3 Miliarder dengan Untung Terbesar hingga Paling Boncos di 2024

3 Miliarder dengan Untung Terbesar hingga Paling Boncos di 2024

Terkini | sindonews | Kamis, 9 Januari 2025 - 09:53
share

Kekayaan bersih miliarder di sepanjang tahun 2024 kemarin dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari ledakan AI (Artificial Intelligence), penurunan suku bunga Federal Reserve, hingga kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS.

Berikut adalah tiga miliarder dengan keuntungan terbesar hingga paling boncos pada tahun 2024. Kekayaan bersih dihitung sejak 8 Maret hingga November 2024.

3 Miliarder dengan Keuntungan Terbesar

1. Elon Musk

Perubahan sejak 8 Maret: USD120,7 miliar setara Rp1.954 triliun (dengan kurs Rp16,190 per USD)Kekayaan bersih: USD315.7 miliar (Rp5.111 triliun)Kewarganegaraan: AS

Musk naik satu posisi untuk menjadi orang terkaya di dunia, dengan mengantongi keuntungan USD120,7 miliar sejak 8 Maret 2024, dan membawa kekayaan bersihnya menjadi USD315,7 miliar.

Musk menjadi pemenang teratas di antara miliarder karena harga saham pembuat mobil listrik Tesla naik 93,7 antara 8 Maret dan 21 November, menjadikan harganya menyentuh USD339,6 dan kapitalisasi pasar lebih dari USD1,1 triliun.

Tesla melewati ambang batas USD1 triliun pada 8 November 2024, untuk pertama kalinya sejak awal 2022, karena Donald Trump yang didukung Musk mengamankan masa jabatan presiden kedua dan Musk melihat kekayaan bersihnya mencapai USD300 miliar pada hari itu untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua tahun.

Selama 16 hari setelah pemilihan presiden AS pada 5 November 2024, dan kemenangan Trump, harga saham Tesla melonjak sebesar 35,1 persen. Selanjutnya pada 12 November, Trump meminta Musk yang menjadi pendukung utama saat kampanye, dan Vivek Ramaswamy, seorang aktivis politik yang juga miliarder serta analis investasi, untuk memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah yang baru didirikan.

Seperti diketahui Musk telah ikut mendirikan tujuh perusahaan, termasuk diantaranya Tesla, produsen roket SpaceX, dan startup kecerdasan buatan xAI.

2. Larry Ellison

Keuntungan sejak 8 Maret: USD92,2 miliar (setara Rp1.492 triliun)Kekayaan bersih: USD233.2 miliar (Rp3.775 triliun)Kewarganegaraan: AS

Ellison, salah satu pendiri, chairman, dan CTO Oracle memperoleh keuntungan USD92,2 miliar, hingga menjadikannya pemenang tertinggi kedua di antara miliarder pada sepanjang tahun 2024. Dia juga naik tiga tempat dalam peringkat miliarder antara 8 Maret dan 21 November untuk menjadi orang terkaya kedua di dunia dengan kekayaan bersih USD233,2 miliar.

Saham Oracle melonjak 71,2 selama jangka waktu yang sama menjadi USD192,4 pada 21 November 2024. Selain itu, laba bersih Oracle meningkat sebesar 21 persen secara YoY pada Q1 tahun keuangan 2025 yang berakhir Agustus 2024, mencapai USD2,9 miliar.

Ellison ikut mendirikan Oracle pada tahun 1977 dan menjabat sebagai CEO hingga September 2014. Ia saat ini menjabat sebagai chairman dan chief technology officer. Menurut Forbes, dia memiliki sekitar 40 saham dari raksasa teknologi tersebut.

3. Jensen Huang

Penigkatan kekayaan sejak 8 Maret: USD50,2 miliar (Rp812,7 triliun) Kekayaan bersih: USD127.2 miliar setara Rp2.059 triliunKewarganegaraan: AS

Harga saham pembuat chip grafis NVIDIA naik 67,6 dari 8 Maret 2024, mencapai USD146,7 pada 21 November 2024, mendorong kekayaan bersih Huang menjadi USD127,2 miliar dan menghasilkan peningkatan kekayaan USD50,2 miliar.

Lonjakan ini memposisikan Huang sebagai pencetak keuntungan terbesar ketiga di antara miliarder dunia lainnya, Ia naik 11 posisi di peringkat miliarder untuk menjadi individu terkaya kesembilan secara global.

