Kronologi Hamdan Ballal Sutradara No Other Land Diserang dan Ditangkap Militer Israel

Kronologi Hamdan Ballal Sutradara No Other Land Diserang dan Ditangkap Militer Israel

Gaya Hidup | sindonews | Selasa, 25 Maret 2025 - 10:40
share

Hamdan Ballal, sutradara Oscar No Other Land yang memenangkan Oscar, menjadi korban kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok pemukim Israel di Tepi Barat pada Senin lalu. Peristiwa itu terjadi di desa Susiya, wilayah yang kerap mengalami ketegangan akibat konflik berkepanjangan antara warga Palestina dan pemukim Israel.

Dua saksi mata, termasuk sesama sutradara No Other Land, Basel Adra, mengungkap detik-detik saat Hamdan Ballal diserang dan kemudian ditangkap oleh militer Israel. Menurut Adra, sekitar 20 pemukim, beberapa mengenakan topeng dan bersenjata, menyerbu desa usai waktu berbuka puasa.

Dilansir dari NPR, Selasa (25/3/2025), di tengah kekacauan itu, tentara Israel justru mengarahkan senjata ke warga Palestina, membiarkan pemukim melemparkan batu dan merusak properti warga.

"Kami kembali dari Oscar dan setiap hari sejak itu ada serangan terhadap kami. Ini mungkin balas dendam mereka kepada kami karena membuat film itu. Rasanya seperti hukuman,” kata Adra.

Foto/AP

Istri Ballal disebut mendengar suaminya dipukuli di depan rumah mereka. Bahkan sempat mendengar teriakannya yang memohon. “Aku sekarat,” ucap Ballal, sebelum akhirnya ia dibawa pergi oleh tentara dalam keadaan diborgol dan ditutup matanya.

Darah Ballal masih terlihat di depan rumah, menurut kesaksian Adra. Sementara itu, pengacara hak asasi manusia, Lea Tsemel, menjelaskan bahwa Ballal adalah satu dari tiga warga Palestina yang ditahan oleh militer Israel

Ia mengaku belum dapat berkomunikasi langsung dengan kliennya karena mereka masih berada di pangkalan militer untuk perawatan medis. Pihak militer Israel menyatakan bahwa penahanan dilakukan terhadap tiga warga Palestina yang dituduh melempar batu, serta satu warga Israel yang terlibat dalam bentrokan tersebut.

Namun, klaim ini dibantah oleh para saksi yang menyebutkan bahwa justru pemukimlah yang lebih dulu memulai kekerasan. Serangan tidak hanya menimpa warga desa, tetapi juga aktivis internasional.

Foto/AP

Salah satu kelompok, Center for Jewish Nonviolence, menjadi sasaran kekerasan. Sekelompok pemukim merusak kendaraan para aktivis, memecahkan kaca dan merobek ban mobil. Video dari kelompok tersebut memperlihatkan pemukim bertopeng yang mendorong dan menyerang para aktivis di tengah malam.

Film No Other Land, yang digarap oleh kolaborasi sutradara Palestina dan Israel, termasuk Ballal, Adra, Yuval Abraham, dan Rachel Szor, menceritakan perjuangan masyarakat di Masafer Yatta yang terusir akibat aktivitas militer Israel.

Film ini telah menuai pujian sekaligus kontroversi sejak meraih penghargaan internasional. Termasuk di Berlinale 2024 dan Oscar 2025.

Masafer Yatta sendiri telah ditetapkan Israel sebagai zona latihan militer sejak 1980-an, memaksa sekitar 1.000 penduduk yang mayoritas Badui Arab menghadapi ancaman pengusiran rutin. Rumah, tenda, hingga sumber air seringkali dihancurkan oleh tentara.

Selama konflik yang berlangsung di Gaza, militer Israel meningkatkan operasi di Tepi Barat dan menyebabkan ratusan korban jiwa dari pihak Palestina.

Dalam periode yang sama, frekuensi serangan oleh pemukim terhadap warga sipil Palestina juga meningkat, menambah ketegangan di wilayah yang sudah lama diguncang konflik ini.

Topik Menarik