Saat Pedagang Asing Lebih Senang Berdagang di Majapahit hingga Persediaan Koin di Cina Menyusut
Kerajaan Majapahit menjadi satu dari beberapa wilayah yang disinggahi pedagang-pedagang mancanegara. Para pedagang ini berdatangan ke Majapahit, melalui tiga pelabuhan utama di sisi timur Pulau Jawa, yakni Tuban, Gresik, dan Surabaya.
Tercatat ada beberapa pedagang internasional singgah di Majapahit, mulai dari Campa, Khmer, Thailand, Burma, Srilangka, India, hingga Cina. Mereka bahkan tak sekedar singgah saja, tapi juga tinggal beberapa waktu hingga bersedia ditarik pajak.
Kedatangan pedagang asing ini membuat berjalannya interaksi budaya, ekonomi, dan sosial. Beberapa peninggalan sejarah pun memang terekam di sekitar wilayah Trowulan, yang menjadi kawasan Kerajaan Majapahit. Banyaknya temuan uang logam asal Cina di era Dinasti Song pada 960 - 1279 Masehi, menandakan bagaimana hubungan antara pedagang Cina dan Majapahit.
Interaksi hubungan ini sebagaimana dikisahkan pada "700 Tahun Majapahit Suatu Bunga Rampai" membuat Cina ketergantungan impor merica dari Jawa. Alhasil banyak pula mata uang logam Cina yang mengalir ke Jawa, sehingga persediaan mata uang logam di Cina menyusut.
Pemerintah Cina berusaha untuk membendungnya karena perdagangan tersebut menguntungkan pihak saudagar, namun penyelundupan mata uang logam Cina tetap terjadi. Dari keterangan di atas dapatlah diketahui bahwa pada masa Majapahit hubungan dagang antara Cina dan Majapahit telah berkembang pesat.
Faktor lingkungan alam yang ikut mendukung berkembangnya perdagangan Majapahit lewat jalur pelayaran adalah adanya dua sungai besar di Jawa Timur, yaitu Bengawan Solo dan Sungai Brantas. Kedua sungai tesebut sebenarnya telah berperan sejak masa sebelum Majapahit, karena kedua sungai tersebut bermuara di laut Jawa yang merupakan jalur utama dalam perdagangan.
Apalagi sekitar tahun 1349 Masehi, ada dua jalur pelayaran dari dan Cina, yakni jalur pelayaran barat dan jalur pelayaran timur. Yang ada hubungannya dengan Jawa adalah jalur pelayaran barat, meliputi Vietnam-Thailand Malaysia-Sumatera-Jawa-Bali-Timor.
Rupanya kapal dagang Cina berangkat ke Indonesia melalui barat dan kembali ke Cina menyusuri pantai barat daya Kalimantan. Rupa-rupanya sebelum orang-orang Cina membuka pintu perdagangan dengan Indonesia, khususnya dengan Jawa Timur, maka pelayaran dan perdagangan kebanyakan di tangan bangsa Indonesia sendiri.