Deindustrialisasi Tantangan Pertumbuhan Ekonomi RI, Kontribusi Industri Manufaktur Terus Turun

Deindustrialisasi Tantangan Pertumbuhan Ekonomi RI, Kontribusi Industri Manufaktur Terus Turun

Terkini | okezone | Minggu, 1 Desember 2024 - 17:05
share

JAKARTA - Deindustrialisasi dini mesti segera diatasi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Pasalnya, tantangan struktual ini semakin memperburuk situasi, di mana pemerintahan ingin target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 per tahun.

Data menunjukkan kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB terus merosot sejak 2011. Provinsi industri utama seperti Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Banten menghadapi hambatan berupa tingginya biaya tenaga kerja, mahalnya bahan baku, dan kebijakan perpajakan yang dinilai kurang mendukung.

Rektor Universitas Brawijaya Malang Widodo pun menyoroti urgensi langkah konkret untuk mencegah dampak negatif dari deindustrialisasi dini.

"Sejak 2011, kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB terus turun. Ini mengindikasikan perlunya kebijakan yang mendukung, terutama untuk provinsi seperti Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Banten," ungkapnya, Minggu (1/12/2024).

Digitalisasi menjadi salah satu solusi potensial untuk menghadapi tantangan ini. Proyeksi menunjukkan ekonomi digital Indonesia dapat mencapai nilai USD 90 miliar pada 2024, tumbuh 13 dibanding tahun sebelumnya. Teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) generatif juga mulai diterapkan, khususnya di sektor pertanian dan industri, untuk meningkatkan efisiensi dan mendorong transformasi pemerintahan.

Prof Widodo pun menekankan pentingnya digitalisasi sebagai katalis perubahan.

"Teknologi digital harus dioptimalkan, baik di sektor industri maupun pertanian, untuk mendongkrak produktivitas. Reformasi birokrasi dan peningkatan kualitas pendidikan juga menjadi kunci utama dalam perjalanan menuju Indonesia Emas 2045," tambah ujar Widodo.

Topik Menarik