Para Tentara Israel Menangis usai Tinggalkan Koridor Netzarim di Gaza

Para Tentara Israel Menangis usai Tinggalkan Koridor Netzarim di Gaza

Global | sindonews | Rabu, 29 Januari 2025 - 03:30
share

Para tentara Israel yang berpartisipasi dalam serangan militer di Koridor Netzarim di Jalur Gaza tengah selama setahun terakhir telah meninggalkan daerah itu sambil menangis.

Mereka mengklaim "usaha mereka sia-sia", demikian dilaporkan Channel 14 Israel.

Para tentara mengatakan kepada saluran tersebut bahwa mereka merasa "sangat kecewa setelah hidup selama berbulan-bulan dalam kondisi yang sulit, di mana mereka melakukan operasi ofensif dan defensif" terhadap faksi-faksi perlawanan Palestina di Gaza.

"Namun, ketika mereka meninggalkan daerah itu, mereka merasa tujuan yang ditetapkan oleh tentara tidak tercapai seperti yang diharapkan," ungkap laporan itu.

Perdebatan berkembang di Israel tentang hasil dan dampak perang di lapangan.

Pada hari Senin, ribuan warga Palestina yang mengungsi mulai kembali ke Jalur Gaza utara setelah dipaksa keluar dari rumah mereka oleh perang genosida Israel.

Puluhan ribu orang berjalan kaki di sepanjang Jalan Al-Rashid di pesisir pantai berdasarkan perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tahanan antara Israel dan kelompok perlawanan Palestina Hamas.

Pasukan pendudukan Israel membuka Koridor Netzarim, yang memisahkan wilayah selatan dari utara, yang memungkinkan kendaraan Palestina untuk lewat.

Fase enam pekan pertama dari perjanjian gencatan senjata mulai berlaku pada 19 Januari, menangguhkan perang genosida Israel yang telah menewaskan lebih dari 47.000 warga Palestina, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak, dan melukai lebih dari 111.000 orang sejak 7 Oktober 2023.

Tujuh tawanan Israel, termasuk empat tentara, sejauh ini telah dibebaskan sebagai ganti 290 tahanan Palestina sejak kesepakatan tersebut mulai berlaku.

Diperkirakan 11.000 warga Palestina masih hilang di bawah reruntuhan rumah mereka dan infrastruktur sipil lainnya yang dihancurkan Israel.

Dengan kerusakan yang meluas dan krisis kemanusiaan yang telah merenggut nyawa banyak orang tua dan anak-anak, situasi ini merupakan salah satu bencana kemanusiaan global terburuk yang pernah ada.

Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan pada November tahun lalu untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di daerah kantong tersebut.

Topik Menarik