Putin Tantang AS Kerahkan Sistem Rudal Canggih THAAD ke Ukraina untuk Lawan Senjata Rusia
Presiden Rusia Vladimir Putin menantang Amerika Serikat (AS) untuk mengerahkan sistem rudal canggih THAAD ke Ukraina dan mengujinya melawan senjata Moskow.
AS telah memasok sistem THAAD atau Terminal High Altitude Area Defense ke Israel dan telah digunakan untuk menargetkan ancaman yang ditimbulkan oleh Iran.
Sistem THAAD termasuk dalam daftar senjata yang diminta Ukraina dari AS pada Desember 2023. Kyiv telah memohon agar sistem tersebut dikerahkan ke Ukraina untuk melawan agresi Rusia, meskipun Pentagon telah menolak prospek ini.
The National Interest melaporkan pada bulan ini bahwa THAAD adalah satu-satunya sistem di gudang senjata Amerika yang dapat mencegat target hipersonik seperti misil Oreshnik, yang kemampuannya dibanggakan Putin setelah uji tempur perdananya di Dnipro, Ukraina, pada November lalu.
Selama sesi tanya jawab tahunannya dengan warga Rusia dan media, Putin mengatakan pada hari Kamis bahwa kemampuan THAAD lebih rendah daripada kompleks S-400 Rusia.
Meski mengakui bahwa sistem Amerika lebih modern, Putin yakin bahwa kemampuannya lebih lemah, menurut laporan media Rusia, Lenta.ru, Jumat (20/12/2024).
Kompleks THAAD dirancang untuk mencegat dan menghancurkan rudal balistik jarak pendek, sedang, dan menengah pada fase terminalnya dan pertama kali digunakan pada tahun 2008.
THAAD telah dikerahkan ke Uni Emirat Arab, Israel, Rumania, dan Korea Selatan dan pada 17 Januari 2022 melakukan intersepsi operasional pertamanya terhadap rudal balistik jarak menengah musuh yang masuk ke Uni Emirat Arab.
Pada 13 Oktober tahun ini, Presiden AS Joe Biden mengesahkan pengerahan baterai THAAD untuk membantu pertahanan udara Israel melawan serangan rudal dan drone Iran yang telah terjadi dua minggu sebelumnya, serta pada bulan April.
Tak lama kemudian, AS mengatakan sistem itu tidak akan dikerahkan ke Ukraina, dengan wakil juru bicara Pentagon Sabrina Singh mengatakan kepada wartawan bahwa perang antara Rusia dan Ukraina berbeda dengan permusuhan di Timur Tengah.
"Saya tidak tahu apakah mereka [THAAD] ada di Ukraina atau tidak, menurut pendapat saya, tidak ada. Jika Amerika memutuskan untuk mengirimkannya, biarkan mereka melakukannya," tantang Putin.
"Kita dapat melihat apa yang dapat dipelajari anak buah kita di Ukraina dan bertanya apakah ada solusi teknis yang berharga bagi kita," imbuh Putin.
"Ada banyak orang kita di sana, yang juga berbagi impian kita untuk membersihkan negara mereka dari rezim neo-Nazi," lanjut Putin, menggunakan istilah yang digunakan Kremlin untuk menggambarkan pemerintah di Kyiv.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina Heorhiy Tykhy pada 6 Desember lalu mengomentari opsi pengerahan sistem rudal THAAD Amerika ke Kyiv.
"Tidak ada topik tabu dalam komunikasi kami dengan mitra tentang jenis senjata, sistem yang dapat ditransfer ke Ukraina," katanya.
Juru bicara Pentagon Sabrina Singh mengatakan pada 15 Oktober, mengenai penyediaan THAAD untuk Ukraina versus Israel, keduanya memiliki "kemampuan yang berbeda, perang yang berbeda, dan wilayah yang berbeda. Komitmen terhadap Israel dan Ukraina juga berbeda."
Sebelum Presiden terpilih Donald Trump memasuki Oval Office Gedung Putih pada 20 Januari 2025, antisipasi akan terus meningkat mengenai apa artinya dukungan Amerika untuk Kyiv mengingat kritiknya terhadap bantuan AS yang berkelanjutan.
Sementara itu, pemerintahan Biden telah meningkatkan dukungan militer dan keuangannya untuk Ukraina dalam minggu-minggu terakhir masa jabatannya.
Namun, kekhawatiran meningkat pada momentum Rusia di wilayah Donetsk tempat pasukan Moskow mendekati Pokrovsk, yang dapat menjadi landasan peluncuran untuk operasi lebih lanjut di sepanjang garis depan.