Refleksi 25 Tahun Pendidikan, Membangun Masa Depan Sekolah di Era Digital
Momen Seperempat Abad adalah tonggak berharga bagi sebuah institusi pendidikan, khususnya Sekolah Menengah Atas (SMA). Ini bukan sekadar perayaan, tetapi juga kesempatan emas untuk merenungkan perjalanan, mengevaluasi keberhasilan, dan merancang strategi baru dalam menghadapi tantangan zaman yang terus berubah.
Dalam era yang ditandai dengan perkembangan teknologi pesat, pendidikan tidak lagi sekadar soal menyampaikan ilmu, tetapi juga tentang bagaimana sebuah sekolah mampu beradaptasi dengan kebutuhan zaman, baik dari sisi manajemen, kurikulum, hingga sistem pembelajaran.
Manajemen Sekolah: Kunci Keberhasilan di Era Kompetisi
Manajemen yang efektif adalah pilar utama kesuksesan lembaga pendidikan. Namun, pola manajemen yang masih tradisional dan kaku, terutama di sekolah negeri, kerap menjadi penghambat inovasi.
Standar yang diterapkan sering kali mengutamakan keseragaman, sehingga sekolah swasta pun terjebak meniru pola ini meskipun tidak relevan dengan kebutuhan siswa.
Untuk mengatasi tantangan ini, Direktorat Sekolah Menengah Atas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memperkenalkan dua pola manajemen sekolah.
Pola tradisional berfokus pada standar pemerintah, sedangkan pola kedua lebih fleksibel, mengutamakan kualitas belajar siswa dengan pendekatan adaptif terhadap perubahan lingkungan, teknologi, dan kebutuhan zaman.
Digitalisasi: Transformasi Pendidikan Masa Depan
Digitalisasi bukan lagi sekadar alat pendukung, melainkan elemen inti yang harus menjadi bagian tak terpisahkan dari manajemen dan pembelajaran di sekolah.
Sistem administrasi berbasis digital, komunikasi orang tua dan guru melalui aplikasi, hingga evaluasi berbasis data adalah contoh nyata bagaimana teknologi dapat meningkatkan efisiensi dan transparansi.
Di ruang kelas, digitalisasi membuka peluang pembelajaran hybrid yang menggabungkan metode tatap muka dan daring, serta mendukung pendekatan personalisasi. Hal ini tidak hanya meningkatkan keterlibatan siswa, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan dunia nyata.
SAIM: Inspirasi Digitalisasi di Dunia Pendidikan
Sekolah Alam Insan Mulia (SAIM) Surabaya menjadi contoh inspiratif bagaimana digitalisasi dapat diimplementasikan secara optimal.
Dalam perayaan 25 tahun berdirinya, SAIM memanfaatkan teknologi canggih, seperti penggunaan perangkat komputer sebagai pembawa acara dan multimedia modern yang memperkaya pengalaman peserta.
Pendekatan pembelajaran berbasis teknologi dengan konsep joyful learning yang diterapkan SAIM menciptakan suasana belajar yang relevan dan menyenangkan, menunjukkan bahwa inovasi dapat berjalan beriringan dengan pendidikan berkualitas.
Menyongsong 2025: Pendidikan yang Adaptif dan Inklusif
Menuju tahun 2025, sekolah-sekolah di Indonesia, baik negeri maupun swasta, harus terus merefleksikan dan memperbarui sistem manajemen, kurikulum, serta metode pembelajaran agar tetap relevan. Digitalisasi harus menjadi pola pikir utama dalam transformasi pendidikan, bukan sekadar tambahan.
Dengan manajemen yang inovatif, kurikulum yang adaptif, dan pembelajaran berbasis teknologi, sekolah dapat menciptakan ekosistem pendidikan yang inklusif, efisien, dan siap menghadapi tantangan masa depan. Momen 25 tahun menjadi pengingat bahwa inovasi adalah jalan menuju pendidikan yang lebih baik.
Penulis :
Supangat, M.Kom., Ph.D., ITIL., COBIT, CLA., CISA
Work Experience :
-
Direktur Direktorat Sistem Informasi (DSI) Yayasan Perguruan 17 Agustus 1945
(YPTA) Surabaya [Mar 2017 - Sekarang]
-
Pemimpin Redaksi (Pemred) Warta 17 Agustus Yayasan Perguruan 17 Agustus 1945
(YPTA) Surabaya [Okt 2014 - Sekarang]
-
Ketua Program Studi (Kaprodi) Sistem dan Teknologi Informasi (Sistekin) Fakultas
Teknik Untag Surabaya [Agustus 2022 - Jan 2024]
-
Wakil Dekan I Fakuktas Teknik Untag Surabaya [Jan 2024 - Sekarang]
-
Ketua Group Research Security and Digital Forensic Program Studi (Prodi) Sistem
dan Teknologi Informasi (Sistekin) Fakultas Teknik Untag Surabaya [Jan 2024 -
Sekarang]