, Zimbabwe, Prancis, Australia, Belanda. Pertunjukkan berakhir di kota Islamabad dan Lahore di Pakistan.

“Saya akhirnya menyadari dalam pentingnya seni dan pendidikan kontekstual baik di masa kini atau masa yang akan datang," ucap Iman, dikutip Senin (3/6/2024).

 

Naskah “Ode Air” ditulis serta digarap secara bersama-sama hingga lebih dari 30 orang.

Iman menyebutkan, mereka hampir selalu mengerjakan naskah dengan cara collaborative text. Sebuah tradisi dari lisan berubah ke tulisan lalu menjadi lisan kembali.

“Tradisi lisan pada orang-orang modern ini buruk sekali. Seperti sulit menyampaikan tentang ilmu yang mereka miliki. Maka dari itu, hal ini menjadi latar belakang kenapa kami garap naskah secara bersama-sama. Semudah mengobrol lalu dicatat, hanya saja kami tentukan apa yang ingin dibicarakan lalu kita tampilkan," tuturnya.

Motivasi Iman Soleh untuk menyampaikan kritiknya lewat kesenian adalah karna kesukaannya pada puisi W.S. Rendra dengan judul Sajak Sebatang Lisong.

“Tulis yang ada di dekatmu, maka itulah yang membawamu ke tempat-tempat jauh. Sesuai dengan kontekstual yang saya sampaikan tadi, kita tulis tentang keresahan kita yang paling dekat, itu yang membawa kita ke tempat yang jauh selama adanya seni dan pendidikan kontekstual tadi,” katanya.

 

Iman Soleh yang sekaligus menjadi dosen Teater di kampus Institut Seni Budaya Indonesia ini mengungkapkan, membangun komunitas ini atas rasa kehilangannya terhadap gelanggang remaja yang dulu pernah ada di Kota Bandung.

Kini sudah hilang sehingga ia membuat tempat agar anak muda dapat berkekspresi karena dirasa kurangnya taman kebudayaan.

Teater dianggap sebagai kesenian yang primitif oleh beliau karena hanya menggunakan orang. Iman soleh pun mengakui bahwa teater belum tentu memberikan kita hidup.

“Dari teater mungkin kita tida bisa hidup atau menghidupi, tapi kita disini mugkin bisa membuka cara orang untuk mau hidup," ucapnya.

Jadwal Komunitas CCL untuk melakukan kegiatan yang bertempatkan di Gang Bapak Eni No. 8/169A di belakan Terminal Ledeng Bandung ialah setiap Sabtu pagi seperti melakukan olah rasa, dan juga ikut mempersiapkan pentas mereka yang dekat ini akan dipertontonkan pada 13 Juni 2024 di LPSK Bandung.

Topik Menarik