Menyulut Gairah Inovator dari Menara Gading
SURABAYA - Manara Gading, sebuah lebel yang kerap disematkan pada dunia akademis atau perguruan tinggi. Dimana penghuninya, yakni kaum intelektual kerap terpisah dari kenyataan dan masalah-masalah praktis duniawi.
Padahal, perguruan tinggi seharusnya bisa meresapi setiap tarikan nafas dinamika kehidupan yang terjadi di masyarakat, sehingga perguruan tinggi bisa memberikan solusi yang terjadi dimasyarakat.
Keadaan pengasingan istimewa dari kepraktisan kehidupan nyata itupun akhir-akhir ini mulai bergairah. Kaum muda terdidik mulai terusik dengan hadirnya praktisi dan pakar-pakar yang sudah hidup di dunia nyata. Mahasiswa yang notabene masih segar dalam gagasan dan ide pun disulut agar mau memikirkan keberlangsungan kehidupan.
Seperti yang baru saja terjadi di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur. Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa menghadirkan 100 tim menyulut gairah inovator muda. Para pakar, praktisi hulu migas Pertamina dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) itupun menyajikan ide-ide inovasi brilian dalam konteks lingkungan dan berkelanjutan dalam Forum Improvement & Innovation Award (IIA) 2024.
Selain ide inovasi dari karyawan Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa, Forum IIA 2024 ini juga menantang mahasiswa ITS untuk adu ide inovasi. Alhasil, terdapat 12 inovasi mahasiswa yang meliputi aspek reduksi emisi, bio diesel dengan memanfaatkan bahan organik, filter air limbah berbasis teknologi hingga deteksi anomali instrumen industri.
Tim U-IIA misalnya. Tim ini menawarkan inovasi berupa pengembangan canting cap batik menggunakan sistem modular dengan konfigurasi 1.000 motif pada batik kawasan Bangkalan. Kemudian Tim Cagar menghadirkan jam tangan keren berbahan daur ulang plastik. Selanjutnya Tim Aryasatya menyajikan inovasi helm sepeda motor yang menggabungkan teknologi Internet of Things (IoT) untuk meningkatkan keselamatan pengendara.
Helm tersebut dilengkapi dengan beberapa fitur canggih terkoneksi dengan wifi yang bertujuan mengatasi masalah keamanan berkendara, pencurian motor, dan kecelakaan. Jika pengendara mengalami kecelakaan, maka akan ada pesan otomatis via SMS. Bahkan lokasi kecelakaan juga bisa langsung terindentifikasi lewat GPS.
Pinto Budi Bowo Laksono, Manager Communication, Relation & CID Pertamina Regional Jawa sekaligus tim juri lomba inovasi menuturkan, andilnya mahasiswa dalam lomba inovasi ini juga untuk mentransfer ilmu pengetahuan. Ia bilang, produk inovasi yang masih berupa ide tidak bisa jalan sendiri, harus ada penggunanya. Hal itu bisa dimulai dari netrowking, dan internal kampus.
"Seperti jam tangan daur ulang plastik, bisa dipakai oleh teman dan lingkungan di kampus," tuturnya. Kemudian inovasi batik, ada peluang yang bisa diselaraskan dengan binaan UMKM Pertamina. "Jadi bagaimana dari sisi efisiensi dan efektifitas bisa terus mendukung pemberdayaan masyarakat," ujarnya.
Dalam lomba inovasi ini, Pinto menjelaskan bahwa dari sisi keberlanjutan, sisi lingkungan, sisi penggunaan bahan yang daur ulang dan bagaimana dari sisi aspek inovasinya menjadi aspek penilaian utama.
"Harus lebih ke sustainability. Bagaimana mereka menggunakan bahan-bahan bekas yang digunakan sebagai inovasi, Bukan produk yang dibeli baru," tegasnya.
Pelaksanaan Debat Kedua Kab. Puncak, Elvis Tabuni dan Naftali Akawal Optimis Merebut Hati Masyarakat
Menurut Senior Manager Relations Upstream Pertamina Regional Jawa, Agus Suprijanto, kolaborasi antara industri dengan ITS ini untuk menunjukkan kepada mahasiswa, bahwa inovasi itu tetap dilakukan di dunai industri. "Disini kita ingin mengingatkan bahwa kreatifitas dan inovasi itu dimulai sejak di bangku kuliah," terangnya.
IIA 2024 yang mengusung tema Driving Innovation: Pioneering Sustainable Energy and Community Development, sebagai bentuk komitmen Pertamina untuk terus berinovasi dalam menciptakan keberlanjutan energi dan menjaga kelestarian lingkungan.
"Program ini untuk mengumpulkan ide-ide inovasi guna mempertahankan kinerja yang baik. Perlombaan ini dibuat button up, jadi pemenang di level regional Jawa ini akan naik ke level Subholding Upstream," kata dia. Sedikitnya ada 20 pemenang yang naik ke level selanjutnya untuk Upstream Improvement and Innovation Award untuk pekerja.
Sebelumnya sudah banyak karya inovasi yang diterapkan. Seperti peningkatan efeisiensi pemanfaatan penggunaan BBM untuk mengurangi polusi, optimasi penghematan biaya dan banyak yang lainnya. "Kita ingin menunjukkan bahwa industri sebesar Pertamina masih melalukan inovasi. Karena inovasi adalah salah satu jawaban bagaimana kita bisa tetap bisa bertahan di dalam industri yang kompetitif," tandasnya.