Sangat Janggal, Toyota Tiba-tiba Bikin Mobil Listrik di China

Sangat Janggal, Toyota Tiba-tiba Bikin Mobil Listrik di China

Otomotif | sindonews | Sabtu, 22 Maret 2025 - 19:34
share

Pada awal Maret 2025, Toyota membuat kejutan dengan meluncurkan model SUV full listrik lainnya yang sedikit lebih kecil dari bZ4x khusus untuk pasar China.

Seperti dilansir dari SCMP, dengan nama bZ3x, penulis mengira ia melihat model prototipe SUV tersebut dipamerkan di Beijing Motorshow 2024 tahun lalu. Saat itu, penulis mengira Toyota hanya "bermain-main" dengan mobil konsep listrik untuk menarik perhatian pengunjung pameran otomotif.

Tak heran, jika Beijing Autoshow dengan 16 ruang pameran telah menghasilkan angka penjualan yang luar biasa pada tahun 2024 dengan penjualan mencapai 31,436 juta unit kendaraan terjual di Tiongkok. Angka ini sekaligus mengangkat China sebagai kekuatan otomotif dunia.

Namun, jika Anda perhatikan lebih dekat, tidak semua merek otomotif di China menikmati lonjakan penjualan kendaraan di China tahun lalu. Misalnya, merek Nissan yang pernah populer di Cina kini semakin tidak dikenal.

Pada tahun 2021, meskipun terjadi kekacauan COVID-19, Nissan berhasil menjual 1,4 juta unit kendaraan di China saja, menjadikan Tiongkok salah satu pasar terpenting Nissan selain Amerika. Namun kesalahan Nissan adalah mereka lambat dalam merespon tuntutan pasar yang semakin dinamis.

Nissan gagal memproduksi mobil listrik secepat mungkin untuk memenuhi permintaan pasar Cina dan pada saat yang sama Nissan juga gagal menawarkan serangkaian kendaraan dengan powertrain hybrid yang cukup untuk memuaskan selera konsumen China.

Akibatnya, penjualan merek China menurun tajam, hingga pada tahun 2024 Nissan hanya mampu menjual 690.000 unit kendaraan di China. Hal ini menyebabkan Nissan mengalami masalah keuangan yang serius karena pasar China merupakan "sapi perah" bagi Nissan.

Pangsa pasar Nissan turun 50 hingga Nissan terpaksa menutup beberapa pabrik dan mengambil inisiatif luar biasa untuk menyelamatkan perusahaan, termasuk menjadi anak perusahaan Honda.

Apa yang terjadi pada Nissan dipelajari oleh Toyota melalui proses "yokoten". Jika Nissan dapat mengemas produknya di China, hal yang sama dapat terjadi pada merek Toyota. Data menunjukkan pangsa pasar Toyota turun 6,9 di Tiongkok pada tahun 2024 dibandingkan dengan tahun 2023

Jadi meskipun Toyota bersikeras bahwa program elektrifikasi kendaraan bukanlah prioritas mereka saat ini, dan Toyota sedang sibuk mengembangkan mesin baru di Jepang, agar tetap sukses dan relevan di pasar Cina, teknologi mobil listrik perlu digunakan.

Jadi Toyota telah berkolaborasi dengan pelaku industri otomotif lokal yang telah menjadi sahabat lama, yaitu GAC Toyota Motor, entitas yang diciptakan melalui usaha patungan antara Toyota dan GAC sejak 2004.

Jadi daripada menghabiskan banyak waktu, tenaga, uang dan investasi untuk mobil listrik, Toyota cukup menggunakan platform GAC Aion Architecture Electric Platform (AEP) 3.0 untuk mengembangkan mobil listrik dengan logo Toyota di Cina.

Pendekatan ini jauh berbeda dari model Toyota bZ4x yang menggunakan e-TNGA dan juga dijual sebagai GAC Toyota bZ4x.

Bahkan, model ini juga menggunakan baterai Lithium Ferrous Phosphate untuk mengurangi biaya produksi dan menjual model ini semurah mungkin, dengan harga awal USD15.100.

Pendekatan ini menghemat biaya pengembangan, menurunkan risiko investasi dan jauh lebih cerdas. Faktanya, satu jam setelah model ini dipasarkan di China, GAC Toyota menerima 10.000 pesanan dalam waktu satu jam, sampai-sampai sistem server komputer mereka "macet".

Ini bukan pertama kalinya Toyota berkolaborasi dalam mengembangkan model baru. Sejarah telah menyaksikan Toyota memproduksi GR Supra bekerja sama dengan BMW, GR86 bekerja sama dengan Subaru dan untuk pasar Malaysia Toyota Vios diproduksi bekerja sama dengan Daihatsu.

Topik Menarik