Gagal Kantongi Rekom Partai, Harjanto Dukung Deklarasi Relawan Kotak Kosong Sukoharjo

Gagal Kantongi Rekom Partai, Harjanto Dukung Deklarasi Relawan Kotak Kosong Sukoharjo

Terkini | sragen.inews.id | Kamis, 5 September 2024 - 17:20
share

SUKOHARJO,iNewsSragen.id - Dinamika pergerakan relawan kotak kosong (Rekoso) dalam Pilkada Kabupaten Sukoharjo 2024 makin tak terbendung. Kali ini bakal calon bupati yang gagal mendapat rekomendasi dari Partai Golkar, Harjanto, ikut bergabung mendukung.

Pengusaha di bidang pertambangan asli kelahiran Sukoharjo itu menyatakan mendukung gerakan Rekoso dengan hadir di acara deklarasi bersama sejumlah elemen masyarakat lainnya di RM Dobung Jl Wonogiri-Solo, Kepuh, Nguter, Sukoharjo, Kamis (5/9/2024).

"Proses demokrasi (deklarasi Rekoso) yang berlangsung di Sukoharjo, ini menandakan bahwa masyarakat sebenarnya menginginkan sosok pemimpin yang baru, menginginkan sosok alternatif yang seharusnya diusung dalam Pilkada. Dan saya secara pribadi sangat mendukung (kotak kosong)," kata Harjanto.

Sejak awal gerakan Rekoso ini mulai muncul pasca tujuh parpol pemilik 45 kursi DPRD Sukoharjo menyatakan berkoalisi mengusung satu paslon, Etik Suryani- Sapto Eko Purnomo, Harjanto mengaku sudah mendukung kotak kosong.

Ia menegaskan bahwa mendukung kotak kosong dalam Pilkada bukan perbuatan kriminal yang melanggar Undang-undang. Oleh karenanya masyarakat perlu mendapat edukasi yang benar terkait diperbolehkannya memilih atau mencoblos kolom kosong dalam surat suara di TPS nanti.

"Sebenarnya yang jadi catatan kriminal atau tindak pidana itu adalah, jika ada ASN, seperti pak Camat, pak Lurah yang melakukan mobilisasi melalui RT/RW menjadi tim pemenangan calon petahana. Nanti akan kami sampaikan ke masyarakat bahwa kotak kosong itu halal, dan konstitusional," tegasnya.

Koordinator acara, Iwan mengatakan, deklarasi Rekoso berangkat dari melihat kondisi dan dinamika Pilkada Sukoharjo saat ini, dimana aspirasi politik masyarakat sebagai warga negara telah dikebiri dengan hanya munculnya paslon tunggal.

"Proses demokratisasi melalui Pilkada serentak untuk menjaga dan merawat demokrasi seakan dibelenggu oleh kepentingan pragmatis elit parpol. Tanpa mempertimbangkan Hak konstitusional warga negara dan aspirasi rakyat," bebernya.

Iwan pun menyatakan bahwa gerakan Rekoso tidak hanya akan berhenti dalam acara seremonial belaka, tapi gaungnya akan terus disosialisasikan ke masyarakat di 12 kecamatan yang ada di Kabupaten Sukoharjo.

"Kami membuka pintu bagi siapapun, dari elemen apapun untuk bergabung, berjuang memenangkan kotak kosong. Kami juga sudah berkonsultasi dengan organisasi Perludem (Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi), bahwasanya KPU harus memberi ruang yang sama bagi kotak kosong seperti paslon tunggal," ujarnya.

Salah satu aktivis Sukoharjo yang hadir dalam acara itu, Bambang Wahyudi atau kerap disapa BW, menambahkan bahwa memilih kotak kosong adalah hak masyarakat yang juga diatur dalam PKPU yang dilindungi.

"Kalau memilih hanya satu, itu namanya bukan pemilihan. Tapi penunjukkan. Lalu kenapa harus kotak kosong? Seandainya nanti kotak kosong menang, maka pada pilkada berikutnya ada harapan muncul dua calon yang bisa dipilih," imbuhnya.

Hadir dalam acara itu perwakilan tujuh elemen relawan yang sepakat bergabung mendukung kotak kosong sebagai upaya memperjuangkan aspirasi politik masyarakat melalui Pilkada Sukoharjo yang jujur dan adil.

Perwakilan elemen yang hadir adalah, GERTAK (Gerakan Kotak Kosong), BARAKKO (Barisan Kotak Kosong), ELMASHO (Elemen Masyarakat Sukoharjo), MASKUNGKONG (Masyarakat Pendukung Kotak Kosong), PARAS (Pejuang Laskar Sukoharjo), BAUREKSO (Barisan Untuk Relawan Kotak Kosong), dan Solidaritas Rakyat Untuk Kotak Kosong.

Topik Menarik