Mengapa Harga Bahan Pokok Naik Jelang Lebaran? Ini Penyebabnya
JAKARTA - Mengapa harga bahan pokok naik jelang Lebaran? Berbagai pasar kontemporer dan tradisional di Indonesia, mengalami kenaikan harga bahan pokok yang signifikan menjelang Hari Raya lebaran. Lantas, sebenarnya apa yang menyebabkan harga bahan pokok naik menjelang Lebaran?
Banyak faktor seperti daya beli menurun, kurs dolar melonjak, dan situasi politik dalam negeri yang kian memanas menciptakan kondisi ekonomi yang penuh tekanan, terutama bagi masyarakat menengah ke bawah.
Pada umumnya, permintaan masyarakat untuk konsumsi rumah tangga meningkat selama bulan puasa, sehingga mendorong kenaikan harga bahan pokok. Sementara itu, saat Lebaran, tekanan inflasi beralih ke sektor lain, terutama transportasi, karena banyak orang yang mudik.
Namun, peningkatan permintaan untuk bahan pokok seperti beras, daging, telur, minyak goreng, dan gula pasir tidak sebanding dengan peningkatan pasokan, yang juga menyebabkan kelangkaan dan akhirnya kenaikan harga.
6 Fakta Danantara, Terwujud karena Dukungan Presiden Sebelumnya hingga Terima Setoran Dividen Jumbo
Beberapa penyebab utama kenaikan harga bahan pokok antara lain :
1. Distribusi dan Stok yang Bermasalah
Cuaca buruk, kelangkaan pasokan, dan kebijakan impor yang tidak stabil menyebabkan distribusi bahan pokok di beberapa daerah tertunda. Akibatnya, harga menjadi lebih tinggi karena barang menjadi lebih sulit didapat.
2. Permintaan Tinggi sebelum Lebaran
Permintaan masyarakat terhadap bahan pokok meningkat tajam saat Lebaran semakin dekat. Karena banyak orang mulai mempersiapkan kebutuhan Lebaran, konsumsi beras, minyak goreng, daging, telur, dan cabai meningkat. Kenaikan permintaan ini otomatis menyebabkan kenaikan harga.
3. Ketidakpastian Politik berdampak pada Ekonomi
Ekonomi seringkali terkena dampak langsung dari ketidakstabilan politik, terutama setelah pemilu. Pasar keuangan bergejolak karena ketidakpastian pemerintahan baru, investor yang menunggu kepastian, dan kebijakan yang belum jelas. Ketika investor dan dunia usaha ragu-ragu, nilai rupiah dan harga kebutuhan pokok semuanya terpengaruh.
4. Kurs dolar yang terus naik
Banyak produk di Indonesia masih bergantung pada impor, seperti gandum untuk tepung dan kedelai untuk tempe dan tahu. Harga barang impor otomatis meningkat saat nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar, sehingga harga bahan makanan impor ikut naik.
5. Spekulasi Pedagang
Dalam momen-momen seperti menjelang Idul Fitri saat ini, banyak pedagang yang memanfaatkan kesempatan untuk menimbun produk dan menaikkan harga untuk keuntungan pribadi.
Pada kondisi ini, mayoritas masyarakat terutama orang-orang dari golongan ekonomi menengah ke bawah terkena dampak dari kenaikan harga. Daya beli masyarakat menurun karena tidak memiliki uang untuk membeli sesuatu, jadi harus mengurangi jumlah yang mereka konsumsi atau mencari alternatif yang lebih murah.