FEB UNAIR Berikan Pendampingan dan Pelatihan UMKM di Desa Sawit Magetan
MAGETAN, iNewsSurabaya.id - Tim Pengabdian Masyarakat Departemen Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar program pendampingan dan pelatihan bagi kelompok peternak di Desa Sumber Sawit, Kecamatan Sidorejo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.
Kegiatan berlangsung pada Sabtu, 28 September 2024 tersebut merupakan bagian dari program pengabdian kepada masyarakat yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Airlangga.
Kelompok peternak merupakan binaan Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) Yatim Mandiri, yang merupakan mitra dalam pelaksanaan kegiatan ini.
Program tersebut dihadiri oleh 15 anggota kelompok peternak dari desa setempat dan bertujuan untuk meningkatkan pemahaman terkait pengelolaan koperasi serta praktik peternakan yang lebih efektif.
Supian Suri Sindir Wali Kota dan Wakil Tak Hadir Saat Presiden Resmikan Tol Cinere, Komunikasi Lemah
Tim pendamping terdiri dari para dosen FEB UNAIR, yaitu Dr. Irham Zaki, Dr. Achsania Hendratmi, Dr. Lina N. R., Dr. Ahmad Fadlur Rahman, Bayuny, dan Ibu Ida Wijayanti, yang didampingi oleh dua mahasiswa FEB UNAIR, yakni Dhio Nasywa dan Tri Ratna.
"Desa Sumber Sawit memiliki potensi besar dalam sektor UMKM, khususnya di bidang peternakan. Namun, masyarakat masih mengalami kendala dalam hal akses permodalan untuk mengembangkan usaha mereka," ungkap Irham Zaki, Ketua Tim Pengabdian
Masyarakat FEB UNAIR.
"Kami berharap melalui program ini, warga bisa lebih memahami pentingnya koperasi sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan permodalan dan mendorong pertumbuhan ekonomi bersama," tambahnya.
Ahmad Fadlur Rahman menambahkan, salah satu tantangan lain yang dihadapi masyarakat adalah kurangnya pengetahuan tentang peternakan, meskipun sektor ini menjadi mata pencaharian utama warga.
“Dari hasil survei kami, banyak warga yang terjebak pada praktik pinjaman dari rentenir dengan bunga yang sangat tinggi. Pemahaman terkait koperasi sangat diperlukan agar mereka dapat beralih ke sistem permodalan yang lebih sehat,” ungkapnya.
Selain kendala permodalan, Ida Wijayanti juga menyoroti masalah kesehatan ternak yang sering menyebabkan kerugian finansial bagi warga.
"Banyak peternak mengalami kerugian besar akibat penyakit pada kambing dan domba mereka," ujarnya.
Dalam upaya memberikan solusi, tim mendatangkan Dr. Sunaryo, pakar peternakan yang memberikan pelatihan mengenai pemeliharaan kambing secara tepat.
Dr. Sunaryo menjelaskan pentingnya praktik peningkatan kualitas pakan (flushing) pada kambing betina, terutama sebelum dan setelah proses perkawinan.
"Waktu terbaik untuk mengawinkan kambing betina adalah antara 12 hingga 18 jam setelah terlihat tanda-tanda kawin," jelasnya. Para peserta dengan antusias berkonsultasi terkait berbagai permasalahan peternakan yang mereka hadapi.
Kepala Desa Sawit yang turut serta dalam kegiatan ini menyambut baik pelatihan tersebut. "Ilmu yang kami peroleh hari ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas peternakan kami. Kami berharap kesadaran tentang pentingnya koperasi juga dapat semakin meningkat di masyarakat, sehingga kesejahteraan bersama dapat tercapai," ujarnya.
Sebelumnya, tim Pegmas FEB UNAIR melakukan diskusi lanjutan, Focus Group Discussion (FGD), dalam memetakan kebutuhan dan profil UMKM di Desa Sawit.
Hasil diskusi ini menjadi landasan bagi penyusunan program-program pengembangan selanjutnya, dengan tujuan akhir mendirikan koperasi yang mampu menyediakan solusi permodalan dan menciptakan ekosistem bisnis yang lebih sehat di desa tersebut.
Program pendampingan ini merupakan wujud nyata komitmen Universitas Airlangga dalam mendukung pengembangan ekonomi masyarakat melalui kegiatan pengabdian yang berkelanjutan. Selain edukasi dan pelatihan kepada warga setempat terkait menguatkan ketahanan keluarga peternak dalam memelihara usaha ternaknya, juga diharapkan terbentuk koperasi syariah