Klaim AS Hendak Bunuh Putin Bisa Picu Perang Nuklir dengan Rusia
Ketua Parlemen Rusia Vyacheslav Volodin memperingatkan bahwa setiap rencana Amerika Serikat (AS) untuk membunuh Presiden Vladimir Putin akan menimbulkan konsekuensi yang dahsyat, termasuk kemungkinan perang nuklir antara kedua negara.
Peringatan Volodin sebagai respons atas klaim jurnalis terkemuka Amerika Serikat (AS) Tucker Carlson bahwa pemerintahan Joe Biden telah berupaya membunuh Putin.
Carlson menyampaikan klaim mengejutkan tersebut di podcast-nya; "The Tucker Carlson Show", tanpa memberikan bukti konkret yang mendukung pernyataannya.
Volodin menyampaikan kemarahannya melalui Telegram, dengan menyatakan: "Rencana pembunuhan Putin, sekadar diskusi tentangnya adalah kejahatan, ancaman serius terhadap keamanan global, jalur langsung menuju perang nuklir."
"Semua lembaga internasional harus melihatnya sebagai dasar penyelidikan," paparnya, yang dilansir Russia Today, Kamis (30/1/2025).
Dia juga mendesak rakyat Rusia untuk menyadari beratnya tantangan dan ancaman yang dihadapi negara mereka.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menekankan bahwa Presiden Putin terlindungi dengan baik dari potensi ancaman, tetapi dia menahan diri untuk tidak mengonfirmasi atau menyangkal dugaan rencana AS untuk membunuh Putin.
"Badan intelijen Rusia terus-menerus mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk memastikan keselamatan publik, dan, tentu saja, keselamatan mereka yang berada di bawah perlindungan negara. Ini terutama menyangkut kepala negara," kata Peskov.
Ini bukan pertama kalinya tuduhan rencana AS untuk membunuh Putin muncul.
Pada September 2022, Newsweek mengutip sumber Pentagon yang menyatakan bahwa Departemen Pertahanan AS telah mempertimbangkan serangan "pemenggalan kepala" terhadap Putin sebagai opsi militer non-nuklir guna merespons ancaman serangan nuklir Moskow.
Rusia telah menolak klaim membuat ancaman serangan nuklir sebagai "delusi."
Volodin telah mengaitkan klaim Carlson dengan insiden lain, termasuk upaya untuk menyerang Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban dan Perdana Menteri Slovakia Robert Fico.
Dia juga merujuk pada serangan terhadap Donald Trump—yang sekarang menjadi presiden AS—selama kampanye Pemilu Amerika, yang menunjukkan bahwa peristiwa ini merupakan bagian dari pola yang lebih besar.
Saat kontroversi seputar klaim Carlson terus berkembang, Volodin telah mendesak badan-badan khusus Rusia untuk tetap waspada, dengan menekankan beratnya ancaman yang dihadapi negaranya.
"Kita harus memahami tantangan dan bahaya yang kita hadapi," katanya. "Itu berarti kita harus merasa bertanggung jawab," paparnya.