Hizbullah Peringatkan Konsekuensi Jika Israel Gagal Penuhi Batas Waktu Penarikan Pasukan

Hizbullah Peringatkan Konsekuensi Jika Israel Gagal Penuhi Batas Waktu Penarikan Pasukan

Global | sindonews | Jum'at, 24 Januari 2025 - 15:30
share

Gerakan Perlawanan Lebanon, Hizbullah, memperingatkan dengan semakin dekatnya batas waktu 60 hari bagi Israel untuk menarik pasukannya dari wilayah Lebanon, maka “wajib” bagi pasukan Zionis untuk sepenuhnya dan menyeluruh melaksanakan ketentuan perjanjian gencatan senjata.

Hizbullah menanggapi kebocoran baru-baru ini yang membahas kemungkinan pendudukan menunda penarikan pasukannya dan tetap berada di Lebanon lebih lama.

Kelompok tersebut menekankan hal ini akan “memerlukan semua pihak, terutama otoritas politik Lebanon, untuk menekan negara-negara sponsor perjanjian tersebut agar bertindak secara efektif dan menindaklanjuti hari-hari terakhir batas waktu.”

Hizbullah menambahkan penarikan pasukan harus dilaksanakan sepenuhnya, dengan mengerahkan tentara Lebanon di setiap jengkal tanah Lebanon, warga yang mengungsi harus segera kembali ke desa-desa mereka, dan tidak ada ruang untuk dalih apa pun untuk memperpanjang pendudukan.

Pernyataan tersebut menekankan setiap pelanggaran terhadap batas waktu 60 hari akan menjadi pelanggaran terang-terangan terhadap perjanjian, serangan berkelanjutan terhadap kedaulatan Lebanon, dan fase pendudukan baru.

Hal itu akan mengharuskan negara untuk menanggapi dengan menggunakan semua cara dan metode yang dijamin oleh konvensi internasional untuk merebut kembali tanah tersebut dan membebaskannya dari pendudukan.

Hizbullah menegaskan meskipun akan terus memantau perkembangan, setiap pelanggaran terhadap perjanjian dan komitmen tidak akan ditoleransi, dan setiap upaya menghindari perjanjian dengan alasan palsu tidak akan dapat diterima.

Kelompok tersebut menyerukan kepatuhan yang ketat, tanpa konsesi.

Perlu dicatat bahwa batas waktu 60 hari bagi pasukan Israel untuk menarik diri dari Lebanon selatan berakhir Minggu mendatang, menurut perjanjian gencatan senjata, yang mulai berlaku pada 27 November.

Menjelang batas waktu yang semakin dekat, Israel telah meminta Amerika Serikat memperpanjang masa tinggal militer Israel di Lebanon selatan selama 30 hari melampaui batas waktu yang ditetapkan oleh perjanjian gencatan senjata, menurut sumber yang mengetahui rincian tersebut yang berbicara kepada surat kabar Israel Haaretz.

Menurut surat kabar tersebut, pejabat dari Amerika Serikat, Prancis, Lebanon, dan Israel tengah mengadakan diskusi intensif mengenai masalah tersebut, menurut sumber diplomatik Prancis.

Prancis telah menyatakan akan menerima hasil apa pun yang dicapai pihak-pihak yang terlibat, termasuk Lebanon dan Israel, untuk memastikan kelanjutan gencatan senjata.

Dalam wawancara dengan Radio Angkatan Darat Israel, Duta Besar Israel untuk Amerika Serikat, Michael Herzog, mengonfirmasi Israel tengah berdiskusi dengan pemerintahan Trump untuk memperpanjang masa tinggal militer Israel di Lebanon selatan setelah hari Minggu, tanggal yang ditetapkan dalam perjanjian gencatan senjata.

Sementara itu, Israel terus melanggar perjanjian gencatan senjata dengan Lebanon, yang menunjukkan ketidakpedulian terhadap perjanjian internasional apa pun yang dibuat di bawah sponsor global, jaringan berita Al-Mayadeen melaporkan.

Topik Menarik