Nah! Jumlah Pasukan AS di Suriah Tiba-Tiba Membengkak Jadi 2.000 Personel

Nah! Jumlah Pasukan AS di Suriah Tiba-Tiba Membengkak Jadi 2.000 Personel

Berita Utama | inews | Jum'at, 20 Desember 2024 - 10:28
share

DAMASKUS, iNews.id - Pemerintah Amerika Serikat (AS) tiba-tiba mengumumkan bahwa jumlah tentaranya yang dikerahkan di Suriah saat ini 2.000 personel. Padahal, dalam pengumuman-pengumuman resmi sebelumnya AS selalu mengungkap jumlahnya hanya 900 personel. 

Juru Bicara Departemen Pertahanan AS (Pentagon) Pat Ryder mengatakan penambahan pasukan di Suriah sudah berlangsung sebelum Presiden Bashar Al Assad digulingkan pada 8 Desember lalu. Namun dia tidak menyebutkan jangka waktunya.

"Kami telah menyampaikan kepada Anda secara rutin bahwa ada sekitar 900 tentara AS dikerahkan ke Suriah. Mengingat situasi di Suriah dan permintaan yang signifikan, kami baru mengetahui bahwa jumlahnya ternyata lebih tinggi," kata Ryder, seperti dikutip dari Al Jazeera.

"Jadi, saat diminta untuk mencari tahu, saya baru memahami hari ini bahwa, sebenarnya ada sekitar 2.000 tentara AS di Suriah," ujarnya, melanjutkan.

Dia menjelaskan, sebanyak 900 personel menjalani penugasan tetap jangka panjang di Suriah, sementara sisanya sebagai pasukan rotasi sementara.

Menurut Ryder, 1.100 tentara yang sebelumnya tidak diumumkan berada di Suriah untuk sementara waktu. Mereka telah dikerahkan selama beberapa bulan.

AS mengirim pasukan ke Suriah sejak 2014 dengan misi utama melenyapkan ISIS. Meskipun ISIS sudah dikalahkan pada 2017, pasukan AS tetap bertahan di Suriah sampai saat ini.

AS bersekutu dengan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didominasi etnis Kurdi. Mereka kini menguasai sebagian besar wilayah timur Suriah.

Namun, Turki selaku mitra AS di NATO, memandang SDF sebagai ancaman terhadap keamanan nasionalnya, yakni kedekatan kelompok tersebut dengan kelompok bersenjata Kurdi yang masuk dalam daftar organisasi teroris.

Sementara itu kelompok bersenjata Suriah yang didukung Turki, Hayat Tahrir Al Sham (HTS), telah merebut wilayah yang sebelumnya dikuasai SDF dalam operasi selama 2 pekan terakhir.

Potensi perang habis-habisan antara pejuang Suriah yang didukung Turki melawan SDF menimbulkan pertanyaan tentang peran masa depan keberadaan pasukan AS di Suriah.

Namun Ryder menegaskan tidak ada perubahan rencana terhadap kehadiran militer AS di Suriah.

"Tidak ada rencana untuk menghentikan misi 'mengalahkan ISIS'. Maksud saya, sekali lagi, ISIS terus mempertahankan atau menimbulkan ancaman yang signifikan," katanya.

Topik Menarik