Gawat, Trump Bakal Gunakan Opsi Militer untuk Rebut Terusan Panama
Presiden Donald Trump dilaporkan telah mengarahkan militer Amerika Serikat (AS) untuk mengembangkan rencana guna mengeklaim kembali dan merebut kembali Terusan Panama.
Militer Amerika juga diminta mengembangkan rencana untuk "mengamankan" Terusan Panama dari dugaan pengaruh China.
Langkah Trump itu diungkap sumber pemerintah AS yang dikutip Reuters, CNN, dan NBC, Jumat (14/3/2025).
Terusan Panama, rute maritim vital yang menghubungkan Samudra Atlantik dan Pasifik, telah berada di bawah kendali Panama sejak 1999 setelah Perjanjian Torrijos-Carter, yang menetapkan bahwa jalur tersebut akan tetap netral dan terbuka untuk semua negara.
Trump telah berulang kali mengancam untuk mengambil kembali kendali jalur air tersebut, dengan alasan "biaya yang tidak masuk akal" dan kekhawatiran atas meningkatnya kehadiran China di wilayah tersebut.
Awal tahun ini, Trump menolak untuk mengesampingkan penggunaan kekuatan militer untuk mengambil alih kendali kanal tersebut, dengan menyatakan bahwa semua opsi tersedia untuk melindungi kepentingan ekonomi dan keamanan nasional AS.
Dalam memo Panduan Strategis Pertahanan Nasional Sementara yang diperoleh CNN pada hari Kamis, Gedung Putih secara resmi meminta Pentagon untuk segera memberikan opsi untuk memastikan akses AS yang tidak terbatas ke kanal tersebut.
"Berikan opsi militer yang kredibel untuk memastikan akses militer dan komersial AS yang adil dan tanpa hambatan ke Terusan Panama," bunyi salah satu arahan dalam memo tersebut.
Komando Selatan AS telah mengembangkan rencana potensial, mulai dari "bermitra" erat dengan pasukan keamanan Panama hingga skenario di mana pasukan AS merebut kanal tersebut dengan paksa, kata pejabat yang tidak disebutkan namanya kepada NBC.
Sumber yang dikutip oleh Reuters juga mengatakan Pentagon telah diperintahkan untuk mengeksplorasi opsi militer untuk mengamankan akses AS ke jalur air tersebut.
Pejabat Panama sebelumnya dengan tegas menolak pernyataan dan ancaman Trump, sementara Otoritas Terusan Panama menegaskan bahwa terusan itu dioperasikan semata-mata oleh warga Panama, tanpa bukti yang mendukung klaim kendali China.
Presiden Panama Jose Raul Mulino menyatakan bahwa terusan itu adalah bagian dari “warisan yang tidak dapat dicabut" Panama dan menekankan bahwa Panama memegang kendali penuh atas operasinya.
Namun, setelah Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio secara pribadi menyampaikan ultimatum Trump ke Panama pada bulan Februari, Mulino membuat konsesi kepada Washington dengan menolak memperbarui perjanjian negara itu tahun 2017 dengan China di bawah Prakarsa Sabuk dan Jalan Beijing.