Alasan Vietnam Ingin Gabung BRICS, Sudah Kantongi Dukungan Rusia
Vietnam terus mendekat ke BRICS, meski dibayangi bisa kehilangan dukungan dari Amerika Serikat atau AS. Diketahui Vietnam membutuhkan dukungan dari AS untuk memajukan ambisi ekonominya dan mendiversifikasi hubungan pertahanan.
Meski begitu Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Pham Thu Hang sempat menyatakan, Vietnam tetap tertarik dan terus memantau proses ekspansi BRICS. Hal ini disampaikan pada Mei tahun lalu, seperti dilansir Hanoitimes.
Vietnam terus memantau terkait kemungkinan bergabung dengan BRICS, yakni kelompok ekonomi negara-negara berkembang terdepan.
Menurut Hang, sebagai anggota komunitas internasional yang aktif dan bertanggung jawab, Vietnam berkomitmen untuk terlibat dan berkontribusi positif pada mekanisme, organisasi, dan forum multilateral global dan regional, sambil menerapkan kebijakan multilateralisme, diversifikasi, dan kemandirian dalam urusan luar negeri.
"Seperti banyak negara di dunia, kami memantau dengan cermat proses perluasan keanggotaan BRICS," kata Hang.
Sejak 1 Januari 2024, BRICS telah mencapai tonggak sejarah dengan menyambut lima anggota baru: Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab (UEA). Ekspansi BRICS berlanjut di awal tahun 2025, dengan menerima negara tetangga Vietnam di Asia Tenggara, yakni Indonesia sebagai anggota penuh BRICS.
Sehingga pada bulan ini, jumlah total negara di blok BRICS menjadi 10. Tahun 2025 menandai ekspansi kedua BRICS sejak 2010. Vietnam sendiri telah mendapatkan lampu hijau, usai Rusia menekankan bakal memberikan dukungan penuh untuk bergabung ke dalam BRICS.
Rusia akan memfasilitasi keinginan Vietnam untuk bergabung ke dalam BRICS , sebagai negara mitra bersama kelompok negara-negara berkembang utama. Hal ini disampaikan dalam pernyataan bersama kedua negara, setelah kunjungan dua hari Perdana Menteri Rusia, Mikhail Mishustin ke Hanoi.
"Pihak Rusia menyambut baik partisipasi aktif Vietnam dalam acara BRICS pada tahun 2024 dan menyatakan kesiapannya untuk menciptakan kondisi yang menguntungkan jika Vietnam bergabung dengan BRICS sebagai negara mitra," bunyi pernyataan itu seperti dilansir AP.
Merespons dukungan Rusia, Phạm Thu Hang memberikan catatan, sebagai anggota komunitas internasional yang aktif dan bertanggung jawab, Vietnam telah dan akan terus berkontribusi secara aktif dan bertanggung jawab pada mekanisme, organisasi, dan forum multilateral.
"Vietnam juga akan berkontribusi pada perdamaian, stabilitas dan pembangunan kawasan dan dunia sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan Vietnam," jelasnya.
"Vietnam secara konsisten mengejar kebijakan luar negerinya untuk kemerdekaan, kemandirian dan multilateralisasi dan diversifikasi hubungan internasional, dan menjadi teman tepercaya dan anggota masyarakat internasional yang bertanggung jawab," ucap Hang.
Pada 7 Januari 2025, Indonesia resmi bergabung dengan BRICS, untuk menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang melakukannya. Di kawasan Asia Tenggara ada juga Thailand dan Malaysia yang menjadi mitra resmi BRICS.
Dengan 10 anggota (Brasil, Rusia, India, dan China, sebagai anggota pendiri, dan kemudian bergabung dengan Afrika Selatan, Iran, UEA, Mesir, Ethiopia, dan Indonesia) dan delapan negara mitra resmi (Belarusia, Bolivia, Kuba, Kazakhstan, Malaysia, Thailand, Uganda, dan Uzbekistan), anggota BRICS saat ini menyumbang lebih dari setengah populasi dunia dan lebih dari 41 PDB global berdasarkan paritas daya beli (PPP).