15 Contoh Teks Anekdot Sindiran yang Penuh dengan Makna

15 Contoh Teks Anekdot Sindiran yang Penuh dengan Makna

Terkini | inews | Minggu, 1 September 2024 - 23:12
share

JAKARTA, iNews.id - Contoh teks anekdot sindiran biasa kita temukan di berbagai media baca, baik koran hingga artikel di internet. Tujuan ditulisnya teks ini adalah sebagai hiburan dan sarang pengkritik suatu peristiwa. 

Mengutip Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), teks anekdot merupakan sebuah cerita singkat yang menarik karena terdapat unsur lucu dan mengesankan. 

Selain bersifat lucu dan menghibur, isi teks anekdot biasanya menceritakan kehidupan sehari-hari mengenai orang penting atau terkenal yang merepresentasikan kejadian sebenarnya.

Struktur Teks Anekdot

Teks anekdot biasanya terdiri dari beberapa struktur, yakni abstrak, orientasi, krisis, reaksi, dan koda. 

1. Abstrak


Abstrak merupakan bagian pendahuluan atau pembuka pada teks anekdot. 


2. Orientasi


Orientasi adalah suatu bagian pada teks anekdot yang menceritakan awal suatu kejadian. 


3. Krisis


Krisis adalah salah satu bagian pada teks anekdot yang berisikan konflik atau masalah yang terjadi pada karakter. 


4. Reaksi


Reaksi adalah respon yang dilakukan oleh suatu karakter setelah mengalami masa krisis. 


5. Koda


Koda adalah bagian penutup pada teks anekdot yang berisikan amanat ataupun kritik. 


Contoh Teks Anekdot

Melansir berbagai sumber, Kamis (29/8/2024), berikut contoh teks anekdot yang bisa dipahami oleh siswa maupun pembaca. 


1. Contoh Teks Anekdot tentang Ekstrakurikuler


Judul: Ekstrakurikuler


Suatu hari, mengawali tahun ajaran baru, seorang guru melakukan sosialisasi kepada siswa baru mengenai pentingnya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. “Anak-anak, selain kalian akan mendapatkan berbagai ilmu di sekolah ini, kalian juga dapat mengikuti ekstrakurikuler.”


Ada banyak jenis ekstrakurikuler yang bebas dipilih, diantaranya seperti Pramuka, PMR, PBB, basket, Rohis, paduan suara, drumband, dan masih banyak yang lainnya.” jelas guru tersebut. 


Mendengar penjelasan guru itu, murid-murid pun penasaran sehingga mereka bertanya ke guru tersebut. Benny, salah satu murid yang ada di kelas itu bertanya, “Bu, memangnya apa gunanya ekstrakurikuler?”


Guru itu pun menjelaskan dengan detail, “Tentu saja banyak manfaatnya, di antaranya melatih kedisiplinan, kepemimpinan, dan lain sebagainya.” “Termasuk tambahan uang saku ya, Bu?” Anto pun menimpali. Ibu guru yang mendengarnya hanya dapat tersenyum.


Makna:


Hal yang bisa kamu pelajari dari makna tersirat teks anekdot “Ekstrakurikuler” adalah melakukan sesuatu tergantung niatnya. Tentu mendapatkan uang saku tambahan bagi anak sekolah merupakan hal yang dapat membuat hati senang. 


Namun, kamu harus mengetahui bahwa uang saku tambahan adalah uang yang diberikan oleh orang tua untuk memenuhi kebutuhan tambahan. 


Sehingga, ketika kamu mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, sepatutnya kamu memahami kenapa kamu ingin bergabung, dan uang saku tambahan yang diberi orang tuamu harus digunakan sebaik mungkin sesuai kebutuhan.


2. Contoh Teks Anekdot Mengkritik untuk Tidak Berbicara Kasar


Judul: Berkat Kanker Otak


Rutinitas belajar dan mengajar selalu diawali dengan cek presensi. Setiap guru yang masuk akan memanggil satu per satu murid yang hadir. Aturan yang sama berlaku di SMA Ruangguru. 


