Gas Rusia Diam-diam Masih Ada di Uni Eropa, 837.300 Metrik Ton Mengalir di Awal 2025

Gas Rusia Diam-diam Masih Ada di Uni Eropa, 837.300 Metrik Ton Mengalir di Awal 2025

Terkini | sindonews | Selasa, 21 Januari 2025 - 07:44
share

Gas Rusia masih terus mengalir ke Uni Eropa (UE), meskipun benua biru itu berkomitmen untuk menghilangkan ketergantungannya kepada energi Rusia. Pengakuan ini dilontarkan oleh juru bicara Komisi Eropa pada awal pekan kemarin.

Impor gas alam cair (LNG) Uni Eropa dari Rusia melonjak dalam dua minggu pertama tahun 2025, naik lebih dari 10 secara tahunan. "Energi Rusia – terutama gas – masih ada di Uni Eropa," kata juru bicara EC untuk aksi iklim dan energi, Anna-Kaisa Itkonen dalam konferensi pers pada hari Senin (20/1) waktu setempat.

Lebih lanjut Ia memberikan catatan bahwa, Komisi Eropa berencana meluncurkan roadmap pada akhir Februari atau pertengahan Maret tahun ini dengan tujuan mengakhiri impor energi Rusia.

Pada pekan lalu, Politico melaporkan seperti dilansir RT, mengutip penyedia data komoditas Kpler, bahwa impor LNG Rusia oleh negara-negara anggota Uni Eropa telah melonjak ke level tertinggi sepanjang masa setelah mereka membeli 837.300 metrik ton gas super dingin dalam 15 hari pertama tahun ini.

Itkonen sebelumnya, juga mengakui bahwa impor gas Rusia Uni Eropa, terutama LNG, meningkat pada tahun 2024.

Impor melonjak lagi tak lama setelah Ukraina menolak untuk memperpanjang kontrak transit lima tahun dengan raksasa energi Rusia Gazprom pada akhir 2024. Keputusan tersebut menghentikan aliran gas alam Rusia lewat jalur pipa ke beberapa negara termasuk Rumania, Polandia, Hongaria, Slovakia, Austria, Italia, dan Moldova.

Menyusul eskalasi perang Ukraina pada tahun 2022 dan sabotase pipa Nord Stream, UE memprioritaskan untuk mengurangi ketergantungannya pada energi Rusia. Beberapa anggota secara sukarela berhenti mengimpor gas Rusia, sementara yang lain terus melakukannya.

Beberapa negara juga terus mengimpor LNG Rusia karena bahan bakar dingin tidak seluruhnya menjadi sasaran sanksi. Pada bulan Juni, Uni Eropa menargetkan LNG Rusia untuk pertama kalinya, dimana melarang operasi pemuatan ulang, transfer kapal ke kapal, dan transfer kapal ke pantai dengan tujuan mengekspor kembali ke negara ketiga melalui UE.

Sanksi tersebut memiliki masa transisi selama sembilan bulan. Menurut data yang dikumpulkan oleh Institute of Energy Economics and Financial Analysis, pada paruh pertama tahun 2024 Rusia adalah pemasok LNG terbesar kedua ke benua Eropa setelah AS.

Hilangnya gas Rusia diperhitungkan dapat merugikan Uni Eropa lebih dari 1 triliun euro, menurut Kirill Dmitriev, kepala eksekutif Dana Investasi Langsung Rusia.

Topik Menarik