China Gelar Latihan Militer di Lepas Pantai Australia, 49 Penerbangan Terpaksa Ubah Rute
SYDNEY – Latihan militer China yang digelar di Laut Tasmania, dekat Australia pekan lalu telah memaksia 49 penerbangan mengubah jalur mereka, kata kepala badan kontrol lalu lintas udara Australia kepada komite parlemen. Latihan militer tersebut telah mendorong Australia dan Selandia Baru untuk menyuarakan kekhawatiran mereka terhadap Beijing.
Maskapai penerbangan termasuk Qantas, Emirates, Air New Zealand dan Virgin Australia mengubah jalur penerbangan pada Jumat, (21/2/2025) setelah China memperingatkan mereka tentang latihan tembak langsung yang jarang digelar, di perairan internasional antara Australia dan Selandia Baru.
Kedua negara telah menyampaikan kekhawatiran terhadap China, mengatakan bahwa mereka tidak menerima pemberitahuan yang memadai dari angkatan laut Tiongkok tentang latihan militer di lepas pantai New South Wales, Australia.
Pilot biasanya diberi tahu tentang latihan militer, peluncuran roket, dan masalah lain yang dapat memengaruhi wilayah udara melalui Pemberitahuan kepada Penerbang, atau NOTAM, yang biasanya diajukan setidaknya 24 jam sebelum kejadian tersebut.
CEO Airservices Australia, Rob Sharp, mengatakan dalam sidang parlemen pada Senin, (24/2/2025) malam bahwa seorang pilot Virgin Australia memberi tahu agensinya bahwa angkatan laut Tiongkok berencana untuk melakukan latihan tembak sejauh 300 mil laut (483 km) di lepas pantai timur Australia.
Pasukan pertahanan Prancis, yang melakukan latihan militer di dekat wilayah mereka di Pasifik, biasanya memberi tahu lalu lintas udara Australia 24 hingga 48 jam sebelumnya, tambahnya, sebagaimana dilansir Reuters.
Sebuah fregat, kapal penjelajah, dan kapal pengisian bahan bakar Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat memasuki wilayah maritim Australia, dan berlayar menyusuri pantai timur Australia minggu lalu.
Kementerian pertahanan China mengatakan pada Minggu, (23/2/2025) bahwa mereka telah mengeluarkan pemberitahuan keselamatan berulang kali sebelumnya, dan bahwa tindakan mereka mematuhi hukum internasional dan tidak memengaruhi keselamatan penerbangan.
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menepis pertanyaan wartawan tentang apakah dia khawatir seorang pilot komersial harus memberi tahu tentang peringatan dari satuan tugas angkatan laut China.
"Pertahanan Australia tentu saja mengetahuinya dan saya telah berbicara dengan kepala pasukan pertahanan tentang apa yang telah terjadi. Australia telah mengerahkan fregat untuk memantau melalui laut dan udara keberadaan kapal-kapal China ini di wilayah tersebut," kata Albanese kepada wartawan pada Selasa, (25/2/2025).
Departemen Pertahanan Australia dan kantor menteri pertahanan tidak segera menanggapi permintaan komentar. Militer Selandia Baru mengatakan pada Selasa bahwa kapal-kapal China saat ini berada 218 mil laut di sebelah timur ibu kota negara bagian Tasmania, Hobart.