Pada saat itu, guru Bahasa Indonesia yang terkenal galak mulai memanggil setiap murid. Dengan nada tegas dan ekspresi kaku, ia menyebut nama murid. Hal ini menyebabkan murid yang dipanggil pun menjawab tak kalah lantangnya.


“Andi Ahmad”


“Hadir Bu!”


“Azmi Mahdi”


“Hadir Bu!”


“Bayu Satria”


“Hadir Bu”


“Akhirnya kamu masuk sekolah juga ya. Kenapa kamu kemarin tidak masuk?”


“Saya mesti ke rumah sakit, Bu,” jawab Bayu sembari senyum.


“Kenapa kamu jawab pertanyaan saya sambil senyum-senyum?” jawab sang guru kesal.


“Iya Bu, soalnya kata dokter saya terkena kanker otak.”


“Apa yang lucu? Kanker otak itu berbahaya.”


“Saya senang Bu. Ibu sudah tidak bisa bilang ‘dasar kamu tidak punya otak’ karena otak saya rusak.”


Seisi kelas meringis mendengar jawaban Bayu. Mereka ingin tertawa, tetapi khawatir dimarahi sang guru.


Makna:


Makna yang bisa kamu pelajari dari contoh teks anekdot ini adalah untuk tidak berbicara buruk, mengejek atau mengumpat, meskipun kepada orang yang lebih muda daripada kita. 


Hal ini karena kata-kata yang sudah telanjur diucapkan tidak bisa ditarik kembali, bahkan mungkin bisa membuat kita merasa lebih buruk.


3. Contoh Teks Anekdot Mengkritik Fasilitas


Judul: Kantin


Seorang guru sedang mengabsen anak muridnya sebelum memulai pelajaran.


Guru: “Intan?”


Intan: “Hadir, pak!”


Guru: “Nanda?”


Nanda: Hadir, pak!”


Guru: “Gulman?”


Pak guru tidak mendapat jawaban. Tiba-tiba, Gulman pun masuk ke kelas.


Guru: “Abis dari mana saja kamu, Gulman?”


Gulman: “Maaf pak, tadi saya habis sarapan di warung depan sekolah.”


Guru: “Loh, ngapain kamu jauh-jauh ke sana. Kita kan sudah punya kantin di seberang UKS.”


Gulman: “Itu kantin, pak? Saay kira petakan, kecil banget!”


Para murid pun tertawa mendengar jawaban Gulman).


Makna:


Teks anekdot di atas bukan sepenuhnya humor, ya. Penulis menyelipkan kritik terhadap suatu hal, yaitu kantin sekolah yang dianggapnya terlalu kecil. Pada teks, Gulman mengungkapkan sindiran dengan menyamakan kantin sekolah dengan sebuah petakan.


4. Contoh Teks Anekdot tentang Menaati Peraturan


Judul: Becak Dilarang Masuk


Ceritanya ada seorang tukang becak asal Madura yang pernah dipergoki oleh polisi ketika melanggar rambu “Becak dilarang masuk”. Tukang becak itu masuk ke jalan yang ada rambu gambar becak disilang dengan garis hitam yang berarti jalan itu tidak boleh dimasuki becak.


“Apa kamu tidak melihat gambar itu? Itu kan gambar becak tak boleh masuk jalan ini!” bentak Pak Polisi. “Oh saya melihat Pak, tapi itu kan gambarnya becak kosong tidak ada pengemudinya. Becak saya kan ada yang mengemudi, tidak kosong berarti boleh masuk,” jawab si tukang becak.


Makna:


Makna tersirat yang bisa kamu pelajari dari teks anekdot ini adalah memahami peraturan sebagaimana aturan tersebut dibuat. Tidak hanya membuatmu menjadi tidak disiplin, tetapi juga bisa jadi membahayakan orang di sekitar. 


