Warga Bertaruh Nyawa Seberangi Sungai di Tonjong, Dandim Brebes Janji Buka Akses Jalan
BREBES, iNews.id - Masyarakat Dukuh Gumantung, Desa Kutamendala, Kecamatan Tonjong, Brebes, harus bertaruh nyawa saat akan keluar pedukuhan. Hal itu, lantaran warga setiap hari harus menyeberangi sungai berarus deras karena tidak ada jembatan penghubung.
Diketahui, pedukuhan Wadas Gumantung dihuni sebanyak 720 KK. Pedukuhan Wadas Gumantung, Desa Kutamendala masih terisolir karena tidak ada jembatan.
Bagi pelajar, mereka harus digendong orang tuannya, atau warga relawan untuk menyebrangi sungai yang deras. Mengantispasi korban jiwa, pihak desa berinisiatif membuat kereta gantung atau gondola.
Kereta bertenaga manusia ini bisa memuat enam orang dalam sekali menyeberang. Hanya saja karena keterbatasan ini, masih banyak warga yang tetap menyeberangi sungai dengan jalan kaki.
Mengetahui hal tersebut, Dandim 0713 Brebes, Letkol Inf Sapto Broto berjanji akan membuka askes jalan menuju ke jembatan Merah Putih yang sebelumnya sudah di bangun oleh Kodim 0713.
IHSG Sesi I Ditutup Melemah ke 7.146
Sapto menyebut, di Desa Kutamendala sudah dibangun jembatan gantung Merah Putih. Jembatan ini merupakan Program Unggulan Kodam IV/Diponegoro di Prakarsai oleh Pangdam IV/Diponegoro dan selesai dibangun pada Februari 2024.
Jembatan berada di Pedukuhan Satir dengan melintang di atas sungai Glagah. Lokasi Pedukuhan Satir bersebelahan dengan Pedukuhan Wadas Gumantung.
Menurut Dandim Brebes, warga Wadas Gumantung tidak bisa mrmanfaatkan jembatan buatan TNI AD ini karena lokasinya jauh, sekitar 7 km. Selain jauh, tidak ada akses jalan dari Pedukuhan Wadas Gumantung menuju Pedukuhan Satir. Karena alasan itu, mereka lebih memilih menyeberangi sungai baik dengan jalan kaki maupun menggunakan gondola.
"Jadi kalau warga Wadas Gumantung masih menyeberangi sungai dengan jalan kaki, digendong atau gondola, karena tidak ada akses jalan yang menuju Dukuh Satir. Apalagi jaraknya lumayan jauh, 7 km," ujarnya kepada media, Rabu (18/12/2024).
Dandim Brebes melanjutkan, di Wadas Gumantung sudah pernah dibangun jembatan. Namun jembatan di lokasi itu selalu hancur karena kondisi tanah.
"Kondisi sungai tidak stabil. Alurnya sering geser jadi memang susah untuk dibangun jembatan. Pernah dibangun tapi umurnya tidak lama," beber Sapto Broto.
Untuk membantu warga Wadas Gumantung, Dandim akan membuka akses jalan menuju Pedukuhan Satir sepanjang 7 km. Sehingga warga bisa memanfaatkan jembatan tersebut saat akan beraktifitas.
"Saya bersama Forkominda akan ke lokasi. Target saya langsung dibuka akses jalan ke Pedukuhan Satir," pungkasnya.