NVIDIA menjadi perusahaan paling berharga di dunia dengan USD3,6 triliun, per 21 November 2024, diikuti oleh Apple dengan USD3,5 triliun. Menurut Forbes, NVIDIA merancang sekitar 75 persen akselerator AI dunia, yang merupakan teknologi semikonduktor penting yang memicu aplikasi AI generatif seperti chatbot ChatGPT OpenAI.

Lonjakan permintaan unit pemrosesan grafis NVIDIA ini telah berkontribusi pada keunggulan perusahaan di pasar akselerator AI. Pada 8 November 2024, NVIDIA menggantikan Intel di Dow Jones Industrial Average blue-chip. Huang mendirikan NVIDIA pada tahun 1993 dan telah menjabat sebagai presiden, CEO, dan anggota dewan direksi sejak saat itu.

Tiga Miliarder dengan Kerugian Terbesar

1. Bernard Arnault

Kerugian sejak 8 Maret: USD77,8 miliar (Rp1.259 triliun) Kekayaan bersih: USD155.2 miliar (Rp2.512 triliun)Kewarganegaraan: Prancis

Arnault yang menjabat sebagai chairman dan CEO konglomerat barang mewah LVMH, bergeser dari individu terkaya di dunia ke posisi kelima setelah mengalami penurunan 32 untuk harga saham perusahaan menjadi USD605,1 antara 8 Maret hingga 21 November 2024.

Penurunan ini mengakibatkan penyusutan kekayaan bersih Bernard Arnault sebesar USD77,8 miliar menjadi USD155,2 miliar. Sebagai informasi LVMH didirikan pada tahun 1987 dengan menggabungkan Moët Hennessy dan Louis Vuitton, sementara Arnault telah memimpin group barang mewah tersebut sejak 1989.

2. Francoise Bettencourt Meyers

Penurunan kekayaan sejak 8 Maret: USD29 miliar (Rp469,5 triliun)Kekayaan bersih: USD70.5 miliar senilai Rp1.141 triliunKewarganegaraan: Prancis

Bettencourt Meyers, yang merupakan cucu dari pendiri L'Oreal dan wanita terkaya di dunia dalam Daftar Miliarder Dunia Forbes 2024 tahunan, telah jatuh menjadi wanita terkaya ketiga setelah digeser Alice Walton, yang kekayaan bersihnya mencapai USD97 miliar, dan Julia Koch dengan harta mencapai USD74,2 miliar, per 21 November 2024.

Kekayaan bersih Bettencourt Meyers turun USD29 miliar dari 8 Maret 2024, menjadi USD70.5 miliar pada 21 November 2024. Dalam peringkat secara keseluruhan, Bettencourt Meyers turun enam peringkat dalam lebih dari delapan bulan untuk menjadi individu terkaya ke-21 di dunia. Harga saham L'Oreal turun 28,1 dari 8 Maret hingga 21 November 2024, mencapai USD339,9.

3. Gautam Adani

Kehilangan harta sejak 8 Maret: USD26,3 miliar (Rp425,8 triliun)Kekayaan bersih: USD57.7 miliar (Rp934,2 triliun) Kewarganegaraan: India

Adani sebagai pendiri dan chairman Grup Adani, sempat didakwa dalam kasus penyuapan besar di AS, dan kerajaan bisnis miliknya menghadapi serangkaian kemunduran dan peningkatan pengawasan baik di seluruh dunia maupun di India.

Menurut pernyataan Departemen Kehakiman di New York pada 20 November 2024, Adani dan tujuh rekannya didakwa sehubungan dengan skema membayar suap lebih dari USD250 juta yang dijanjikan kepada pejabat pemerintah India untuk mengamankan kontrak energi surya senilai miliaran dolar.

Seorang juru bicara dari Adani Group membantah tuduhan tersebut, dengan menyatakan semua itu "tidak berdasar." Harga saham Adani Green Energy, entitas utama yang terkait dengan dakwaan AS, turun 40,6 sejak 8 Maret, menjadi USD13,6 pada 21 November 2024.

Ini terjadi lebih dari setahun setelah Hindenburg Research menuduh konglomerat itu melakukan manipulasi saham dan skema penipuan akuntansi pada Januari 2023, memotong USD112 miliar dari nilai pasarnya, sebelum Mahkamah Agung India membuat keputusan yang menguntungkan group setahun kemudian dan pulih secara substansial.

Topik Menarik