Seperti tukang becak ini yang beralasan aturannya hanya bisa dipatuhi jika becak tersebut kosong.


5. Contoh Teks Anekdot tentang Status Sosial


Judul: Penjual Kue Yang Hebat


Caca membeli beberapa kue dari seorang nenek di pinggir jalan, namun ia tidak bisa melanjutkan perjalanan pulangnya karena tiba-tiba hujan turun deras sekali. Akhirnya Caca dan si nenek penjual kue pun sama-sama berteduh.


Agar tidak terlalu terasa canggung, Caca pun memulai obrolan “Nek, sudah lama jualan kue?” “Sudah sekitar 35 tahun, Nak”, jawab nenek. Caca kembali bertanya, “Memangnya tidak ada yang membantu, Nek?Anak-anak nenek kemana?”


“Anak-anak saya sibuk kerja, ada yang di Polda, rumah sakit, dan juga sekolah” Caca pun kagum mendengar jawaban nenek itu, “Wow, hebat! Walau hanya berjualan kue, namun anak-anak nenek sukses semua ya?” “Ya sama saja Nak, kerjanya seperti saya, jualan kue.”


Makna:


Makna tersirat dari teks anekdot di atas adalah ketidakseimbangan kondisi ekonomi dalam masyarakat sosial. Hal ini bisa kamu ketahui bahwa anak-anak dari karakter nenek harus turut berjualan kue juga. 


Maka dari itu, kamu harus bisa belajar lebih giat dan menjadi seseorang yang bermanfaat, sehingga bisa membantu orang yang lebih membutuhkan.


6. Contoh Teks Anekdot Menyindir Suatu Tempat


Judul: Obrolan Presiden Saat di Pesawat


Gus Dur merasa bosan dan mencoba mencari suasana di pesawat RI-01. Kali ini Gus Dur mengundang Presiden Amerika Serikat (AS) dan Prancis pada saat itu, untuk terbang bersama Gus Dur berkeliling dunia.


Seperti biasa, setiap presiden selalu ingin memamerkan apa yang menjadi kebanggaan negara yang dipimpin mereka. Tidak lama Presiden AS, Bill Clinton mengeluarkan tangannya, lalu sesaat kemudian dia berkata, “Wah kita sedang berada di atas New York!”


Gus Dur pun menanggapi dan berkata, “Lho kok bisa tahu, sih?”


“Ini patung Liberty kepegang!” jawab Bill Clinton dengan bangganya.


Tidak mau kalah, Presiden Prancis saat itu, Jacques Chirac, ikut menjulurkan tangannya keluar pesawat.


“Tahu tidak, kita sedang berada di atas Kota Paris!” dengan sombongnya.


“Wah … kok bisa tahu juga?” saut Gus Dur.


“lni menara Eiffel kepegang!” jawab presiden Perancis.


Karena disombongi oleh Clinton dan Chirac, giliran Gus Dur yang menjulurkan tangannya keluar pesawat.


“Wah … kita sedang berada di atas Tanah Abang!” teriak Gus Dur.


“Lho kok bisa tahu, sih?” tanya Clinton dan Chirac heran karena tahu Gus Dur itu kan nggak bisa melihat dengan baik.


“Ini jam tangan saya hilang.” jawab Gus Dur bernada kalem.


Makna:


Makna tersirat yang terkandung pada teks anekdot ini adalah daerah Tanah Abang merupakan tempat yang dipenuhi oleh pencopet. Ketika Gus Dur mengeluarkan tangannya ke luar pesawat, jam tangannya hilang, ia bercanda bahwa jam tangannya telah diambil oleh pencopet. 


Dari teks ini, yang bisa kamu pelajari adalah untuk menjaga barang-barang yang kamu miliki, terlebih ketika berada di tempat umum. Selalu berhati-hati di mana saja, agar barangmu tidak dicuri oleh orang lain.


