Hindari Ghibah! Ini 5 Hadis tentang Ghibah yang Harus Dipahami Umat Muslim

Hindari Ghibah! Ini 5 Hadis tentang Ghibah yang Harus Dipahami Umat Muslim

Terkini | sindonews | Kamis, 12 Desember 2024 - 17:26
share

Hadis tentang ghibahmemberikan peringatan tegas kepada umat Muslim untuk menghindari perilaku membicarakan keburukan orang lain di belakang mereka.

Perbuatan ini tidak hanya menciptakan dosa besar, tetapi juga merusak hubungan sosial dan keharmonisan dalam masyarakat. Rasulullah SAW melalui beberapa hadis tentang ghibah menekankan pentingnya menjaga lisan dan menghindari dosa yang dapat membawa kerugian di dunia maupun akhirat.

Simak lima hadistentang ghibah berikut ini yang perlu dipahami agar kita senantiasa terhindar dari perilaku tercela ini!

5 Hadis Tentang Ghibah yang Perlu Dipahami

1. Pengertian Ghibah dari Rasulullah

Pada hadis riwayat muslim, dijelaskan dalam sabda rasulullah terhadap pengertian ghibah :

[arabOpen]عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ . قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ . قِيلَ أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِى أَخِى مَا أَقُولُ قَالَ إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدِ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ[arabClose]

Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bertanya, “Tahukah kamu, apa itu ghibah?” Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ghibah adalah kamu membicarakan saudaramu mengenai sesuatu yang tidak ia sukai.”

Seseorang bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimanakah menurut engkau apabila orang yang saya bicarakan itu memang sesuai dengan yang saya ucapkan?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Apabila benar apa yang kamu bicarakan itu tentang dirinya, maka berarti kamu telah menggibahnya (menggunjingnya).”

“Namun apabila yang kamu bicarakan itu tidak ada padanya, maka berarti kamu telah memfitnahnya (menuduh tanpa bukti).” (HR. Muslim no. 2589, Bab Diharamkannya Ghibah)

2. Ghibah dengan Membicarakan Kekurangan Badan Seseorang

Selain itu, terdapat juga hadis yang menjelaskan bagaimana seseorang dapat dikatakan melakukan ghibah karena membicarakan kekurangan badan seseorang.

[arabOpen]عَنْ أَبِيْ حُذَيْفَةَ عَنْ عَائِشَةَ, أَنَّهَا ذَكَرَتِ امْرَأَةً فَقَالَتْ :إِنَّهَا قَصِيْرَةٌ….فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اِغْتَبْتِها[arabClose]

“Dari Abu Hudzaifah dari ‘Aisyah bahwasanya beliau (‘Aisyah) menyebutkan seorang wanita lalu beliau (‘Aisyah) berkata :”Sesungguhnya dia (wanita tersebut) pendek”….maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata :”Engkau telah mengghibahi wanita tersebut” (Riwayat Abu Dawud no 4875 dan Ahmad (6/189,206))

3. Ghibah dengan Menirukan Gerakan Orang Cacat

Menirukan gerakan kecacatan orang adalah salah satu bentuk ghibah yang dijelaskan pada hadits berikut :

[arabOpen]قَالَتْ : وَحَكَيْتُ لَهُ إِنْسَانًا فَقَالَ : مَا أُحِبُّ أَنِّيْ حَكَيْتُ إِنْسَانًا وَ إِنَّ لِيْ كَذَا[arabClose]

“‘Aisyah berkata : “Aku meniru-niru (kekurangan/cacat) seseorang seseorang pada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ”. Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berkata :”Saya tidak suka meniru-niru (kekurangan/cacat) seseorang (walaupun) saya mendapatkan sekian dan sekian” (Hadits Shohih, riwayat Abu Dawud no 4875, At-Tirmidzi 2502 dan Ahmad 6/189)

4. Ghibah Terhadap Orang Kafir

Adapun hadits yang menjelaskan bagaimana jika seorang muslim mengghibah orang kafir yang dijelaskan pada hadits berikut :

Imam As-Shan’ani berkata: “Dan pada perkataan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam بِمَا يَكْرَهُ (dengan apa yang dia benci), menunjukan bahwa jika dia (saudara kita yang kita ghibahi tersebut) tidak membenci aib yang ditujukan kepadanya, seperti orang-orang yang mengumbar nafsunya dan orang gila, maka ini bukanlah ghibah” (Subulus salam 4/299)

5. Hukum Terhadap Ghibah

Terakhir, terdapat hukum terhadap perilaku ghibah yang dijelaskan pada hadits di bawah :

[arabOpen]قَالَ رَسُوْلُ الله صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لَمَّا عُرِجَ بِيْ, مَرَرْتُ بِقَوْمٍ لَهُمْ أَظْفَارٌ مِنْ نُحَاسٍ يَخْمِشُوْنَ وُجُوْهَهُمْ وَ صُدُوْرَهُمْ فَقُلْتُ : مَنْ هَؤُلآء يَا جِبْرِيْلُِ؟ قَالَ : هَؤُلآء الَّذِيْنَ يَأْكُلُوْنَ لُحُوْمَ النَّاسَ وَيَقَعُوْنَ فِيْ[arabClose]

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ketika aku dinaikkan ke langit, aku melewati sekelompok orang yang memiliki kuku-kuku dari tembaga, mereka melukai (mencakari) wajah-wajah mereka dan dada-dada mereka. Maka aku bertanya: ”Siapakah mereka ya Jibril?”. Jibril menjawab: ”Mereka adalah orang-orang yang memakan daging manusia dan mencela kehormatan mereka” (Riwayat Ahmad (3/223), Abu Dawud (4878,4879), berkata Syaikh Abu ishaq Al-Huwaini : Isnadnya shahih, lihat kitab As-Somt hadits no 165 dan 572)

Dalam Islam, menjaga lisan dan menjauhi perbuatan ghibah sangat ditekankan sebagai bentuk pengendalian diri yang penting.

Sebagaimana yang tercermin dalam lima hadits tentang ghibah yang telah dibahas, umat Muslim diajarkan untuk selalu berhati-hati dalam berbicara, terutama ketika membicarakan kekurangan orang lain.

Menghindari ghibah bukan hanya untuk menjaga keharmonisan antar sesama, tetapi juga untuk menjaga diri kita dari dosa besar yang dapat merusak hubungan sosial dan spiritual.

Semoga dengan pemahaman ini, kita semua dapat lebih bijak dalam berbicara dan senantiasa menjaga lisan dari perbuatan yang tercela.MG/ Raffirabbani Panatamahdi Adizaputra

Topik Menarik