UKRIDA Gelar Forum Pelaku Bisnis Membahas Prospek dan Tantangan Ekonomi 2025

UKRIDA Gelar Forum Pelaku Bisnis Membahas Prospek dan Tantangan Ekonomi 2025

Terkini | sindonews | Kamis, 23 Januari 2025 - 09:29
share

Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) menggelar Seminar Nasional Economic Outlook 2025. Seminar yang dihadiri sekitar 400 peserta dari kalangan akademisi, mahasiswa, dan pelaku usaha ini memberikan gambaran komprehensif tentang tantangan dan peluang ekonomi di 2025. Seminar ini menjadi bagian dari pekan perayaan Dies Natalis ke-58 yang mengusung tema “Excellence to be a Blessing”, menghadirkan para pemimpin bisnis terkemuka.

Rektor UKRIDA, Prof. Dr.-Ing. Ir. Herman Parung menegaskan komitmen universitas untuk berkontribusi dalam pengembangan ilmu dan pemberdayaan masyarakat.

"Tahun 2025 akan menjadi tahun yang penuh dinamika dengan tantangan ekonomi global dan nasional yang semakin kompleks," ujarnya, melalui siaran pers, Kamis (23/1/2025).

Menurut Prof. Herman, krisis ekonomi pasca-pandemi, perubahan gaya politik, dan perkembangan teknologi yang pesat menghadirkan peluang sekaligus tantangan bagi dunia usaha di Indonesia.

Maka melalui forum ini, UKRIDA bertekad menjadi media bagi para pelaku usaha, akademisi, mahasiswa, dan publik untuk mengkaji secara mendalam mengenai prospek perekonomian Indonesia di tahun ini.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad, dalam paparannya sebagai pembicara utama, menyoroti ketergantungan ekonomi Indonesia terhadap kondisi global.

"Struktur PDB kita sekitar 20 ditentukan oleh ekonomi global. Saat ini, kita harus menghadapi tantangan dari kebijakan fiskal yang ketat dan hambatan perdagangan yang meningkat, terutama akibat kebijakan negara-negara besar seperti Amerika Serikat," jelasnya.

Ia juga mengingatkan pentingnya memperhatikan sektor-sektor utama seperti industri pengolahan, pertanian, dan perdagangan yang pertumbuhannya masih di bawah rata-rata ekonomi nasional.

"Jika sektor-sektor ini tidak mampu tumbuh di atas 5, kita akan menghadapi tantangan besar dalam mengurangi tingkat pengangguran," tegasnya.

Dalam forum diskusi yang dipandu Riawan Tamin dari komunitas pengusaha Tangan Di Atas, CEO BCA Armand Hartono menekankan pentingnya kesiapan menghadapi ketidakpastian. "Sebenarnya, tidak ada yang dapat mengetahui dunia ini tepatnya akan menjadi seperti apa di tahun 2025. Namun, bagian terpenting adalah cara kita siap menghadapi gejolak dan mencari peluang di tengah ketidakpastian," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa inovasi teknologi dan pembelajaran berkelanjutan menjadi kunci untuk bertahan di pasar yang kompetitif.

Kilala Tilaar, CEO Martha Tilaar Group, juga membagikan pengalamannya tentang transformasi industri kecantikan di era digital. "Dengan banyaknya persaingan yang benar-benar dahsyat saat ini, semua orang jadi ingin lebih bagus, lebih murah, lebih cepat," katanya.

Dalam kolaborasinya dengan Prof. Dr. Ir. Bernard Tirtomoeljono Widjaja, yang juga merupakan guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UKRIDA, Kilala mengungkapkan misinya untuk memberdayakan UKM.

"Saya memiliki misi untuk UKM yang dibantu oleh beliau, yaitu saya ingin setiap UKM yang masuk ke dalam program kami dapat mencapai satu juta dollar setahun. Dengan skala produksi yang lebih besar, kita dapat meningkatkan efisiensi dan memberikan kepuasan yang lebih baik bagi semua pihak," jelasnya.

Upaya Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UKRIDA dalam memberikan pendampingan dan bimbingan teknis bagi para UMKM sekitar yaitu Jakarta Barat juga terus dilakukan sebagai wujud implementasi kewajiban perguruan tinggi.

Saat ini UKRIDA juga turut serta berpartisipasi dalam mendukung program pemerintah memajukan sektor UMKM sehingga UMKM tetap terus menjadi penyumbang terbesar bidang sektor perekonomian nasional.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia, Suwandi Wiratno, menekankan pentingnya mengubah pola konsumsi menjadi produksi. "Kita harus menjadi produsen, bukan hanya konsumen. Kita harus bisa menciptakan nilai," tegasnya.

Dari sektor teknologi, Founder & CEO NXTX AI Nathanael Santoso menjelaskan perkembangan AI yang kini telah mencapai tahap reasoning power. "AI sekarang bisa memunculkan konsep-konsep baru berdasarkan data yang sudah dikumpulkan. Ini adalah perubahan besar dalam cara kita berbisnis," jelasnya.

Salah satu peserta yang hadir yaitu Lely Suryani, pemilik ekspor UMKM kakao yang juga memimpin Samudra Alfath Group dan Sekolah Ekspor menyampaikan bahwa penyelenggaraan seminar di perayaan Dies Natalis UKRIDA memberikan semangat kebersamaan untuk terus berinovasi.

Hal senada disampaikan Verianty, pelaku UMKM Alioek Snack dari komunitas Tangan di Atas. "Acara ini sangat baik dari segi pemilihan pembicara dan memberikan banyak pandangan yang baru," ujarnya.

Sementara itu, Henry Limanto, mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UKRIDA menyatakan bahwa melalui seminar tersebut ia dapat mengetahui tren global, perkembangan teknologi, kebijakan ekonomi, dan berbagai potensi Indonesia di tahun ini.

"Saya yakin wawasan yang disampaikan akan menjadi bekal berharga untuk melangkah lebih percaya diri menuju tahun 2025," tuturnya.

Topik Menarik