Demo Tolak UU TNI di Malang Ricuh, Sejumlah Aparat dan Demonstrans Terluka
Demonstrasi menolak pengesahan Undang-Undang TNI di Kota Malang ricuh. Enam petugas keamanan dan sejumlah demonstran luka-luka usai baku hantam.
Korban luka dievakuasi dengan beberapa ambulan dari tim medis yang sudah bersiaga sejak Minggu (23/3/2025) sore. Petugas kesehatan memberikan pertolongan pertama kepada korban yang mayoritas mengalami luka di bagian kepala akibat benturan dan pukulan.
Wakil Ketua DPRD Kota Malang Rimzah menyatakan, setidaknya ada enam aparat keamanan terdiri dari lima orang polisi dan satu orang TNI, yang mengalami luka-luka. Korban sudah dievakuasi dengan ambulan ke rumah sakit terdekat untuk perawatan lebih lanjut.
"Tadi ada disampaikan ada korban, tapi korbannya dari teman-teman aparat dari Polri ada 5 korban dari TNI, ada satu korban. Jadi total korban sebenarnya ini masih enam dan mudah-mudahan tidak bertambah lagi," ucap Rimzah ditemui pada Minggu (23/3/2025) malam.
Namun jumlah korban itu kemungkinan besar bertambah. Sebab sejauh ini pendataan korban dari sisi demonstran belum masuk. Namun dari beberapa informasi yang diterima dari massa aliansi terdapat sejumlah korban demonstran.
"Korbannya luka ringan saja, (saat kejadian di dalam gedung) tidak ada aktivitas, sehingga tidak ada korban dari pekerja, karena kebetulan hari Ahad juga, dan pas jam buka puasa kami berada di luar," katanya.
Sementara itu, hingga pukul 20.30 WIB, sejumlah petugas gabungan dari kepolisian, TNI, tim medis, dan petugas pemadam kebakaran (damkar) masih bersiaga. Petugas damkar Kota Malang masih berupaya membantu proses pembersihan lokasi dengan penyemprotan air, termasuk menetralisir pendinginan dua bangunan gedung legislatif yang terbakar.