Apa Itu Sleep Tourism yang Diprediksi Jadi Tren Wisata di 2025?
JAKARTA, iNews.id - Apa itu sleep tourism? Fenomena baru ini diprediksi akan menjadi tren di 2025.
Di dunia travel, sleep tourism sedang ramai diperbincangkan. Gaya liburan ini dianggap cocok untuk mereka yang lelah bekerja, kurang tidur dan ingin menghilangkan stres. Dengan sleep tourism, energi tubuh dan pikiran diklaim akan kembali pulih.
Menjadi pertanyaan sekarang, apa definisi dari sleep tourisme dan bagaimana tren ini dilakukan?
Apa Itu Sleep Tourism?
Sleep tourism adalah tren perjalanan terkini yang berfokus pada prioritas istirahat dan relaksasi. Tren ini memungkinkan wisatawan mencari fasilitas hotel yang berfokus pada tidur dan kebugaran seperti yoga dan perawatan spa.
Dua destinasi yang dianggap sejalan dengan sleep tourism adalah Rome Cavalieri dan Conrad Bali. Dua destinasi ini menekankan bagaimana liburan yang menenangkan meningkatkan kesejahteraan diri.
"Sederhananya, sleep tourism adalah keinginan untuk tetap traveling ke lokasi baru dengan tujuan kembali ke rumah dengan perasaan segar dan rileks," kata Sahara Rose de Vore, konsultan sekaligus pendiri The Travel Coach Network, dikutip Minggu (26/1/2025).
Lebih lanjut, Stephanie Davis seorang pakar dan perencana perjalanan mewah, menjelaskan, sleep tourism biasanya cocok untuk mereka yang mengidap insomnia atau kecemasan. Dengan sleep tourism, liburan dapat memaksimalkan relaksasi melalui tidur yang lebih baik di lokasi baru yang menyenangkan.
Kenapa Sleep Tourism Diprediksi Jadi Tren 2025?
Menurut laporan Hilton's 2024 Trends Report, alasan utama orang memilih bepergian dan menerapkan sleep tourism adalah untuk beristirahat dan memulihkan tenaga.
Jadi bisa dibilang, liburan dengan maksud untuk eksplor sesuatu yang baru dan memiliki itenary yang padat bukan lagi sesuatu yang digemari wisatawan saat ini. Mereka lebih suka menganggap lokasi wisata sebagai rumah baru.
"Wisatawan yang menginginkan rencana perjalanan super padat mulai menghilang. Sebaliknya, mereka lebih memilih perjalanan yang santai dan pengalaman transformatif yang memungkinkan mereka memanfaatkan potensi perjalanan yang sebenarnya," kata De Vore.
So, apakah Anda tertarik untuk menjajal sleep tourism ini di libur panjang sekarang?