5 Keunggulan Tryzub, Senjata Laser Ukraina yang Mampu Menembak Jatuh Jet Tempur
Ukraina mengembangkan senjata laser yang mampu menembak jatuh target dari jarak lebih dari satu mil.
Berbicara di sebuah pertemuan puncak pertahanan di Kyiv minggu ini, Vadym Sukharevskyi, Komandan Angkatan Bersenjata Sistem Tak Berawak Ukraina mengatakan, "kita sudah dapat menembak jatuh pesawat dengan laser ini pada ketinggian lebih dari 2 kilometer (1,2 mil)."
"Ini benar-benar berfungsi, ini benar-benar ada," katanya, kantor berita Interfax-Ukraina. Dia menambahkan bahwa berbagai upaya sedang dilakukan untuk meningkatkan skala dan kemampuan senjata tersebut.
5 Keunggulan Tryzub, Senjata Laser Ukraina yang Mampu Menembak Jatuh Jet Tempur
1. Melambang Kekuatan Ukraina
Laser tersebut diberi nama Tryzub, atau dalam bahasa Ukraina berarti "trisula," yang mengacu pada simbol nasional Ukraina yang melambangkan kemerdekaan, kekuatan, dan persatuan.5 Tanda Kiamat yang Muncul dari Mekkah, dari Gunung Berlubang hingga Bayangan Kabah Tidak Terlihat
Sukharevskyi tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang laser Tryzub dan CNN tidak dapat memverifikasi klaimnya. Namun, para ahli mengatakan kepada CNN bahwa keberadaan Tryzub "mungkin saja."
2. Memiliki Teknologi yang Serupa dengan AS
Patrick Senft dari Armament Research Services, konsultan intelijen teknis yang mengkhususkan diri dalam penelitian senjata dan amunisi, mengatakan kepada CNN bahwa meskipun sedikit yang diketahui tentang sistem Tryzub, "sangat mungkin bagi Ukraina untuk mengembangkan senjata berenergi terarah (DEW) fungsional yang mampu menghancurkan beberapa target udara.""Hal ini khususnya dapat dicapai dengan menggunakan laser las komersial yang siap pakai yang dikombinasikan dengan teknologi lain yang tersedia," kata Senft, sambil menunjuk pada Sistem Senjata Laser (LaWS) milik Angkatan Laut AS yang telah beroperasi pada jarak yang sebanding sejak 2014.
Senft menjelaskan bahwa senjata berenergi terarah laser (DEW) khususnya efektif terhadap pesawat nirawak yang terbang rendah dan lambat yang digunakan oleh Rusia, karena pesawat nirawak tersebut terdiri dari komponen yang relatif rapuh dan rentan terhadap panas.
3. Menghancurkan Komponen Penting pada Drone
UAV yang terbang rendah, seperti pesawat nirawak serang satu arah Shahed-136/Geran-2 yang memiliki ketinggian rendah dan pola terbang yang stabil "membuatnya sangat rentan terhadap paparan laser yang berkelanjutan," kata Senft, "karena senjata tersebut dapat memusatkan energi pada titik tertentu untuk menghancurkan komponen penting."Senft menambahkan bahwa senjata tersebut memiliki dua keterbatasan utama, terkait seberapa cepat targetnya bergerak dan seberapa jauh laser kehilangan energinya. Target yang bergerak lebih cepat atau tahan panas (misalnya, peluru artileri, rudal balistik) jauh lebih sulit dinetralkan dan membutuhkan sistem yang lebih canggih, katanya.
4. Perlu Diuji lebih Lanjut
Fabien Hoffmann dari Proyek Nuklir Oslo (ONP) mengatakan ada beberapa tantangan teknis dalam menyebarkan sistem laser yang efektif untuk melawan drone atau rudal.“Tantangan-tantangan ini meliputi mengatasi masalah yang terkait dengan kekuatan sinar laser dan pendinginan sistem, penyerapan dan refleksi sinar laser oleh atmosfer (misalnya, karena awan atau hujan), dan fenomena yang dikenal sebagai ‘thermal blooming’. Thermal blooming terjadi ketika sinar laser memanaskan udara di sekitarnya, menyebabkannya menyebar, yang mengurangi kekuatan dan efektivitasnya dalam merusak target,” katanya.
“Untuk menilai seberapa efektifnya dalam peran pertahanan rudal, kita perlu melihat bagaimana kinerjanya dalam praktik,” imbuh Hoffmann.
5. Akan Digunakan Bersama dengan DragonFire
Hanya beberapa negara yang diketahui memiliki senjata laser, termasuk AS, China, dan Israel.Inggris saat ini juga sedang mengembangkan sistem senjata lasernya sendiri, yang disebut DragonFire, yang akan mulai beroperasi pada tahun 2027.
Pada bulan April, mantan Menteri Pertahanan Grant Shapps mengatakan bahwa DragonFire berpotensi digunakan di Ukraina untuk melawan pesawat nirawak Rusia, Reuters melaporkan.