Menikmati Sinonggi, Makanan Khas Suku Tolaki dari Pati Sari Sagu
JAKARTA Makanan khas Tolaki adalah sinonggi yang terbuat dari pati sari sagu dimasak dengan air hingga bertesktur kenyal. Tolaki adalah salah satu suku yang ada di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Suku Tolaki merupakan etnis yang berdiam di jazirah tenggara pulau Sulawesi. Suku ini tersebar di tujuh kabupaten/kota di Sultra yang meliputi Kota Kendari, Kabupaten Konawe, Konawe Selatan, Konawe Utara, Kolaka, Kolaka Utara dan Kolaka Timur.
Bagi Suku Tolaki, sinonggi merupakan makanan pokok yang kini telah mengalami pergeseran makna dan bersaing dengan nasi. Suku ini memiliki tradisi menyantap sinonggi bersama-sama yang disebut mosonggi.
Di Sulawesi Selatan, sinonggi dikenal dengan nama kapurung dan di Kepulauan Maluku disebut papeda. Walaupun menjadi makanan khas Suku Tolaki, belum ada yang mengetahui sejak kapan Suku Tolaki mengonsumsi sinonggi. Namun, makanan ini sudah ada sejak ratusan tahun silam layaknya beras.
Nama sinonggi diyakini budayawan lokal berasal dari kata posonggi. Posonggi atau o songgi (bahasa Tolaki) merupakan alat mirip sumpit terbuat dari bambu yang dihaluskan dengan ukuran panjang kurang dari sepuluh sentimeter. Alat inilah yang digunakan untuk mengambil sinonggi dari tempat penyajian. Ada beberapa proses sebelum menikmati Sinonggi, makanan khas dari suku Tolaki ini.
Pertama, sebelum dimasak, pati sagu direndam di dalam baskom, atau sejenisnya, dengan menggunakan air dingin selama satu malam kemudian dibiarkan hingga mengendap.
Setelah itu, airnya dibuang. Ketika akan diolah, sagu lalu dicairkan dengan air dingin secukupnya, lalu, disiram air mendidih sedikit demi sedikit sambil sagu diaduk-aduk hingga mengental.
(msd)