Kurs Rupiah Ambruk Lagi Hari Ini saatProteksionis Trump Mengguncang Pasar

Kurs Rupiah Ambruk Lagi Hari Ini saatProteksionis Trump Mengguncang Pasar

Ekonomi | sindonews | Selasa, 11 Maret 2025 - 09:11
share

Nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini ditutup melemah 41,5 poin atau 0,25 ke level Rp16.408 per dolar AS setelah sebelumnya di pekan lalu terjadi apresiasi. Hal ini juga sejalan dengan sentimen global dan domestik.

Pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, bahwa sentimen global didominasi oleh kebijakan proteksionis Presiden AS Donald Trump telah mengguncang pasar di seluruh dunia, dengan Trump memberlakukan dan kemudian menunda tarif pada pemasok minyak terbesar negaranya, Kanada dan Meksiko. Selain itu Trump juga menaikkan bea atas barang-barang China.

"China dan Kanada telah menanggapi dengan tarif mereka sendiri. Selama akhir pekan, Trump mengatakan "periode transisi" bagi ekonomi kemungkinan besar terjadi, tetapi menolak untuk memprediksi apakah AS dapat menghadapi resesi di tengah kekhawatiran pasar saham tentang tindakan tarifnya," tulis Ibrahim dalam risetnya, Selasa (11/3/2025).

Kejatuhan mata uang rupiah juga terlihat pada data JISDOR BI, dimana pada hari ini anjlok hingga menyentuh posisi Rp16.430 per USD. Pergerakan rupiah jauh melemah dari sesi sebelumnya di level Rp16.326/USD.

Adapun jajak pendapat Reuters menunjukkan bahwa risiko ekonomi meningkat untuk Meksiko, Kanada, dan AS ketika bisnis dan pembuat kebijakan bergulat dengan ketidakpastian yang berasal dari implementasi kacau tarif Trump. Kekhawatiran inflasi di AS, yang sudah meningkat, telah memburuk, sehingga semakin mungkin bahwa Federal Reserve akan menunda penyesuaian kebijakan dalam waktu dekat.

Pada saat yang sama, kemungkinan resesi tumbuh di ketiga negara, survei menemukan. Meskipun meningkatkan ketegangan perdagangan, Trump telah menghindari membuat prediksi tentang apakah AS dapat menghadapi resesi pada tahun 2025.

Revisi Produk Domestik Bruto Jepang Q4 menjadi fokus Pertumbuhan PDB kuartal keempat 2024 Jepang direvisi turun menjadi 2,2 tahunan dari 2,8, terutama karena konsumsi yang lebih lemah. Meskipun demikian, Bank of Japan diperkirakan akan melanjutkan kenaikan suku bunga di tengah ketahanan ekonomi dan inflasi yang kuat.

Dari sentimen dalam negeri, Goldman Sachs Group Inc. memproyeksikan defisit Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) akan semakin melebar dan mendekati batasnya, yakni 2,9 pada 2025. Selain itu, Goldman Sachs menurunkan peringkat obligasi negara tenor 10 dan 20 tahun menjadi neutral, serta menurunkan peringkat saham Indonesia dari overweight menjadi market weight.

Melebarnya defisit APBN 2025 dinilai sebagai dampak dari belanja jumbo untuk program seperti makan bergizi gratis (MBG), realokasi anggaran, pembentukan BPI Danantara, hingga perluasan kebijakan perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) melalui penerbitan SBN Perumahan.

Risiko fiskal Indonesia menjadi alasan utama bank raksasa tersebut menurunkan proyeksinya atas pasar modal Indonesia. Terdapat kekhawatiran atas ketegangan perdagangan global dan pelemahan ekonomi domestik setelah Presiden Prabowo Subianto mengumumkan serangkaian kebijakan fiskal.

Alhasil, Goldman Sachs memproyeksikan defisit APBN 2025 mencapai 2,9. Proyeksi itu lebih lebar dari target pemerintah, yakni defisit 2,53. Proyeksi 2,9 dari Goldman Sachs mendekati batas maksimal defisit APBN yang ditetapkan pemerintah, yakni 3.

Proyeksi itu sejalan dengan risiko fiskal yang dikhawatirkan Goldman Sachs. Dalam sepuluh tahun terakhir, defisit APBN melebihi 3 hanya pada saat pandemi Covid-19, yakni 2020 dan 2021. Pemerintah menetapkan pengecualian karena tingginya kebutuhan belanja negara untuk penanganan pandemi, ketika penerimaan negara berkurang drastis karena perekonomian terganggu.

Berdasarkan data di atas, mata uang rupiah untuk perdagangan selanjutnya diprediksi bergerak fluktuatif dan ditutup melemah direntang Rp16.390 - Rp16.460 per dolar AS.

Topik Menarik