Ekonom Prediksi BI Tahan Suku Bunga 6, Ini Alasannya

Ekonom Prediksi BI Tahan Suku Bunga 6, Ini Alasannya

Terkini | sindonews | Rabu, 18 Desember 2024 - 12:20
share

Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI, Teuku Riefky memproyeksikan Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan di level 6 pada Desember 2024.

Pertimbangan pertama, inflasi pada November 2024 turun ke 1,55 (yoy) dan mencapai titik terendahnya sejak April 2021. Sehingga mendekati batas bawah target inflasi BI, didorong oleh efek high-base dan melimpahnya pasokan pangan pascamusim panen.

"Angka inflasi yang lebih rendah pada November 2024 terutama didorong oleh turunnya inflasi bahan makanan dan deflasi harga pangan bergejolak akibat efek high-base dan melimpahnya pasokan bahan makanan pasca musim panen," ucap Riefky dalam keterangannya, Rabu (18/12/2024).

Dari sisi domestik, kata Riefky, inflasi melanjutkan tren penurunannya selama delapan bulan terakhir dan mendekati batas bawah target inflasi BI. Angka inflasi yang terus menurun diakibatkan oleh kombinasi dari permasalahan struktural yaitu lemahnya permintaan agregat domestik, efek high-base, dan faktor musiman.

Selain itu, pertimbangan lain adalah pasar modal di berbagai negara berkembang berada di bawah tekanan dalam dua bulan terakhir di tengah kekhawatiran atas potensi kenaikan tarif terhadap barang impor ke AS di bawah pemerintahan Donald Trump.

"Akibatnya, Indonesia mengalami arus modal keluar sekitar 0,75 miliar dolar AS sejak pertengahan November dan rupiah terdepresiasi sebesar 1,39 (mtm) dari Rp15.770 per dolar AS menjadi Rp15.990 per dolar AS dalam 30 hari terakhir," ujar Riefky.

Selain itu, pertimbangan lain adalah pasar modal di berbagai negara berkembang berada di bawah tekanan dalam dua bulan terakhir di tengah kekhawatiran atas potensi kenaikan tarif terhadap barang impor ke AS di bawah pemerintahan Donald Trump.

"Akibatnya, Indonesia mengalami arus modal keluar sekitar 0,75 miliar dolar AS sejak pertengahan November dan rupiah terdepresiasi sebesar 1,39 (mtm) dari Rp15.770 per dolar AS menjadi Rp15.990 per dolar AS dalam 30 hari terakhir," ujar Riefky.

Topik Menarik