4 Fakta Ekspedisi Sisik Naga yang Ungkap Bunga Langka di Hutan Purbalingga

4 Fakta Ekspedisi Sisik Naga yang Ungkap Bunga Langka di Hutan Purbalingga

Terkini | purwokerto.inews.id | Senin, 2 Desember 2024 - 20:40
share

PURBALINGGA, iNewsPurwokerto.id-Rangkaian Ekspedisi Sisik Naga berhasil mengungkap berbagai data dan fakta terkait kekayaan alam di hutan Purbalingga. Penelitian tersebut menemukan beragam keanekaragaman hayati, termasuk flora dan fauna, yang menjadi bagian penting dari ekosistem kawasan hutan tersebut.

Apa saja yang ditemukan dalam ekspedisi tersebut? Berikut 4 faktanya. 

1. Temuan Langka: Bunga dari Keluarga Rafflesia

Salah satu temuan yang menarik adalah identifikasi bunga langka dari Keluarga Rafflesia. Ketua Ekspedisi Sisik Naga, Gunanto Eko Saputro, dalam acara Public Expose hasil penelitian di Bioskop Misbar Purbalingga pada Minggu (1/12/2024), menjelaskan bahwa bunga tersebut adalah Rhizantes zippeli.

“Bunga ini tidak memiliki batang, akar, atau daun, dan hidup sebagai parasit pada akar tanaman Tetrastigma. Penemuan ini menarik karena spesies dari keluarga Rafflesiaceae jarang ditemukan di Pulau Jawa, biasanya lebih banyak tumbuh di Sumatera. Namun, ternyata hutan Purbalingga menyimpan keajaiban ini,” ujar Gunanto.

Temuan ini telah dilaporkan kepada peneliti dari BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), dengan harapan penelitian lebih lanjut dapat dilakukan untuk menggali potensi biodiversitas kawasan tersebut.

Sebagai informasi, Rhizantes zippeli merupakan spesies langka yang masuk dalam Apendiks I CITES, sehingga dilindungi dan dilarang diperdagangkan secara internasional.

2. Keanekaragaman Flora dan Fauna

Peneliti Ekspedisi Sisik Naga, Ika Bhineka Lestari, mengungkapkan bahwa selain Rhizantes, mereka juga mengidentifikasi 74 spesies flora, mulai dari tumbuhan bawah, semak, perdu, liana, hingga pohon. Pendataan dilakukan menggunakan metode line transek, dengan analisis vegetasi untuk menghitung struktur dan komposisi tumbuhan.

Pada fauna, penelitian ini menemukan 64 jenis burung, 13 mamalia, 15 jenis capung (odonata), 9 jenis katak (anura), dan 5 jenis reptil (squamata). Beberapa spesies di antaranya termasuk kategori terancam punah menurut IUCN.

 

Hijrah Utama, salah satu peneliti, menjelaskan bahwa beberapa spesies yang ditemukan, seperti Elang Jawa (Nizaetus bartelsii), Owa Jawa (Hylobates moloch), dan Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas), merupakan spesies yang status konservasinya kritis.

“Keanekaragaman ini menunjukkan bahwa kawasan Perbukitan Sisik Naga masih memiliki ekosistem yang relatif terjaga,” tambah Hijrah, yang juga merupakan penyuluh kehutanan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Jawa Tengah.

3. Lokasi dan Ancaman Kelestarian

Perbukitan Sisik Naga merupakan kawasan hutan yang membentang di utara Purbalingga, meliputi Kecamatan Rembang, Karangmoncol, Karanganyar, Karangjambu, hingga Karangreja. Nama "Sisik Naga" disematkan karena topografi berbukitnya menyerupai sisik naga jika dilihat dari Google Earth.

Namun, kelestarian kawasan ini terancam oleh aktivitas perburuan liar, penebangan, fragmentasi habitat, dan perambahan hutan yang telah memasuki kawasan hutan lindung. Oleh karena itu, pendataan ini diharapkan dapat menjadi dasar kampanye pelestarian lingkungan.

4. Pentingnya Pelestarian

Ekspedisi yang berlangsung pada 25-28 Oktober 2024 dan dilanjutkan pada 16-30 November 2024 ini dilaksanakan oleh komunitas pecinta alam Purbalingga bersama peneliti dari Bio-Explorer, Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED).

Selain itu, program ini mendapat dukungan dari Yayasan Astra Honda Motor (AHM) sebagai sponsor utama. Hal ini sejalan dengan komitmen Yayasan AHM dalam mendukung konservasi biodiversitas dan aksi terkait perubahan iklim sesuai target SDGs.

Gunanto menegaskan pentingnya melibatkan masyarakat dalam pelestarian kawasan Perbukitan Sisik Naga. “Kawasan ini adalah benteng terakhir keanekaragaman hayati di Purbalingga. Penting untuk menjaga kelestariannya agar kekayaan flora dan fauna yang ada tidak punah,” tutupnya.

Topik Menarik