Rusia Mengku Tak Tertarik Nonton Debat Capres AS Donald Trump Vs Kamala Harris

Rusia Mengku Tak Tertarik Nonton Debat Capres AS Donald Trump Vs Kamala Harris

Terkini | inews | Selasa, 10 September 2024 - 18:47
share

MOSKOW, iNews.id - Calon presiden (capres) AS dari Partai Demokrat, Kamala Harris, akan menghadapi capres Partai Repulik, Donald Trump, dalam debat kandidat pada Selasa (10/9/2024) malam waktu AS atau Rabu (11/9/2024) pagi WIB. Merespons kabar itu, Rusia mengaku tidak tertarik untuk mengikuti debat tersebut.

Hal itu diungkapkan oleh Juru Bicara Kremlin (Istana Kepresidenan Rusia), Dmitry Peskov. Menurut dia, para pejabat Kremlin tidak punya rencana untuk menonton debat yang disiarkan televisi antara Harris dan Trump.

"Tidak, kami tidak berencana untuk menonton. Berharap sesuatu (dari debat itu) bukanlah urusan kami, itu urusan para pemilih Amerika," kata Peskov kepada wartawan di Moskow, hari ini.

Presiden petahana AS Biden memutuskan untuk mundur dari pencalonannya jembali Pilpres AS 2024 setelah menerima tekanan dari para elite Demokrat, akibat penampilan buruknya dalam debat kandidat dengan Trump pada Juni. Sebagai gantinya, dia memberikan tiket pencapresan Demokrat kepada Harris.

Trump dan Harris akan berhadapan dalam debat tatap muka pertama mereka pada Selasa (10/9/2024) malam waktu AS. Debat capres tersebut berlangsung kurang dari 60 hari menjelang pemilihan presiden AS pada 5 November nanti.

Menurut prediksi, kedua capres mungkin akan saling serang mengenai sejumlah isu kebijakan luar negeri AS, termasuk yang menyangkut konflik Rusia-Ukraina dan krisis Gaza.

Komentator politik AS, Cenk Uygur, mempertanyakan komitmen Trump dan Harris mengenai penyelesaian krisis Gaza dan dukungan AS terhadap Israel. Dia pun menyesalkan kedua capres karena sama-sama sepakat ingin "melayani Israel". Namun dia menilai Trump jauh lebih tidak waras dalam hal ini dibandingkan dengan Harris.

"Tak satu pun dari mereka (Trump maupun Harris) akan membantu Palestina sama sekali, namun Donald Trump akan membuat situasi menjadi jauh, jauh lebih buruk," kata Uygur.

Topik Menarik