7. Contoh Teks Anekdot Lucu dan Menyindir


Judul: Menghitung Keledai


Suatu hari Abu Ali pergi ke pasar dan membeli sembilan keledai. Dia pulang ke rumah dengan menunggangi salah satu keledai, dan delapan ekor keledai lainnya mengikuti di belakang.


Setelah beberapa saat, Abu Ali berkata pada dirinya sendiri, “Saya harus memastikan semua keledai saya ada di sini.” Ia berbalik untuk menghitungnya.


“Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan. Oh! Di mana keledai yang kesembilan?” Abu Ali panik.


Ia melompat turun dari keledainya, melihat ke balik bebatuan dan balik pepohonan. Tapi tidak ada keledai yang tertinggal.


“Saya akan menghitungnya lagi,” kata Abu Ali. “Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan. Oh, keledai yang kesembilan pasti sudah kembali.”


Abu Ali kembali menunggangi keledainya dan pergi.


Setelah beberapa saat, Ia menghitung keledainya lagi. Tapi jumlah yang dihitungnya hanya ada delapan ekor keledai! Sekali lagi Ia melihat ke balik bebatuan dan balik pepohonan. Tapi tidak ada keledai yang tertinggal.


“Saya akan menghitung lagi,” katanya, dan kali ini ada sembilan ekor.


Saat itu Abu Ali melihat temannya Musa sedang berjalan. “Musa,” panggilnya. “Bantu saya menghitung keledaiku. Saya merasa selalu kekurangan satu ekor. Kalau saya berhenti untuk menghitung ada berapa ekor, saya hanya melihat delapan ekor saja. 


Tapi kalau saya turun dari keledai yang sedang ditunggangi lalu mencoba berhitung, keledai yang kesembilan, dia ada lagi!”


“Saya justru bisa melihat ada sepuluh ekor keledai,” tawa Musa. “Dan keledai yang kesepuluh namanya Abu Ali.”


Makna:


Dari contoh teks anekdot di atas dapat diketahui bahwa Abu Ali tidak pandai dalam berhitung. Musa menganggap Abu Ali sebagai keledai karena ia tidak bisa menghitung sesuatu yang sederhana. Hal yang bisa kamu pelajari dari teks anekdot ini adalah untuk tidak naif dan polos, agar tidak merugikan diri sendiri.


8. Contoh Teks Anekdot Kisah Kerajaan


Kerajaan dan Seteguk Air


Suatu hari, Raja Harun Al Rasyid mencari sahabatnya yang bernama Bahlul. la ingin meminta nasihat kepada Bahlul hal yang sangat penting bagi dirinya sebagai seorang raja. Setelah bertemu dengan Bahlul, katanya, “Hai Bahlul, berilah aku sebuah nasihat yang sangat penting bagiku sebagai seorang raja!”


Bahlul berkata, “Katakan padaku, wahai Raja, kalau Tuan Raja kebetulan berada di padang pasir dan hampir mati karena kehausan, tuan akan membayar berapa untuk seteguk air?”


“Kalau orang yang punya air itu tidak mau uang, maukah Tuan Raja menyerahkan setengah dari kerajaan Tuan itu kepadanya?” tanya Bahlul lagi.


“Tentu,” jawab sang Raja.


“Jika setelah minum air itu, ternyata Tuan terkena penyakit yang mengancam jiwa Tuan Raja, Tuan mau memberikan apa untuk memulihkan kesehatan Tuan?” tanya Bahlul melanjutkan.


“Ya, setengahnya lagi,” jawab sang Raja.


“Oh, kalau begitu, Tuan Raja jangan terlalu sombong dengan kerajaan Tuan. Sebab, harga kerajaan Tuan itu sama dengan seteguk air.


Makna:


Nilai yang dapat diambil dari contoh teks anekdot di atas adalah lebih berhati-hati ketika menjawab pertanyaan dari seseorang, karena bisa saja pertanyaan tersebut adalah jebakan yang dapat membuka watak asli atau keburukan dari orang yang ditanya. Selain itu, hendaknya sebagai pemimpin tidak boleh sombong dan lebih bijak dalam membuat keputusan.


