Rupiah Jeblok ke Level Terendah Sejak Krisis 1998
Nilai tukar rupiah pada hari ini turun 0,5 persen menjadi Rp16.641 terhadap dolar AS (USD), merosot ke level terlemahnya sejak krisis moneter pada Juni 1998. Pelemahan mata uang Garuda itu disebutkarena meningkatnyakekhawatiran atas lintasan fiskal Indonesia, yang memberi tekanan pada bank sentral untuk meningkatkan upaya mempertahankan mata uang tersebut.
Mengutip Strait Times, rupiah telah merosot lebih dari 3 persen pada tahun ini dan menjadikannya salah satu mata uang yang berkinerja terburuk di pasar berkembang. Rupiah juga telah merosot terhadap mata uang Singapura, turun sekitar 6 persen sejauh ini pada tahun 2025. Rupiah diperdagangkan pada Rp12.415,58 per dolar Singapura pada pukul 11.46 pagi pada tanggal 25 Maret, turun 0,2 persen semalam.
Indonesia yang menjadi salah satu negara dengan perekonomian terbesar di kawasan ini dengan cepat kehilangan daya tariknya di mata investor global karena kekhawatiran yang tumbuh atas langkah-langkah Presiden Prabowo Subianto untuk mengikis pagar pembatas ekonomi yang telah lama ada di negara ini, dan memperluas peran militer dalam masyarakat sipil.
Langkah-langkah kebijakan populisnya sejak menjabat pada bulan Oktober, termasuk program makan siang gratis sekitar USD30 miliar per tahun, mendorong defisit anggaran mendekati batas hukumnya sebesar 3 persen dari produk domestik bruto.
"Kekhawatiran fiskal kemungkinan akan membebani mata uang serta repatriasi pembayaran dividen musiman oleh investor asing," kata ahli strategi Bank of Singapore Moh Siong Sim, seperti dilansir Strait Times. "Harapan ada pada Bank Indonesia (BI) untuk terus mengekang volatilitas rupiah yang berlebihan menjelang kemungkinan pengumuman tarif pada tanggal 2 April oleh AS,"imbuhnya.
Tak hanya rupiah, pasar saham Indonesia pun telah anjlok tahun ini dan memasuki kelesuan pada bulan Februari setelah investor asing menarik dana mereka senilai lebih dari USD2 miliar. Obligasi Indonesia berkinerja lebih buruk daripada obligasi pemerintah AS, dengan selisih antara obligasi acuan 10 tahun mendekati yang terlebar sejak September.
Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah pada bulan Maret karena berupaya menjaga mata uang. Bank sentral telah berulang kali melakukan intervensi di pasar tahun ini, sementara pemerintah menerapkan aturan yang memaksa eksportir komoditas untuk menyimpan pendapatan mata uang asing mereka di dalam negeri.