Jalanan Luas Konon Membelah Kompleks Istana Majapahit

Jalanan Luas Konon Membelah Kompleks Istana Majapahit

Nasional | okezone | Kamis, 27 Maret 2025 - 22:05
share

JAKARTA - Jalanan luas konon membatasi pola bangunan Istana Majapahit di masa lalu. Jalanan ini konon membentang dari arah timur ke barat dan utara ke selatan. Pendapat ini didasari pada dua teori ahli, dari ahli sastra Jawa kuno Theodoor Gautier Thomas Pigeaud, dan Henri Maclaine Pont ahli arsitektur bangunan Belanda.

Pada dalam keraton Majapahit diperkirakan terbagi dalam sembilan kotak oleh jalan-jalan yang berpotongan tegak lurus. Kotak di tengah diperuntukkan bagi kediaman raja. Kotak-kotak setelah tenggara dan barat daya diperuntukkan bangunan suci.

Kotak tengah di utara tempat kediaman raja diperuntukkan, sebagai tempat raja bertemu dengan rakyatnya yang biasanya disebut Siti Hinggil. Konon melihat pola Keraton Majapahit ini, maka jelas dapat dikatakan bahwa pola Keraton Majapahit menggunakan konsep pola kediaman raja sesuai dengan kepercayaan Hindu, sebagaimana dikutip dari buku "700 Tahun Majapahit Suatu Bunga Rampai". 

Pada mulanya Keraton Majapahit tidak dikelilingi oleh tembok yang tinggi seperti yang terdapat di Bali yang memang sejak awal telah direncanakan demikian. Tembok-tembok di Majapahit dibangun sesuai dengan kebutuhan, keamanan dan pertahanan. 

 

Pembangunan tembok dilakukan secara bertahap dimulai dari bagian tengah, sehingga akhirnya membentuk sembilan kotak halaman yang tidak sama luasnya. Mengikuti pola jalan utama dalam Keraton. Bagian tengah yang merupakan bagian yang sempit dibandingkan dengan bagian utara maupun bagian selatannya. Hal tersebut ditunjukkan oleh sisa susunan bata dari pondasi tembok tersebut.

Kelompok-kelompok perumahan yang berada disekitar keraton adalah kelompok perumahan Metahun, Wengker, di sebelah timur laut poros keraton, sedangkan di sebelah barat daya terdapat suatu kompleks kedaton yang menurut Pigeaud adalah tempat tinggal ibunda dari Hayam Wuruk.
 

Topik Menarik