9. Contoh Teks Anekdot Kritik Sosial

Judul: Mencuri Sandal


Pada suatu pagi, Arya sedang asik makan soto di warung makan kesukaannya. Setelah kenyang, Arya bergegas untuk pulang.


Di tengah perjalanan pulang, Arya terserempet sepeda motor yang ugal-ugalan. Kecelakaan tersebut mengakibatkan sandalnya putus.


Dengan terpaksa, Arya berjalan kaki tanpa menggunakan sandal. Karena rumahnya jauh, ia memutuskan untuk pergi ke toko terdekat untuk membeli sandal. Akan tetapi, uangnya tidak mencukupi.


Karena uangnya tidak mencukupi, Arya pun mempunyai niat untuk mencuri sandal di masjid yang letaknya hanya beberapa meter dari toko tersebut. Arya hendak mengambil sandal terbaik yang ada di masjid itu.


Sambil duduk di teras masjid, ia memperhatikan setiap orang yang akan masuk ke masjid. Jadi, ketika targetnya sibuk beribadah, ia segera mengambil sandal tersebut.


Aksinya berjalan lancar, Arya berhasil mendapatkan sandal berwarna hitam yang merupakan sandal terbagus di masjid tersebut. Tidak diduga, sang pemilik sandal menyadari bahwa Arya telah mencuri sandalnya.


Pemilik sandal langsung teriak dan mengejar Arya. Perutnya yang buncit, membuat ia tidak bisa berlari kencang. Arya pun tertangkap dan dibawa ke kantor polisi.


Setelah dilakukan penyelidikan, Arya divonis dengan pasal pencurian. Kasusnya pun akan disidangkan satu minggu lagi. Sial sekali Arya, hal sepele ini membuatnya harus terseret ke meja hijau.


Hari persidangan telah tiba, Arya duduk di kursi tersangka dengan wajah tertunduk.


Hakim : “Baiklah, Arya, usia 24 tahun, telah terbukti mencuri sandal seharga Rp30.000,00. Dengan ini, pengadilan memutuskan bahwa Anda bersalah dan Anda dihukum selama 5 tahun penjara.”


Arya : “Loh?! Pak, ini tidak adil, mengapa hukuman saya jauh lebih berat dibandingkan dengan para koruptor?”


Kemudian hakim memberikan penjelasan kepada Arya bahwa ia mencuri sandal sehingga merugikan seseorang 30.000 rupiah. Adapun para koruptor mencuri uang 2 miliar sehingga merugikan 200 juta rakyat Indonesia.


Nah, kalau dihitung dengan saksama, koruptor hanya merugikan 10 rupiah saja setiap orang. Jadi, kerugian akibat tindakan yang dilakukan oleh Arya lebih besar daripada tindakan yang dilakukan oleh para koruptor.


Makna:


Dari teks anekdot di atas dapat disimpulkan bahwa hukum yang berlaku di sebuah negara tajam ke bawah tapi tumpul ke atas. Hukuman yang diterima oleh para pelanggar aturan seringkali tidak adil, karena koruptor yang memiliki pelanggaran lebih besar dan merugikan rakyat lebih banyak justru mendapatkan hukuman yang lebih ringan.


10. Contoh Teks Anekdot Kuliner

Judul: Nangka Impor 


Seorang teman diplomat yang baru ditempatkan di Belanda bercerita, Saya pernah makan siang di sebuah restoran Indonesia sederhana di Amsterdam. Saya kaget, ternyata salah satu menunya ada masakan gudeg Yogya. 


Saya penasaran. Maka langsung saya pesan satu porsi. Setelah saya cicipi, percaya atau tidak, ternyata rasanya lebih enak daripada gudeg di Yogya yang asli! Karena penasaran, maka saya bertanya: 


“Mas, apa rahasianya kok gudeg di sini rasanya lebih enak dibandingkan dengan di tempat aslinya?” 


