Zuckerberg Geser Bezos! Kekayaan Bos Facebook Meroket Rp3.245 Triliun
Mark Zuckerberg, CEO Meta Platforms (sebelumnya Facebook), kini menduduki posisi orang terkaya kedua di dunia, mengalahkan Jeff Bezos, mantan CEO dan Presiden Amazon.
Kekayaan Zuckerberg Meroket
Menurut Bloomberg Billionaires Index, kekayaan bersih Zuckerberg mencapai USD206,2 miliar (Rp3.245 triliun) pada hari Kamis, melampaui kekayaan bersih Bezos yang sebesar USD205,1 miliar (Rp3.228 triliun). Zuckerberg kini hanya tertinggal sekitar USD50 miliar (Rp787 triliun) di belakang Elon Musk, CEO Tesla, yang masih kokoh di puncak daftar orang terkaya di dunia.Kenaikan Saham Meta
Lonjakan kekayaan Zuckerberg ini didorong oleh kenaikan harga saham Meta yang signifikan sepanjang 2024. Dengan kepemilikan 13 saham di Meta, kekayaan bersih Zuckerberg telah meningkat sebesar USD78 miliar (Rp1.227 triliun) sejak awal tahun. Angka ini merupakan peningkatan terbesar di antara 500 orang terkaya yang dipantau oleh Bloomberg Index.Saham Meta menutup perdagangan pada hari Kamis di level tertinggi sepanjang masa, yaitu USD582,77 (Rp9.170.000), naik sekitar 68 dari awal Januari ketika sahamnya diperdagangkan di level UD346,29 (Rp5.450.000).
Antusiasme Investor Dorong Laba Meta
Kenaikan Zuckerberg ke posisi kedua dalam daftar orang terkaya menunjukkan bagaimana kekayaan pribadinya tumbuh seiring dengan antusiasme investor terhadap peningkatan laba Meta tahun ini.Wall Street terus memberikan apresiasi kepada Meta sepanjang tahun 2024 karena perusahaan secara konsisten melaporkan pendapatan kuartalan yang melampaui perkiraan analis. Pada bulan Juli, Meta mengumumkan bahwa penjualan kuartal keduanya tumbuh 22 menjadi $39,07 miliar (Rp615 triliun), menandai kuartal keempat berturut-turut dengan pertumbuhan pendapatan di atas 20.
Investasi AI dan Efisiensi Jadi Kunci
Meta menyatakan bahwa investasi besar-besaran dalam kecerdasan buatan (AI) telah membantu meningkatkan kinerja platform periklanan online-nya sebagai alasan utama pertumbuhan penjualan. Sistem periklanan online perusahaan sempat mengalami kemunduran besar pada tahun 2021 ketika Apple memperkenalkan pembaruan privasi iOS yang melemahkan kemampuan Meta untuk melacak pengguna di web. Pada Februari 2022, Meta menyatakan bahwa perubahan privasi tersebut akan merugikan pendapatan sebesar USD10 miliar (Rp157 triliun).Pada akhir 2022, Zuckerberg melaksanakan rencana penghematan biaya besar-besaran yang berlanjut hingga tahun berikutnya dan akhirnya mengakibatkan 21.000 karyawan Meta kehilangan pekerjaan, atau sekitar seperempat dari total tenaga kerja perusahaan.
Meskipun Meta terus menggelontorkan miliaran dolar untuk teknologi realitas virtual dan augmented reality yang diperlukan untuk mendukung konsep futuristik metaverse, investor menjadi lebih toleran terhadap investasi tersebut selama bisnis iklan inti perusahaan tetap sehat.
Minggu lalu, Meta meluncurkan kacamata AR Orion-nya, yang mendapat ulasan positif dari beberapa orang yang telah menguji prototipetersebut.