Intelijen Ukraina: Korea Utara Akan Kirim 150 Rudal Balistik untuk Bantu Perang Rusia
Korea Utara (Korut) diperkirakan akan mengirim bala bantuan, termasuk 150 rudal balistik, ke Kursk untuk membantu perang Rusia melawan Ukraina. Demikian diungkap kepala intelijen militer Ukraina Kyrylo Budanov.
Dalam sebuah wawancara dengan majalah The War Zone yang diterbitkan 23 Januari, Budanov mengatakan Pyongyang diperkirakan akan mengirim 150 rudal balistik jarak pendek KN-23 ke Rusia pada tahun 2025, sebagai tambahan dari 148 rudal yang telah dipasok pada tahun 2024.
Moskow selanjutnya akan menerima tambahan senjata self-propelled artillery Koksan M-1989 170 mm dan sistem roket peluncur ganda M-1991 240 mm, kata Budanov, seraya menambahkan bahwa Korea Utara menyediakan 120 buah dari masing-masing sistem ini dalam tiga bulan terakhir.
Tentara Korea Utara, lanjut dia, diharapkan melatih rekan-rekan Rusia mereka mengenai sistem yang disediakan.
Korea Utara telah menjadi pendukung utama Rusia dalam perangnya melawan Ukraina, menyediakan amunisi artileri, rudal, dan kontingen yang terdiri dari 12.000 tentara yang telah bergabung dengan Rusia dalam serangan terhadap pasukan Ukraina di Kursk.
Kyiv telah mengatakan bahwa pasukan Korea Utara telah menderita 4.000 korban, meskipun jumlahnya tidak dapat diverifikasi secara independen.
Budanov tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang jumlah bala bantuan Korea Utara atau jangka waktu kedatangan mereka.
The New York Times melaporkan bahwa menurut seorang pejabat Amerika Serikat yang dirahasiakan, pasukan Pyongyang baru dapat tiba dalam waktu dua bulan.
Para pakar yang diwawancarai oleh Kyiv Independent menghubungkan tingkat korban Korea Utara yang tinggi dengan kurangnya pengalaman dengan peperangan modern, taktik "gelombang manusia" yang digunakan terhadap posisi Ukraina yang bercokol, dan tekad pasukan Korea Utara untuk menghindari penangkapan, bahkan dengan mengorbankan nyawa mereka sendiri.
Hanya dua tentara Korea Utara yang ditawan Ukraina sejak Pyongyang mengerahkan pasukannya di Kursk musim gugur lalu.
Rusia telah meningkatkan upayanya untuk mengusir pasukan Ukraina dari posisi mereka di Kursk, yang telah dikuasai sejak awal Agustus 2024.
Wilayah tersebut diharapkan memainkan peran kunci dalam setiap negosiasi di tengah desakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk perundingan damai.