“Oh, itu karena nangkanya, Mas. Di Yogya kan pakai nangka lokal. Nah kalau kami di sini memakai nangka impor,” jawabnya. 


“Emang nangkanya impor dari mana?” 


“Dari Yogya, Mas…” 


Makna:


Terdapat dua makna tersirat yang bisa kamu ambil dari contoh teks anekdot ini. Pertama, terkadang persepsi bisa dipengaruhi oleh lokasi tertentu. Bisa jadi, gudeg yang dibeli di Amsterdam terkesan lebih enak karena harganya lebih mahal. Kedua, fakta bahwa ternyata nangkanya diimpor dari Yogya menandakan bahwa sebenarnya kualitas nangka tersebut sama bagusnya, hanya saja, bisa jadi racikan yang memasak gudeg di Belanda lebih enak dari yang di Yogya.


11. Contoh Teks Anekdot Sindiran


Judul: Mau Gaji Besar? 


Suatu hari, Pak Anwar menerima telefon yang mengaku dari salah satu acara televisi. 


Presenter: “Halo, dengan siapa di sini?”


Pak Anwar: “Dengan Bapak Anwar”


Presenter: “Oh, Bapak Anwar. Apakah bapak ingin mendapatkan uang tunai sebesar 3 juta rupiah?”


Pak Anwar: “Wah, mau banget! Gimana caranya?”


Presenter: “Kerja, Pak!”


Pak Anwar: “…”


Makna:


Percakapan singkat di atas merupakan dialog anekdot yang berisi sindiran halus bahwa sangat mudah tergiur untuk mendapat uang, tapi harus ingat bahwa cara terbaik untuk mendapatkan uang adalah dengan bekerja.


12. Contoh Teks Anekdot Sindiran

Judul: Dosen yang juga Menjadi Pejabat 


Di kantin sebuah universitas, Udin dan Tono dua orang mahasiswa sedang berbincang-bincang. 


Tono : “Saya heran dengan dosen ilmu politik, kalau mengajar selalu duduk, tidak pernah mau berdiri.” 


Udin : “Ah, begitu saja diperhatikan sih Ton.” 


Tono : “Ya, Udin tahu sebabnya.” 


Udin : “Barangkali saja, beliau capek atau kakinya tidak kuat berdiri.” 


Tono : “Bukan itu sebabnya, Din. Sebab dia juga seorang pejabat.” 


Udin : “Loh, apa hubungannya.” Tono : 


“Ya, kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain.” 


Udin : “???” 


Makna:


Teks anekdot di atas memiliki makna tersirat tentang sindiran terhadap para pejabat yang selalu mementingkan posisinya, baik itu di pemerintahan maupun instansi lainnya. Meskipun, dalam teks terlihat bahwa pejabat yang dimaksud adalah pejabat di bidang politik.


13. Contoh Teks Anekdot Keluarga

Judul: Liburan Kuli Bangunan


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Perkenalkan, saya Didi. Di sini ada kuli bangunan? Wah, berarti saya satu-satunya ya di sini. Ngomong-ngomong soal liburan, buat kebanyakan orang, liburan itu obat stres, tapi buat saya malah bikin stres. Datang liburan orang-orang sibuk nyiapin rencana mau liburan ke mana. Saya malah sibuk nyari alasan.


Anak saya minta liburan, “Pak, ingin ke Dufan.”


“Nak, Jakarta banjir.”


“Ya udah Pak, ke Tangkuban Perahu.”


“Nak, perahunya bocor.”


“Ah bilang aja, Bapak gak punya uang.”


“Cerdas!”


Anak saya itu memang jarang liburan. Saya bawa ke tempat kerja saja, menurut dia itu tamasya. Dari pagi sampai sore, dia anteng nyusun lego, pakai batu bata. Kalau orang lain nyusun lego, anak-anak, ya jadi robot, anak saya jadi pos ronda.


Pulang ke rumah ditanya sama istri saya, “Gimana Nak, seru main sama Bapak?”


“Mantap, Mah! Pokoknya udah gede aku mau jadi kuli bangunan.”


“Hey, masa perempuan jadi kuli banguan..”


“Gak apa-apa, Mah, emansipasi!”


Ya, anak saya itu memang jarang liburan, jadi dia itu norak. Kemarin saja saya bawa ajak mandi bola, dia bawa handuk. 


Istri saya langsung ngomong, “Nak, mandi bola gak usah bawa handuk, Kan udah disediain.”

14. Contoh Teks Anekdot Transaksi Ekonomi

Judul: Antrean di Supermarket


Suatu hari di sebuah supermarket, ada tiga orang yang sedang antre di kasir untuk membayar belanjaan mereka. Mereka adalah seorang pekerja kantoran, seorang tukang bangunan, dan seorang ibu rumah tangga.


Pekerja kantoran mengeluarkan dompetnya dan membayar dengan kartu kredit. Sementara, tukang bangunan menghitung uang kertas dengan hati-hati untuk membayar belanjanya. Sedangkan, ibu rumah tangga dengan cermat memisahkan uang receh yang ia kumpulkan sepanjang minggu.


Saat giliran ibu rumah tangga untuk membayar, kasir tiba-tiba berkata, “Maaf, pembayaran dengan koin tidak diperbolehkan.” Ibu rumah tangga itu kikuk dan memandang uang recehnya yang sudah ia susun rapi.


Mendengar itu, tukang bangunan yang berdiri di sampingnya berkata, “Tidak masalah, saya akan membantu.” Dia mengeluarkan beberapa uang kertas tambahan dan menukarkannya dengan uang receh ibu rumah tangga.


Makna:


Makna tersirat yang bisa kamu ambil dari contoh teks anekdot di atas adalah meskipun mereka semua sedang berada di tempat yang sama untuk membeli barang, tetapi pengalaman dan kenyamanan mereka dalam bertransaksi berbeda jauh.


Pekerja kantoran menyadari keuntungan menggunakan kartu kredit, tukang bangunan mengetahui pentingnya memiliki uang dalam bentuk yang berbeda, dan ibu rumah tangga merasa dihargai karena ada seseorang yang peduli dengan situasinya.


15. Contoh Teks Anekdot Kritik Sosial

Judul: Kuliah Hukum Pidana


Seorang dosen Fakultas Hukum sedang memberi kuliah Hukum Pidana. Saat tiba sesi tanya jawab si Ali bertanya kepada dosen, “Apa kepanjangan dari KUHP, Pak?”


Lalu dosen tidak menjawab sendiri, tetapi dilemparkannya pada si Ahmad. “Saudara Ahmad, coba bantu saya untuk menjawab pertanyaan saudara Ali!” pinta beliau.


Dengan tegas si Ahmad menjawab, “Kasih Uang Habis Perkara, Pak!” tegasnya.


Mahasiswa lain tentu tertawa, sedang pak dosen geleng-geleng kepala, seraya menambahkan pertanyaan kepada si Ahmad, “Saudara Ahmad, dari mana Saudara tahu jawaban itu?”


Dasar si Ahmad, pertanyaan tersebut dijawabnya pula dengan tegas, “Peribahasa Inggris mengatakan Pengalaman adalah guru yang terbaik’ begitu, Pak!” Seisi kelas tertawa.


Lalu tawa mereda dan kelas kembali tenang.


Makna:


Makna tersirat yang bisa kamu ambil dari contoh teks anekdot ini adalah kondisi yang terjadi di sebuah negara tentang penyelesaian masalah adalah dengan uang. Sementara, hukum yang sudah diatur dengan rapi seolah ‘tidak terlalu bermanfaat’ karena diciderai dengan penerimaan suap.


Demikian ulasan mengenai contoh teks anekdot sindiran. Semoga bermanfaat!

Topik Menarik